Ketahui Cara Membedakan Diare Akut dan Diare Kronis

Ketahui Cara Membedakan Diare Akut dan Diare Kronis

Penulis: Anita | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 18 Desember 2022

 

Diare kerap kali menjadi salah satu tanda adanya masalah di pencernaan yang umum terjadi di masyarakat Indonesia. Gangguan yang membuat perut melilit ini biasanya tidak memerlukan penanganan medis dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu beberapa jam atau hari.

Ciri utama diare tentunya adalah konsistensi tinja yang encer dan keinginan untuk buang air besar secara terus-menerus, tapi tahukah Anda bahwa terdapat dua jenis diare, yaitu diare kronis dan diare akut?

Baca Juga: Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari Saat Diare

Perbedaan Diare Akut dan Diare Kronis

Secara garis besar, perbedaan antara diare akut dan kronis terletak pada durasi diarenya. Diare akut berlangsung paling lama 14 hari dengan frekuensi buang air besar sebanyak lebih dari tiga kali per harinya. Sementara diare kronis merupakan diare yang terjadi lebih dari 14 hari.

Umumnya, diare akut adalah tipe diare yang sering dialami khalayak umum dan tidak terlalu membutuhkan perhatian medis. Lain halnya dengan diare kronis yang merupakan tanda dari adanya gangguan yang lebih serius. Karenanya diare kronis biasanya memerlukan pemeriksaan serta penanganan medis.

Dari segi gejala, tidak ada perbedaan yang mencolok antara diare akut dan diare kronis. Penderita diare akan mengalami gejala seperti:

  • Tinja yang lunak dan berair
  • Demam
  • Mual
  • Kelelahan
  • Kram perut
  • Muntah

Namun, pada diare kronis, penderitanya juga bisa mengalami malnutrisi, kembung, penurunan berat badan, dan sakit perut.

Apa yang Menyebabkan

Meskipun sama-sama penyakit diare, tetapi diare akut dan diare kronis kadang kala memiliki penyebab yang berbeda. Diare akut kebanyakan dipicu oleh infeksi virus, seperti norovirus dan rotavirus. Terkadang bakteri juga dapat menjadi biang keladi dari diare akut.

Diare kronis dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti:

  • Infeksi Parasit. Parasit yang berasal dari makanan atau minuman yang tidak higienis bisa masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi usus serta memicunya. Pemeriksaan ada tidaknya infeksi parasit dilakukan melalui tes tinja dan biopsi.
  • Masalah di Pencernaan. Gangguan di pencernaan berupa radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD), seperti penyakit Crohn dan radang usus besar, dapat menyebabkannya. Ciri utama yang muncul biasanya demam, adanya darah dalam tinja, mual, letih, kembung, dan sakit perut.
  • Konsumsi Alkohol atau Kafein yang Berlebih. Zat alkohol dan kafein bisa membuat tinja menjadi encer dan berair. Saat Anda berhenti mengonsumsi alkohol atau kafein, maka diare akan berhenti dengan sendirinya.
  • Konsumsi Pemanis Buatan. Konsumsi pemanis buatan secara berlebih mampu memicunya. Sebaiknya kurangi konsumsi pemanis buatan seperti manitol dan sorbitol,

Tidak hanya pemanis buatan, gula alami fruktosa yang terdapat dalam buah juga bisa menyebabkannya apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak.

  • Sensitif dengan Laktosa. Jika Anda senang meminum atau mengonsumsi makanan dan minuman berbahan dasar susu, maka penyebabnya bisa akibat laktosa dalam susu yang sulit dicerna oleh usus.
  • Menggunakan Obat-Obatan Tertentu. Medikasi tertentu seperti antasida yang mengandung magnesium hidroksida, obat kemoterapi, antibiotik, obat pencahar, dan antidepresan bisa membuat Anda mengalaminya. Meskipun jarang terjadi, teh herbal yang mengandung zat pencahar alami juga dapat memicunya.

Penanganan Diare Akut dan Diare Kronis

Penderita diare akut dianjurkan untuk mengonsumsi oralit dan menghindari makanan serta minuman berbahan dasar susu selama 24 sampai 48 jam. Untuk mengatasi gejala diare akut, Anda dapat mengonsumsi obat antidiare. Jangan mengonsumsi obat antidiare apabila Anda sedang demam tinggi atau terdapat darah dalam tinja.

Diare akut yang dipicu oleh bakteri atau virus memerlukan obat antivirus atau antibiotik dari dokter.

Penanganan diare kronis karena kondisi medis tertentu memerlukan pergantian pola makan. Dokter akan menganalisa makanan apa yang bisa menjadi penyebab diare kronis Anda. Biasanya, Anda juga akan diminta untuk mengonsumsi makanan berserat rendah, minum air, menghindari kafein dan alkohol, serta mengurangi porsi makan.

Antibiotik dan obat-obatan tertentu akan diresepkan oleh dokter jika diare kronis akibat oleh bakteri atau parasit.

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila Anda mengalami diare yang berkepanjangan diiringi dengan penurunan berat badan atau ada darah dalam tinja, segera konsultasikan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Diare Berkepanjangan

Sumber

American College of Gastroenterology. Diarrheal Diseases – Acute and Chronic. www.gi.org

Healthline. (2019). Chronic Diarrhea. www.healthline.com

Medical News Today. (2019). Cause of chronic diarrhea and how to treat it. www.medicalnewstoday.com

Medscape. (2020). Diarrhea. www.emedicine.medscape.com