Ini 9 Jenis Vitamin Larut Air yang Perlu Dipahami

Ini 9 Jenis Vitamin Larut Air yang Perlu Dipahami

Penulis: Ossy | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 8 Maret 2023

 

Anda mungkin sering mendapatkan saran untuk minum vitamin atau memakan makanan yang mengandung banyak vitamin.

Namun, tahukah Anda bahwa vitamin diklasifikasikan menjadi vitamin larut air dan larut lemak?

Kali ini kita akan membahas vitamin yang dapat larut dalam air.

Baca Juga: Pahami Berbagai Mineral dan Vitamin untuk Tulang yang Sehat

Apa itu vitamin larut dalam air?

Vitamin larut dalam air adalah vitamin yang ikut larut bersama air saat memasuki tubuh.

Tak heran, vitamin dengan jenis ini tak bisa disimpan lama-lama di dalam tubuh Anda.

Oleh karena itu, Anda perlu lebih sering mengonsumsi vitamin atau makanan yang mengandung vitamin larut air.

Berbagai Jenis Vitamin Larut Air

Setidaknya terdapat  sembilan vitamin yang larut dalam air vitamin.

Kesembilan vitamin tersebut adalah delapan macam vitamin B dan vitamin C.

Berikut adalah jenis, manfaat dan sumber vitamin yang larut air:

1. Vitamin B1 (Thiamin)

Thiamin terdiri dari beberapa jenis seperti tiamin pirofosfat, tiamin trifosfat, tiamin mononitrat, dan tiamin hidroklorida.

Thiamin bertindak sebagai koenzim yang memiliki peran dalam berbagai proses metabolisme seperti mengubah nutrisi yang kita makan menjadi energi.

Anda dapat memperoleh B1 dari hati ayam atau sapi, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sereal gandum.

Kekurangan vitamin B1 jarang terjadi, tetapi mereka yang memiliki diabetes dan asupan alkohol berlebih dapat meningkatkan risikonya.

Kekurangan vitamin B1 dapat menimbulkan penyakit beri-beri dan sindrom Wernicke-Korsakoff.

2. Vitamin B2 (Riboflavin)

Riboflavin adalah satu-satunya vitami larut air yang digunakan sebagai pewarna makanan. Di samping itu, riboflavin juga berfungsi sebagai koenzim dalam berbagai reaksi kimia.

Vitamin ini berperan dalam pengubahan nutrisi menjadi energi, membantu konversi vitamin B6 menjadi bentuk aktif, dan membantu konversi triptofan menjadi niasin (Vitamin B3).

Anda dapat makan telur, sayuran berdaun, brokoli, susu, kacang polong, jamur, dan daging untuk memenuhi kebutuhan vitamin B2.

3. Vitamin B3 (Niasin)

Niasin adalah satu-satunya vitamin B yang dapat diproduksi tubuh Anda dari nutrisi lain.

Seperti vitamin B lainnya, vitamin B3 berfungsi sebagai koenzim yang berperan penting dalam fungsi seluler dan sebagai antioksidan.

Peran lain dari vitamin B3 adalah mendorong proses metabolisme yang dikenal sebagai glikolisis, yaitu ekstraksi energi dari glukosa.

Niasin dapat ditemukan pada hati ayam atau sapi, ikan, unggas, telur, produk susu, biji bunga matahari, kacang tanah, dan sereal olahan.

Kekurangan vitamin B3 dapat menimbulkan 3D atau diare, dermatitis, dan demensia.

4. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)

Asam pantotenat ditemukan di hampir semua makanan. Ini pun sesuai dengan namanya yang berasal dari bahasa Yunani, pantothen yang berarti dari setiap sisi.

Hampir semua makanan mengandung vitamin B5. Anda bisa mendapatkannya dari hati sapi atau ayam, biji bunga matahari, jamur, sayuran dan berbagai jenis biji-bijian.

