Kokain: Bahaya, Cara Kerja dan Cara Menangani Kecanduan

Kokain: Bahaya, Cara Kerja dan Cara Menangani Kecanduan

Penulis: Heldania | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 27 November 2022

 

Kokain adalah obat golongan stimulan kuat yang sangat adiktif yang dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan, perhatian, dan energi.

Kokain dibuat dari daun tanaman Erythroxylum coca yang berasal dari Amerika Selatan yang telah diekstrak dan dimurnikan.

Zat ini tersedia dalam beragam bentuk. Bentuk paling umum adalah bubuk putih halus atau berupa kristal batu padat. Bahaya dipakai sebagai narkoba, berikut informasi tentang efek buruk kokain yang perlu Anda ketahui.

Baca Juga: Bahaya Narkoba bagi Kesehatan Tubuh

Fakta Singkat Kokain

Beberapa fakta berikut akan menambah pengetahuan Anda tentang kokain:

  • Di beberapa negara, kokain secara medis dipakai sebagai obat bius lokal.
  • Zat ini juga kerap disalahgunakan sebagai narkoba.
  • Di Tanah Air, Kementerian Kesehatan RI menggolongkan kokain ke dalam NAPZA (Narkotik, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) golongan I.
  • Selain itu, di Indonesia kokain hanya dapat dipakai untuk tujuan ilmu pengetahuan.
  • Beberapa nama lain kokain yang cukup dikenal adalah coke, snow, rock, blow, dan crack.

Cara Kerja Kokain

Sebelum mengetahui efek buruk kokain secara lengkap, ada baiknya Anda memahami cara kerja kokain terlebih dulu, yakni:

  • Sistem dopamin mesolimbik otak bisa dirangsang oleh banyak hal, seperti makanan, seks, dan penyalahgunaan obat-obatan, termasuk kokain.
  • Dalam keadaan normal, dopamin dilepaskan oleh neuron ke dalam sinaps (celah kecil antara dua neuron).
  • Dopamin mengikat protein khusus yang disebut reseptor dopamin. Lewat proses ini, dopamin membawa pesan kimia (membawa sinyal dari neuron ke neuron).
  • Protein khusus lain yang disebut transporter menghilangkan dopamin dari sinaps untuk didaur ulang dan digunakan lebih lanjut.
  • Penyalahgunaan narkoba dapat mengganggu keadaan normal di atas.
  • Itu karena kokain yang bekerja dengan cara mengikat transporter dopamin menghalangi pelepasan dopamin dari sinaps.
  • Dopamin yang terakumulasi di sinaps menghasilkan sinyal yang kuat ke neuron.
  • Itulah yang menyebabkan pengguna kokain mengalami euforia segera setelah memakainya.

Efek Buruk Kokain

Efek buruk kokain terbagi menjadi dua jenis, yakni jangka pendek dan jangka panjang yang lebih serius. Beberapa efek jangka pendek penggunaan kokain termasuk:

  • Energi yang terasa intens
  • Kebahagiaan yang intens
  • Tingkat kewaspadaan yang tinggi
  • Sensitivitas ekstrem terhadap sentuhan, suara, dan penglihatan
  • Lebih mudah marah dan tersinggung
  • Paranoid (sebuah masalah psikologis berupa rasa curiga dan takut berlebihan)
  • Nafsu makan berkurang

Orang yang sering menggunakan kokain mungkin juga mengalami efek samping dan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti:

  • Sakit kepala
  • Kejang
  • Penyakit jantung
  • Serangan jantung
  • Stroke
  • Mood problems (masalah suasana hati)
  • Masalah seksual
  • Kerusakan paru-paru
  • Kecanduan yang berbahaya atau overdosis
  • Perubahan jangka panjang dalam kimia otak akibat pemakaian dosis yang lebih kuat dan lebih sering
  • Kesulitan untuk berpikir, tidur, dan mengingat sesuatu karena tubuh dan pikiran bergantung pada pemakaian obat
  • Memperlambat kemampuan bereaksi terhadap sesuatu, misal dalam hal berkomunikasi
  • Kematian mendadak karena overdosis, serangan jantung, kejang, henti napas, dan koma (khususnya bagi jika memakai kokain bersamaan dengan alkohol)
  • Gagal ginjal yang tiba-tiba, khususnya bagi penderita hipertensi karena kokain menyebabkan tekanan darah lebih tinggi
  • Merusak saluran pencernaan
  • Penyempitan pembuluh darah ke usus yang membuat usus tidak mendapatkan cukup oksigen dan menimbulkan tukak (luka)
  • Kebocoran di lambung atau usus yang dapat berakhir pada kematian jaringan usus atau saluran cerna.

Selain itu, berdasarkan cara penggunaannya, kokain juga dapat memberikan efek buruk berikut:

  • HIV atau hepatitis. Ini terjadi jika Anda memakai kokain dengan menggunakan jarum suntik atau menyuntikkannya ke dalam tubuh.
  • Kerusakan jaringan usus. Kondisi ini umumnya akan terjadi pada pengguna kokain dengan cara ditelan.
  • Masalah penciuman. Ketika menggunakan kokain dengan cara dihirup, tak hanya kehilangan penciuman, tetapi Anda kemungikinan juga akan mengalami mimisan, pilek, dan kesulitan menelan.

Baca Juga: Inilah Efek Ganja Bagi Tubuh Yang Perlu Diketahui

Perawatan untuk Pecandu Kokain

Berbagai macam jenis terapi dan konseling merupakan perawatan yang paling umum untuk mengatasi kecanduan kokain.

Dalam hal ini, Anda mungkin perlu tinggal di pusat rehabilitasi, sebab melakukan konseling dengan terapis terlatih dapat membantu Anda membuat perubahan pada perilaku dan proses berpikir.

Untuk obat, hingga saat ini tidak ada obat yang dipakai untuk mengobati kecanduan kokain. Bagian terpenting dari rencana perawatan terhadap kecanduan kokain adalah Anda harus segera menghentikan pemakaian.

Saat menghentikan pemakaian kokain, sebagian besar pecandu akan melalui fase yang disebut withdrawal (penarikan) yang menghasilkan gejala:

  • Depresi
  • Kecemasan
  • Kelelahan
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Meningkatnya rasa lapar
  • Mengidam obat (kokain)
  • Mimpi buruk
  • Menggigil, nyeri saraf, nyeri otot

Pastikan Anda menyiapkan diri untuk melalui gejala-gejala dari fase ini. Jika gagal menahan diri dan overdosis, kondisi Anda akan lebih sulit diobati. Beberapa tanda fisik overdosis kokain meliputi:

Overdosis kokain juga dapat menimbulkan efek terhadap kondisi mental, seperti:

Baca Juga: Penyalahgunaan Kandungan NAPZA

Sumber

National Institute on Drug Abuse (NIDA). (2021), What is cocaine?. www.drugabuse.gov

MedlinePlus. (2021). Cocaine. www.medlineplus.gov

Web MD. (2021). What Is Cocaine?. www.webmd.com

Addiction Center. (2021). Cocaine Addiction and Abuse. www.addictioncenter.com

Sumber