Ketahui Jenis-Jenis Demensia

Ketahui Jenis-Jenis Demensia

Penulis: Emy | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 14 Oktober 2022

Demensia adalah istilah umum untuk kehilangan ingatan (pikun) dan kemampuan kognitif lainnya yang cukup parah, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Kondisi disebabkan oleh perubahan sel saraf di otak.

Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum, tetapi ada banyak jenisnya. Berikut jenis-jenis demensia paling umum yang perlu untuk diketahui.

1. Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah bentuk demensia yang paling umum, setidaknya memengaruhi 70% dari semua penderita demensia. 

Penyakit Alzheimer bisa bersifat sporadis atau familial. Penyakit Alzheimer sporadis dapat menyerang orang dewasa di segala usia, tetapi biasanya terjadi setelah usia 65 tahun dan merupakan bentuk penyakit Alzheimer yang paling umum.

Penyakit Alzheimer familial adalah kondisi genetik yang sangat langka, yang disebabkan oleh mutasi pada salah satu dari beberapa gen. Kehadiran gen yang bermutasi berarti bahwa orang tersebut pada akhirnya akan mengembangkan penyakit Alzheimer, biasanya terjadi pada usia 40-an atau 50-an.

Gejala Alzheimer

Pada tahap awal, gejala penyakit Alzheimer hampir tidak kentara. Namun, seringkali dimulai dengan kehilangan ingatan dan kesulitan menemukan kata yang tepat saat berkomunikasi sehari-hari. Gejala lain mungkin termasuk:

• Kesulitan ingatan yang terus-menerus dan sering, terutama dari kejadian baru
• Ketidakjelasan dalam percakapan sehari-hari 
• Hilangnya antusiasme terhadap aktivitas yang dinikmati sebelumnya 
• Butuh waktu lebih lama untuk mengerjakan tugas rutin
• Melupakan orang atau tempat terkenal
• Ketidakmampuan untuk memproses pertanyaan dan instruksi
• Kemerosotan keterampilan sosial
• Ketidakpastian emosional

Gejala bervariasi dan penyakit berkembang dengan kecepatan yang berbeda sesuai dengan individu dan area otak yang terkena.

Baca Juga: Demensia dengan Alzeimer, Apa Bedanya?

2. Demensia Vaskular

Demensia vaskular adalah istilah untuk demensia yang berhubungan dengan masalah sirkulasi darah ke otak. Ada beberapa jenis demensia vaskular. Dua yang paling umum adalah demensia multi-infark dan penyakit Binswanger.

Demensia vaskular biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan neurologis dan teknik pemindaian otak seperti computerized tomography (CT) atau tes magnetic resonance imaging (MRI). Demensia vaskular bisa sangat sulit dibedakan dari bentuk demensia lainnya.

3. Lewy Body Dementia (LBD)

Penyakit lewy body dementia disebabkan oleh degenerasi dan kematian sel saraf di otak. Jenis demensia ini didiagnosis dengan melihat riwayat kesehatan, pola hidup, dan gejala secara cermat.

Penyakit lewy body dementia mirip dengan penyakit Alzheimer dalam banyak hal, dan di masa lalu terkadang sulit untuk membedakan keduanya. Penyakit ini dapat terjadi dengan sendirinya atau bersamaan dengan penyakit Alzheimer dan / atau demensia vaskular.

Mungkin sulit untuk membedakan penyakit lewy body dementia dengan penyakit Parkinson, dan beberapa orang dengan penyakit Parkinson juga mengembangkan demensia yang mirip dengan yang terlihat pada penyakit lewy body dementia.

4. Demensia Frontotemporal (FTD)

Demensia frontotemporal (FTD) adalah nama yang diberikan untuk demensia yang disebabkan oleh kerusakan progresif pada lobus frontal dan / atau temporal otak. 

Lobus frontal kanan dan kiri di bagian depan otak terlibat dalam suasana hati, perilaku sosial, perhatian, penilaian, perencanaan, dan pengendalian diri. Kerusakan dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan intelektual dan perubahan kepribadian, emosi, dan perilaku. 

Lobus temporal kanan dan kiri di kedua sisi otak terlibat dalam memproses apa yang kita dengar dan memahami apa yang kita dengar dan lihat. Kerusakan dapat menyebabkan kesulitan mengenali objek atau memahami atau mengungkapkan bahasa.

Gejala FTD bergantung pada area otak mana yang rusak. Berbeda dengan penyakit Alzheimer, ingatan seringkali tetap tidak terpengaruh pada FTD, terutama pada tahap awal. Ketika lobus frontal terpengaruh pertama kali, perubahan utama ada pada kepribadian dan perilaku, dan ini disebut FTD varian perilaku. Ketika lobus temporal terpengaruh pertama kali, ada kehilangan keterampilan bahasa. Ada dua jenis FTD di mana bahasa terganggu – afasia non fluent progresif dan demensia semantik.

Dalam varian frontal atau perilaku FTD, terdapat perubahan dalam perilaku, kebiasaan, kepribadian dan / atau respons emosional seseorang. Gejala bervariasi dari orang ke orang tergantung pada area lobus frontal yang rusak. Beberapa orang dengan FTD perilakunya menjadi sangat apatis, sementara sebagian yang lain menjadi tidak terkendali.

5. Demensia dengan HIV

Ketika seseorang mengidap HIV dan AIDS, mereka mungkin mengalami komplikasi penyakit yang dikenal sebagai demensia terkait HIV, atau AIDS Dementia Complex (ADC).

ADC memang jarang terjadi, tetapi dapat meningkat seiring perkembangan penyakit menjadi sekitar 7% pada orang yang tidak memakai obat anti-HIV. Tidak semua orang yang mengidap HIV / AIDS akan mengembangkan ADC, tetapi beberapa orang bisa mengembangkannya.

6. Demensia terkait Alkohol

Demensia terkait alkohol, seperti namanya, adalah bentuk demensia yang terkait dengan konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, sehingga mempengaruhi memori dan fungsi mental lainnya. 

Saat ini tidak jelas apakah alkohol memiliki efek toksik langsung pada sel-sel otak, atau apakah kerusakan tersebut disebabkan oleh kekurangan tiamin, vitamin B1. Masalah nutrisi, yang sering menyertai penggunaan alkohol secara konsisten atau episodik, dianggap sebagai faktor penyebab.

Bagian-bagian penting otak mungkin mengalami kerusakan melalui kekurangan vitamin, terutama pada tingkat defisiensi tiamin yang nyata dan efek langsung alkohol pada penyerapan dan penggunaan tiamin.

Siapa pun yang minum alkohol dalam jumlah berlebihan dapat mengembangkan kondisi ini, tetapi kebanyakan tidak. Tidak diketahui mengapa beberapa peminum yang sangat berat berisiko demensia, sementara yang lain tidak. Faktor pola makan dan gaya hidup lainnya diperkirakan juga berperan.

Baca Juga:Perawatan Anggora Keluarga yang Terkena Demensia

Sumber