Phenylephrine: Peringatan, Petunjuk Penggunaan, Dosis, dan Efek Samping

Phenylephrine: Peringatan, Petunjuk Penggunaan, Dosis, dan Efek Samping

Penulis: Dea | Editor: Umi

Phenylephrine merupakan obat untuk meredakan secara sementara hidung tersumbat akibat pilek, sinusitis, alergi saluran pernapasan atas, atau bronkitis.

Phenylephrine termasuk dalam kelas obat dekongestan yang bekerja dengan mengurangi pembengkakan pembuluh darah di saluran hidung.

Perlu Anda ketahui bahwa phenylephrine hanya bisa meredakan gejala, tetapi tidak dapat mengobati penyebab hidung tersumbat. Untuk mengurangi risiko efek samping yang serius, ikuti semua petunjuk dosis dengan hati-hati.

Baca Juga: Pilih Obat Batuk Pseudoephedrine atau Phenylephrine?

Peringatan Phenylephrine

Sebelum mengonsumsi phenylephrine sebaiknya Anda mengetahui beberapa hal berikut ini:

  • Hindari penggunaan phenylephrine bila Anda alergi dengan obat ini. Beri tahu dokter jika Anda alergi terhadap obat dekongestan lain, seperti pseudoephedrine atau ephedrine.
  • Phenylephrine tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat antidepresan golongan MAOI, seperti phenelzine atau tranylcypromine. Sampaikan pada dokter jika Anda mengonsumsi obat golongan MAOI dalam 2 minggu terakhir.
  • Beri tahu dokter atau apoteker mengenai riwayat kesehatan Anda, terutama jika Anda pernah atau mengidap tekanan darah tinggi, diabetes, kesulitan buang air kecil karena pembesaran kelenjar prostat, penyakit tiroid, gangguan mental, kejang, atau penyakit jantung.
  • Sampaikan pada dokter tentang semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat resep, nonresep, dan produk herbal).
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui
  • Jangan memberikan phenylephrine pada anak berusia di bawah 6 tahun tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu
  • Beberapa produk obat flu dan batuk pilek dalam bentuk sirop dengan kandungan phenylephrine mungkin mengandung tambahan gula dan aspartam, konsultasikan dengan dokter jika Anda menderita diabetes atau fenilketonuria (PKU) sebelum menggunakan phenylephrine
  • Hindari mengemudi, mengoperasikan mesin, atau melakukan aktivitas yang membutuhkan tingkat kewaspadaan yang tinggi, karena phenylephrine bisa menyebabkan kantuk, pusing, dan pandangan kabur.

Petunjuk Penggunaan Phenylephrine

Sebelum menggunakan phenylephrine, ikuti petunjuk dokter dan baca informasi pemakaian yang tertera pada label kemasan. Jangan mengurangi atau menambahkan dosis tanpa anjuran dari dokter.

Ingatlah bahwa obat ini hanya untuk penggunaan jangka pendek sampai gejala mereda.

Phenylephrine bisa Anda temukan dalam produk obat batuk atau obat flu, yang bisa dikombinasikan dengan obat lain.

Phenylephrine tersedia dalam bentuk tablet dan sirop. Untuk mencegah naiknya asam lambung, sebaiknya konsumsi phenylephrine setelah makan.

Produk kombinasi batuk pilek tanpa resep dokter, termasuk produk yang mengandung phenylephrine, dapat menyebabkan efek samping yang serius atau kematian pada anak. Oleh karena itu, konsultasikan lebih dulu dengan dokter mengenai penggunaan obat ini pada anak-anak.

Jika Anda memberikan obat ini kepada anak-anak, baca label kemasan dengan cermat dan ikuti petunjuk sesuai label resep. Berikan dosis yang sesuai dengan usia anak pada tabel. Jangan memberikan produk phenylephrine untuk dewasa kepada anak-anak.

Untuk phenylephrine sirop, kocok terlebih dahulu obat sirop dan gunakan sendok takar yang tersedia di dalam kemasan produk agar dosisnya akurat.

Hubungi dokter jika gejala tidak membaik setelah 7 hari. Simpan obat pada suhu kamar jauh dari kelembapan dan sinar matahari langsung.

Dosis Phenylephrine

Dosis phenylephrine akan berbeda untuk setiap pasien. Dokter akan memberikan dosis berdasarkan pada kondisi medis pasien dan respons tubuh terhadap pengobatan. Jika dosis Anda berbeda, jangan mengubahnya kecuali atas anjuran dokter.

Untuk mengatasi gejala hidung tersumbat

Dewasa: 10 mg setiap 4 jam, diminum hingga 7 hari. Dosis maksimal sebesar 60 mg/hari.

Anak usia >12 tahun: Sama seperti dosis dewasa.

Interaksi Obat

Phenylephrine bisa menimbulkan interaksi obat jika Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu secara bersamaan. Interaksi obat ini bisa menimbulkan efek samping atau menurunkan kinerja obat.

Pastikan untuk memberitahu dokter mengenai semua obat yang Anda konsumsi. Beberapa produk yang dapat berinteraksi dengan phenylephrine adalah:

  • Obat tekanan darah (terutama guanethidine, metildopa, atau beta blocker)
  • Obat dekongestan lain (seperti pseudoephedrine diminum atau dioleskan di hidung)
  • Obat glikosida jantung dan quinidine
  • Antidepresan trisiklik, seperti amitriptyline atau imipramine
  • Antidepresan golongan MAOI, seperti phenelzine atau tranylcypromine

Selain itu, penggunaan phenylephrine bersamaan dengan obat untuk mengatasi migrain (seperti sumatriptan) juga bisa meningkatkan risiko efek samping serius.

Efek Samping Phenylephrine

Segera kunjungi dokter jika Anda mengalami gejala reaksi alergi setelah mengonsumsi phenylephrine.

Selain dapat menimbulkan reaksi alergi, beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi phenylephrine antara lain:

Phenylephrine juga berpotensi memicu reaksi alergi obat dan efek samping serius, seperti:

Baca Juga: Apakah Obat Batuk dan Pilek Aman untuk Bayi?

Sumber

Drugs. (2022). Phenylephrine. www.drugs.com 

Cleveland Clinic. Phenylephrine oral tablet. my.clevelandclinic.org 

Mayo Clinic. (2022). Phenylephrine (Nasal Route). www.mayoclinic.org 

Medline Plus. (2022). Phenylephrine. medlineplus.gov 

Web MD. Phenylephrine 10 Mg Tablet Oral Decongestants – Uses, Side Effects, and More. www.webmd.com