Kejang: Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahannya

Kejang: Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahannya

Penulis: Novi | Editor: Handa

Ada banyak tradisi berkembang di masyarakat untuk menangani kejang yang dialami oleh seseorang. Tidak semua cara tersebut benar-benar efektif untuk menangani kejang. Akan tetapi salah satu yang bisa Anda lakukan untuk menolong orang saat kejang adalah dengan membaringkan dan menahan gerakan kejang secara lembut.

Kejang bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada anak-anak. Kejang yang bisa terjadi dengan berbagai gejala, seperti kaku, bengong, dan hilang kesadaran, umumnya berlangsung dalam waktu yang sebentar. Meski demikian, melihat seseorang yang mengalami kejang tentu Anda akan merasakan panik.

Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan untuk menangani kejang yang dialami oleh seseorang. Penanganan atau pengobatan kejang pada setiap orang tidak bisa disamaratakan. Penanganan kejang harus disesuaikan dengan faktor penyebabnya.

Penanganan Pertama saat Kejang Menyerang

Saat seseorang kejang, mereka mungkin bisa mengalami luka ataupun cedera. Untuk mencegah hal itu terjadi, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan saat kejang menyerang seseorang. Berikut beberapa cara pertama untuk menangani penderita kejang, yaitu:

  • Berusaha untuk tidak panik.
  • Baringkan penderita kejang pada tempat yang aman dan jauh dari berbagai hal yang berbahaya.
  • Gunakanlah alas untuk menyangga kepala penderita kejang.
  • Tahanlah gerakan penderita kejang secara lembut.
  • Jangan masukkan benda apapun ke dalam mulut seseorang saat kejang terjadi.
  • Longgarkan pakaian, terlebih di area leher.
  • Miringkan kepalanya. Tujuannya adalah untuk menghindari muntahan masuk ke dalam paru-paru, jika penderita kejang muntah.
  • Segera panggil bantuan orang-orang di sekitar, terlebih tim medis.
  • Temani penderita kejang hingga kejang berakhir atau hingga tim medis datang.

Setelah kejang berakhir, upayakan untuk menjaga penderita dalam kondisi berbaring dengan posisi miring. Selanjutnya, lakukan pemeriksaan pada ritme napas dan denyut nadi. Jika napas dan denyut nadi tidak teratur, Anda bisa melakukan tindakan resusitasi jantung paru (RJP) untuk mengembalikan kelancaran fungsi napas dan sirkulasi darah.

Anda pun perlu melakukan pemeriksaan medis setelah mengalami kejang. Tujuannya adalah untuk mengetahui penyebab kejang yang menyerang tubuh Anda. Dengan demikian, Anda bisa melakukan pengobatan ataupun penanganan yang tepat pada kejang tersebut yang disesuaikan dengan penyebabnya.

Baca Juga : Sering Pusing saat Bangun Tidur? Ketahui Penyebabnya

Diagnosis Kejang

Penanganan kejang tidak selalu sama pada setiap orang. Untuk mengetahui penanganan kejang yang tepat, Anda perlu terlebih dahulu melakukan pemeriksaan medis. Dengan begitu, dokter akan memberikan cara penanganan atau pengobatan yang tepat untuk Anda.

Sebelum memberikan jenis penanganan kejang yang Anda alami, dokter akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui penyebab kejang yang Anda alami. Berikut beberapa jenis pemeriksaan yang biasa dilakukan pada penderita kejang.

  • Pemeriksaan sampel darah di laboratorium.
  • Pemeriksaan sampel cairan otak dengan cara fungsi lumbal (prosedur pengambilan cairan otak atau tulang belakang).
  • Melakukan uji pencitraan, misalnya CT scan atau MRI.
  • Mengukur aktivitas listrik pada otak atau disebut elektroensefalografi (EEG).

Pengobatan Kejang

Pengobatan pertama yang mungkin akan diberikan dokter terhadap pasien adalah obat anti kejang. Obat ini diberikan dengan dosis yang berbeda-beda pada tiap pasien. Pemberian obat anti kejang sendiri bertujuan untuk menjaga kondisi pasien tetap stabil. Selain memberikan obat anti kejang, dokter mungkin memberikan jenis obat lain yang disesuaikan dengan penyebabnya.

Selain pemberian obat, dokter mungkin akan memberikan upaya penanganan lain. Penanganan tersebut berupa tindakan bedah untuk memperbaiki struktur otak yang mengalami kelainan ataupun penanaman alat khusus untuk mengatur aktivitas listrik di otak.

Sementara pada penderita epilepsi, dokter juga akan memberikan saran agar penderita menjalani pola diet ketogenik atau menjalani pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Dengan menjalani diet tersebut, diyakini serangan kejang pada penderita epilepsi bisa berkurang, bahkan dicegah.

Cara Pencegahan Kejang

Seringkali kejang tidak bisa dicegah, tetapi risiko serangannya bisa dikurangi. Cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi serangan kejang adalah dengan menjalani pola hidup sehat, seperti:

  • Mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
  • Rutin berolahraga.
  • Istirahat yang cukup.
  • Berusaha mengelola stress dengan baik.
  • Konsumsi obat sesuai anjuran dokter.
  • Hindari konsumsi NAPZA (Narkoba, Psikotropika, dan Zat Adiktif).

Selain melakukan pencegahan terhadap serangan kejang, Anda juga perlu menjaga diri agar tidak mengalami luka ataupun cedera saat kejang menyerang. Untuk itu, Anda bisa melakukan beberapa cara, seperti memasang karpet yang tebal, memasang bantalan empuk pada kursi dan meja, tidak mengendarai kendaraan, dan tidak berendam atau berenang saat sendiri.

Baca Juga : Penyebab dan Gejala Kejang yang Perlu Anda Pahami

Sumber

Healthdirect. (2019). Seizures. www.healthdirect.gov.au
Healthline. (2019). What You Should Know About Seizures. www.healthline.com
Jamaica Hospital Medical Center. (2017). Seizures First Aid Do’s and Don’ts. jamaicahospital.org
Kids Health. (2016). Seizures. kidshealth.org
Mayo Clinic. Seizures. www.mayoclinic.org
Verywell Health. (2021). Risk and Complication of Seizures. www.verywellhealth.com
WebMD. (2020). Seizure. www.webmd.com