Suplemen B5 aman dikonsumsi, tetapi jika terlalu banyak dapat menimbulkan diare dan masalah pencernaan.

Baca Juga: Rekomendasi Buah-buahan yang Mengandung Vitamin A

5. Vitamin B6 (Pyridoxine)

Vitamin B6 adalah sekelompok nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan piridoksal fosfat, koenzim penting dalam jalur metabolisme.

Vitamin ini bisa Anda dapatkan di hati hewan yang biasa dikonsumsi manusia, salmon, biji bunga matahari dan kacang pistachio.

Yang perlu Anda ketahui adalah bahwa kasus kekurangan vitamin B6 sangat jarang terjadi.

6. Vitamin B7 (Biotin)

Suplemen biotin seringkali dikonsumsi dengan tujuan menyehatkan rambut, kuku, dan kulit mereka.

Anda bisa menemukan B7 di jeroan sapi atau ayam, kuning telur, daging, kacang polong, kembang kol, jamur dan kacang-kacangan.

7. Vitamin B9 (Folat)

Vitamin B9 dapat berwujud folat, asam folat, dan L-methylfolate.

Folat sangat penting dalam pertumbuhan sel dan berbagai fungsi metabolisme tubuh. Anda dapat menemukan vitamin B9 di hati ayam atau sapi, sayuran hijau, kacang-kacangan, biji bunga matahari dan asparagus.

Kekurangan vitamin B9 dapat menimbulkan anemia dan risiko kecacatan pada bayi.

8. Vitamin B12 (Cobalamin)

Vitamin B12 merupakan vitamin yang mengandung kobalt sehingga disebut juga cobalamin.

Ada empat jenis utama vitamin B12 yaitu cyanocobalamin, hydroxocobalamin, adenosylcobalamin dan methylcobalamin.

Anda dapat menemukan cobalamin di jeroan, telur, ikan, daging, gurita, tiram, ikan herring, tuna, dan lainnya.

Karena umum didapatkan dari makanan hewani, maka tak heran bahwa para vegan memiliki risiko kekurangan vitamin jenis ini.

Untungnya vitamin B12 juga bisa ditemukan di tempe dan beberapa ganggang, seperti rumput laut nori.

Tak hanya mereka yang vegan, lansia juga berisiko mengalami kekurangan vitamin B12. Ini karena usia berpengaruh terhadap proses penyerapannya pada tubuh.

Anemia dan gangguan fungsi neurologis adalah gejala dari kekurangan vitamin B12.

9. Vitamin C (asam askorbat)

Anda tentu sering mendengar bahwa konsumsi vitamin C sangat penting bagi tubuh.

Vitamin C memilih sejumlah manfaat seperti:

  • Pertumbuhan kolagen
  • Penyembuhan luka
  • Pembentukan tulang
  • Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
  • Penyerapan zat besi
  • Memperkuat pembuluh darah
  • Sebagai antioksidan

Anda bisa mendapatkan vitamin C pada buah-buahan dan sayur. Contohnya, jambu biji, jeruk, paprika, brokoli, stroberi, melon atau tomat.

Kekurangan vitamin C menyebabkan kudis, gusi bengkak dan berdarah, atau pertumbuhan jaringan yang buruk.

Apakah Anda memerlukan suplemen vitamin?

Jika Anda makan makanan dengan nutrisi yang lengkap, Anda mungkin tidak memerlukan suplemen apa pun.

Namun, jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang menjalani gaya hidup tertentu, maka Anda mungkin membutuhkan sumber vitamin dalam bentuk suplemen makanan.

Baca Juga: Manfaat dan Dosis Vitamin C yang Aman untuk Ibu Hamil

Sumber

WebMD. (2021). Water-Soluble vs. Fat-Soluble Vitamins. www.webmd.com

Healthline. (2017). The Water-Soluble Vitamins: C and B Complex. www.healthline.com 

Lykstad J, Sharma S. (2022). Biochemistry, Water Soluble Vitamins. www.ncbi.nlm.nih.gov