8 Gejala Diare, Selain Bikin Bolak-balik Buang Air Besar

8 Gejala Diare, Selain Bikin Bolak-balik Buang Air Besar

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 22 Juni 2023

 

Jika Anda mengalami diare, feses biasanya akan menjadi encer. Anda juga merasakan selalu ingin buang air besar beberapa kali sehari. Ada dua jenis diare jika dilihat dari intensitasnya, yaitu diare akut dan diare kronis.

Diare akut terjadi bila kondisi berlangsung selama 1–2 hari. Anda mungkin mengalami diare karena infeksi virus atau bakteri yang diperoleh melalui sesuatu yang Anda makan atau minum.

Sedangkan, diare kronis mengacu pada diare hampir setiap hari selama lebih dari 3–4 minggu. Beberapa penyebab umum diare kronis termasuk sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit celiac, dan radang usus (IBD).

Baca Juga: Ketahui Cara Membedakan Diare Akut dan Diare Kronis

Gejala Diare yang Sering Muncul

Pada dasarnya, gejala diare tergantung pada penyebabnya. Oleh karena itu, tidak semua gejala akan terjadi dalam setiap kasus diare.

Misalnya, lendir dalam tinja cenderung menjadi tanda kolitis ulseratif (salah satu jenis penyakit radang usus) atau sindrom iritasi usus besar.

Berikut ini tanda dan gejala yang sering muncul saat diare menyerang meliputi:

1. Tinja yang lembek dan cair

Gejala diare yang paling mudah dikenali adalah feses yang cair disertai frekuensi buang air besar yang sering hingga lebih dari 3 kali sehari.

Tinja atau feses yang normal cenderung berwarna cokelat, bertekstur lembut hingga keras, dan mudah dikeluarkan. Namun, saat terserang diare, bentuk feses akan bertekstur lembek bahkan cair, atau banyak orang menyebutnya dengan istilah mencret.

Feses yang lembek atau cair ini disebabkan oleh infeksi yang mengakibatkan terganggunya kerja usus dalam mencerna makanan.

Infeksi pada sistem pencernaan mengakibatkan usus menarik lebih banyak cadangan air dalam makanan sehingga feses tidak berbentuk padat.

2. Sakit perut

Selain feses yang encer, sakit perut merupakan gejala diare yang paling umum. Sakit perut saat diare terjadi akibat adanya proses infeksi, baik yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun parasit.

Ketika mengalami sakit perut, penderita juga akan merasakan mulas, sakit melilit, kram, bahkan disertai rasa perih dan panas di perut.

3. Perut kembung

Pada diare, perut kembung umumnya terjadi karena intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa adalah gangguan pencernaan akibat ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi enzim laktase yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa.

Diare akibat intoleransi laktosa terjadi karena laktosa yang tidak tercerna di usus kecil berpindah ke usus besar.

Setelah mencapai usus besar, laktosa difermentasi oleh bakteri di usus, membentuk asam lemak dan gas. Inilah yang menyebabkan kembung, gas, dan sakit perut melilit.

4. Demam

Infeksi bakteri atau virus tertentu dapat menyebabkan demam. Di sisi lain, demam ketika diare menyerang bisa menjadi tanda tubuh mengalami dehidrasi.

Semakin tinggi demam Anda, menunjukkan bahwa semakin parah dehidrasi yang Anda alami.

5. Mual dan Muntah

Mual dan muntah ketika diare bisa disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya adalah efek dari infeksi pada sistem pencernaan.

Infeksi akibat bakteri Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus bisa melepaskan racun yang memicu sistem pencernaan memproduksi gas berlebihan, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di perut.

Pada saat bersamaan, infeksi merangsang pusat muntah di batang otak sehingga memicu gejala mual dan muntah.

Selain itu, muntah saat diare juga bisa menjadi pertanda Anda mengalami dehidrasi. Jika muntah saat diare, disertai gejala lain, seperti demam tinggi, darah atau lendir pada feses, segera periksakan diri ke dokter, karena kondisi ini sudah memasuki keadaan darurat medis.

6. Tenesmus

Tenesmus adalah istilah medis yang menggambarkan keinginan untuk buang air besar atau merasa belum tuntas buang air besar. Rasa ingin terus buang air besar ini merupakan efek dari rasa mulas yang terjadi saat diare.

Selain pada diare, tenesmus juga bisa dikaitkan dengan kondisi medis lain, seperti radang usus (termasuk penyakit Crohn atau kolitis ulseratif), tumor usus, dan irritable bowel syndrome (IBS).

7. Kelelahan

Ketika mengalami diare, Anda tentu akan terus merasa mulas dan sakit melilit. terlebih lagi, dalam sehari, Anda bisa bolak-balik ke toilet hanya untuk buang air besar.

Kondisi ini tentu bisa mengganggu aktivitas dan menimbulkan rasa lelah karena harus bolak-balik ke toilet.

8. Lendir dalam feses

Peradangan akibat infeksi pada sistem pencernaan umumnya akan menyebabkan produksi lendir dalam feses berlebih.

Namun, bila jumlah lendir dalam feses saat diare meningkat atau disertai adanya bercak darah, maka Anda perlu waspada. Hal ini karena kondisi tersebut bisa jadi tanda diare kronis.

Selain gejala-gejala di atas, kemungkinan terdapat tanda dan gejala lainnya yang bisa terjadi saat terserang diare. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.

Baca Juga: Ketahui Hubungan Warna Feses dengan Kondisi Kesehatan Anda

Komplikasi Diare

Diare sering kali tidak berbahaya dan hanya sementara. Namun, dalam beberapa kasus, diare dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.

Meski diare bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari, Anda tetap tidak boleh meremehkan kondisi ini. Dalam beberapa kasus, diare dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.

Komplikasi yang umum terjadi akibat diare adalah dehidrasi dan malabsorpsi. Oleh karena itu, Penting untuk memperhatikan lebih jauh gejala diare yang Anda alami.

Segera kunjungi dokter jika Anda mengalami diare yang tidak kunjung sembuh, atau jika Anda mengalami gejala dehidrasi.

Baca Juga: 6 Buah yang Baik Dikonsumsi saat Diare

Sumber

Mayo Clinic. (2021). Diarrhea. www.mayoclinic.com

NIDDK. (2016). Symptoms and Causes of Diarrhea. www.niddk.nih.gov

UCSF Health. (2021). Diarrhea:  Signs and Symptoms. www.ucsfhealth.org

WebMD. (2021). Diarrhea Symptoms: When Is It Something More Serious? www.webmd.com