Metamfetamin: Kegunaan, Cara Kerja, Efek Samping, dan Fakta Lainnya
Metamfetamin: Kegunaan, Cara Kerja, Efek Samping, dan Fakta Lainnya
Penulis: Heldania | Editor: Opie
Ditinjau oleh: dr. Tommy
Terakhir ditinjau: 22 Maret 2023
Metamfetamin adalah senyawa turunan dari amfetamin (kelompok obat yang merangsang sistem saraf pusat dan memengaruhi kinerja otak).
Baik metamfetamin maupun amfetamin bisa dijadikan obat untuk penyakit tertentu dengan catatan harus di bawah pengawasan dokter.
Sebab, konsumsi metamfetamin bisa menyebabkan kecanduan fisik maupun psikologis.
Baca Juga: Fakta-Fakta Psikotropika di Dunia Medis yang Perlu Anda Ketahui
Fakta tentang Metamfetamin
Berikut beberapa faktor menarik tentang metamfetamin:
- Metamfetamin bersifat neurotoksik (bisa merusak neuron dopamin dan serotonin di otak).
- Kebanyakan metamfetamin dibuat secara ilegal.
- Di dalam metamfetamin mungkin terkandung kafein, bedak, dan zat beracun lainnya.
- Penggunaan metamfetamin bisa berdampak pada frekuensi hubungan seksual tanpa kondom yang lebih tinggi dan perilaku kekerasan.
- Metamfetamin dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional di otak yang terkait dengan emosi dan memori.
- Perubahan struktural dan fungsional di otak tersebut mungkin tidak bisa diubah.
- Toksisitas metamfetamin meningkat bila digunakan dengan alkohol, kokain, atau opiat.
Penggunaan Metamfetamin sebagai Obat
Sebagai obat, metamfetamin digunakan untuk mengatasi beberapa kondisi berikut ini:
- Gangguan hiperaktif (ADHD) pada anak-anak – Obat stimulan sistem saraf pusat ini kerap dipakai untuk mengobati gangguan hiperaktif (ADHD) pada anak-anak. Gejala anak yang mengalami ADHD adalah perilaku hiperaktif dan impulsif, mudah terganggu, serta sulit berkonsentrasi.
- Mengobati narkolepsi – Penggunaan metamfetamin juga bisa untuk mengobati narkolepsi (gangguan tidur yang membuat penderitanya merasakan kantuk berlebihan). Narkolepsi menimbulkan rasa kantuk yang terjadi tiba-tiba, terlepas dari aktivitas yang sedang dilakukan.
Cara Kerja Metamfetamin
Obat psikotropika ini bekerja dengan cara meningkatkan jumlah tiga zat kimia otak (neurotransmitter), yakni serotonin, dopamin, dan norepinefrin.
Jika kadar ketiga neurotransmiter tersebut meningkat, maka aktivitas otak dan sistem peredaran darah juga akan mengalami peningkatan.
Akibatnya, seseorang yang mengonsumsi obat ini dapat meningkatkan kesadaran, denyut jantung, dan tekanan darah.
Metamfetamin juga meningkatkan energi dan menurunkan nafsu makan.
Konumsi metamfetamin harus dalam pengawasan dokter. Sebab, dalam dosis tinggi obat ini bisa membahayakan penggunanya dan menyebabkan kematian.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Metamfetamin
Jika menggunakan metamfetamin sebagai obat di bawah pengawasan dokter, ada beberapa efek samping yang mungkin dirasakan, yakni:
- Pusing dan sakit kepala
- Mual dan diare
- Sembelit dan sakit perut
- Berat badan menurun
- Kekeringan pada mulut
- Kesulitan untuk tidur
Metamfetamin tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Jika mengalami overdosis, berikut ini beberapa gejala yang mungkin dialami:
- Sesak saat bernapas
- Tremor (gangguan gerak yang ditandai dengan bergetarnya bagian tubuh)
- Hipertensi atau hipotensi.
- Aritmia atau masalah irama jantung (bisa terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur)
- Kesulitan untuk beristirahat
- Rhabdomyolysis (sindrom akibat kerusakan dan kematian jaringan otot rangka)
Baca Juga: Efek Berbahaya dari Flakka
Cara Penggunaan Metamfetamin
Pastikan Anda menggunakan metamfetamin sesuai anjuran dokter.
Luangkan waktu untuk membaca informasi yang tertera pada kemasan obat dengan teliti sebelum menggunakannya.
Ingat, obat ini hanya boleh dikonsumsi berdasarkan aturan dan resep dokter.
Perhatikan juga beberapa hal berikut ini:
- Konsumsi antara satu dosis dengan dosis berikutnya harus diberi jeda waktu yang cukup.
- Konsumsi metamfetamin di jam yang sama setiap hari guna memaksimalkan efek obat.
- Jika lupa mengonsumsi metamfetamin, minum segera begitu ingat.
- Jika jadwal konsumsi berikutnya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Interaksi Obat Metamfetamin
Berikut sejumlah interaksi obat jika mengonsumsi metamfetamin dengan obat lain:
- Tekanan darah meningkat – Terjadi jika mengonsumsi metamfetamin bersama antidepresan golongan penghambat enzim monoamin oksidase (MAOIs).
- Penyerapan obat-obatan tertentu oleh tubuh yang lambat – Contohnya bila dikonsumsi bersama phenobarbital (obat yang digunakan untuk mengontrol dan meredakan kejang akibat epilepsi dan kondisi lain).
- Risiko gangguan jantung dan pembuluh darah – Peningkatan risiko kondisi ini, seperti aritmia, bisa dialami jika metamfetamin dikonsumsi dengan obat antidepresan trisiklik.
- Efek stimulan dari metamfetamin yang terhambat – Ini bisa terjadi apabila Anda mengonsumsi metamfetamin bersama chlorpromazine, lithium, dan haloperidol.
Baca Juga: Pilih Obat Batuk Pseudoephedrine atau Phenylephrine?
SumberMedical News Today. (2018). Methamphetamine: What you should know. www.medicalnewstoday.com
National Institute on Drug Abuse. (2019). Methamphetamine DrugFacts. nida.nih.gov
Mayo Clinic. (2022). Methamphetamine (Oral Route). www.mayoclinic.org
MedlinePlus. (2021). Methamphetamine. medlineplus.gov