Mengenal Dekongestan, Obat untuk Hidung Tersumbat

Mengenal Dekongestan, Obat untuk Hidung Tersumbat

Penulis: Heldania | Editor: Handa

Dekongestan adalah obat untuk meredakan hidung tersumbat yang terjadi saat seseorang menderita pilek, flu, alergi, atau sinusitis. Bagian dalam hidung dilapisi oleh pembuluh darah kecil yang bisa membengkak jika teriritasi. Imun tubuh merespon kondisi ini dengan meningkatkan aliran darah ke pembuluh tersebut. Pembuluh darah yang membengkak kemudian dapat menyumbat saluran napas yang menyebabkan hidung tersumbat.

Dalam hal ini, dekongestan dapat digunakan untuk meredakan penyumbatan hidung dengan cara mengecilkan pembuluh darah dan mengurangi pembengkakan di saluran napas sehingga memungkinkan seseorang untuk bernapas dengan lebih mudah. Namun, obat ini tidak dapat mengatasi bersin atau gatal dan hanya dapat meredakan hidung tersumbat dalam jangka pendek sehingga tidak menyembuhkan penyebab yang mendasari kondisi ini.

Jenis dan Kegunaan Dekongestan

Dekongestan dianggap relatif efektif untuk mengatasi sumbatan hidung ringan akibat alergi, virus, dan penyakit lainnya. Jika kondisi hidung tersumbat telah menjadi infeksi, penggunaan dekongestan mungkin bukan pilihan terbaik.

Anda mungkin memerlukan antibiotik untuk mengatasi infeksi sebelum menggunakan dekongestan untuk menghilangkan sumbatan. Umumnya, obat ini tersedia tanpa resep dokter dan di Indonesia beredar dalam beberapa jenis, seperti:

  • Oxymetazoline
  • Pseudoephedrine
  • Ephedrine
  • Ipratropium bromide
  • Phenylephrine.

Penggunaan dekongestan tergantung pada jenis produknya, terdapat produk yang dihirup dan diminum. Sementara dekongestan hirup adalah yang paling umum digunakan. Anda sebaiknya jangan menggunakannya lebih dari tiga hari. Menggunakannya lebih lama bisa membuat hidung Anda lebih tersumbat saat Anda menghentikan penggunaan.

Baca Juga : Obat Benzolac, Ketahui Kegunaan dan Aturan Pakainya

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Dekongestan

Sebagian besar orang dapat menggunakan dekongestan dengan aman. Namun, obat ini tidak untuk semua orang. Jangan menggunakan dekongestan atau tanyakan kepada dokter Anda sebelum menggunakannya jika Anda memiliki salah satu dari beberapa kondisi berikut:

  • Tekanan darah tinggi
  • Glaukoma
  • Penyakit jantung
  • Masalah tiroid (tiroid terlalu aktif)
  • Pembesaran prostat
  • Diabetes
  • Penyakit ginjal
  • Penyakit hati

Selain itu, jangan berikan dekongestan kepada anak di bawah usia 6 tahun. Tanyakan dengan dokter anak sebelum Anda memberikan obat ini kepada anak-anak berusia antara 6 sampai 12 tahun.

Pastikan juga Anda selalu berkonsultasi dengan dokter tentang obat apapun yang Anda gunakan saat ini dan kemungkinan dampak penggunaannya jika digunakan dengan obat-obatan lainnya. Jika Anda sedang hamil, mencoba hamil, atau menyusui, bicarakan juga dengan dokter Anda sebelum minum dekongestan.

Dekongestan yang diminum juga dapat membuat beberapa orang merasa gelisah atau sulit tidur. Jika Anda mengalami kondisi ini, kurangi kafein saat mengonsumsi dekongestan. Jika mengurangi kafein tidak membantu, Anda mungkin perlu berhenti minum kafein sepenuhnya. Sedangkan, dekongestan hirup cenderung tidak menyebabkan masalah ini dan bisa digunakan sebagai solusi jangka pendek.

Dosis dan Cara Aman Menggunakan Dekongestan

Berdasarkan cara pemakaian atau usia penderita, dosis dekongestan bervariasi, namun kebanyakan aman digunakan tiga sampai empat kali sehari. Dosis yang dianjurkan untuk dekongestan hirup biasanya adalah 5-7 kali sehari.

Perlu Anda catat, dekongestan ini tidak boleh digunakan lebih dari tujuh kali dalam sehari dan digunakan paling lama seminggu. Penggunaan dekongestan lebih dari 1 minggu bisa memperparah penyakit yang diderita.

Sementara itu, dosis yang biasanya dianjurkan untuk dekongestan oral bervariasi tergantung pada usia pasien. Sama-sama dikonsumsi 4-6 kali sehari, usia 6-12 tahun bisa mengonsumsi dosis 30 mg, sedangkan usia 12 tahun ke atas bisa mengonsumsi dosis 60 mg. Pastikan Anda mengikuti saran dokter dan baca petunjuk label untuk memastikan dosis yang aman dan akurat.

Selain itu, jika Anda menggunakan produk kombinasi yang mengandung dekongestan dan penghilang rasa sakit, periksa label sebelum mengonsumsi obat tambahan untuk memastikan Anda tidak menggandakan bahan aktif. Dokter dan apoteker dapat membantu Anda menentukan obat mana yang dapat dikombinasikan dengan aman.

Baca Juga : Xanax Obat Gangguan Kecemasan, Ketahui Manfaat dan Efek Sampingnya

Efek samping Dekongestan

Dekongestan dapat menyebabkan efek samping ringan. Beberapa kemungkinan efek samping dari penggunaan dekongestan, yaitu:

  • Mual
  • Muntah
  • Gugup
  • Gelisah
  • Lemas
  • Sakit kepala
  • Mulut kering

Efek samping khusus untuk penggunaan dekongestan hirup, meliputi:

  • Lubang hidung terasa terbakar, menyengat, atau kering
  • Meningkatnya cairan hidung
  • Bersin

Selain itu, ada juga sejumlah efek samping lebih serius yang harus segera dilaporkan ke dokter jika Anda mengalaminya, seperti:

  • Cemas berlebihan
  • Tekanan darah tinggi
  • Perubahan detak jantung atau ritme
  • Insomnia
  • Gemetar
  • Pusing atau pingsan yang parah
  • Mati rasa atau nyeri di tangan atau kaki
  • Halusinasi
  • Kejang
  • Psikosis
  • Disfungsi saluran kemih
  • Stroke dan perdarahan intrakranial

Baca Juga : 9 Obat Alami untuk Sakit Dada

Sumber

News Medical. (2019). What are Decongestants?. www.news-medical.net
Web MD. (2019). Decongestants. www.webmd.com
Verywell Health. (2020). An Overview of Decongestants. www.verywellhealth.com
Science Direct. Decongestant. www.sciencedirect.com
National Health Service. Decongestants. www.nhs.uk