Vitamin Neurotropik, Vitamin untuk Cegah Kerusakan Saraf

Vitamin Neurotropik, Vitamin untuk Cegah Kerusakan Saraf

Penulis: Umi Fatimah

Anda mungkin pernah mengalami kesemutan, kram, atau mati rasa pada tangan dan kaki. Meskipun keluhan kesemutan atau mati rasa bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis, keluhan ini biasanya merupakan tanda adanya masalah pada saraf. Kerusakan saraf (neuropati) ini bisa terjadi akibat kekurangan vitamin neurotropik.

Vitamin neurotropik merupakan kelompok vitamin yang mengandung vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12. Vitamin neurotropik sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga sistem saraf tetap sehat. Inilah mengapa vitamin neurotropik disebut sebagai “vitamin saraf”.

Baca Juga: Neuropati Perifer: Tipe, Gejala, dan Penyebab

Fungsi Vitamin Neurotropik

Vitamin B1, B6 dan B12 yang terkandung dalam vitamin neurotropik masing-masing memiliki banyak manfaat, terutama untuk mendukung kesehatan sistem saraf. Adapun manfaat dari masing-masing jenis vitamin neurotropik antara lain:

1. Vitamin B1

Vitamin B1, juga dikenal sebagai tiamin memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan sistem saraf. Nutrisi ini berfungsi membantu tubuh dengan mengubah makanan (karbohidrat) menjadi bahan bakar (glukosa) yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi. Vitamin B1 juga dibutuhkan tubuh untuk memproses lemak dan protein, serta membantu sistem saraf berfungsi dengan baik.

Tubuh kita tidak mampu menghasilkan vitamin B1, sehingga nutrisi ini perlu didapatkan melalui makanan atau suplemen agar tubuh tidak kekurangan kadar vitamin B1.

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Kemenkes RI untuk laki-laki dewasa usia di atas 14 tahun, kebutuhan vitamin B1 harian yang diperlukan adalah 1.2 mg, sedangkan wanita dewasa berusia di atas 14 tahun adalah 1,0 mg.

Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan gejala, seperti kebingungan, kelemahan otot, dan masalah jantung.

Pada makanan, vitamin B1 dapat ditemukan secara alami dalam daging sapi, salmon, oatmeal, dan kacang-kacangan. Selain itu, vitamin B1 juga tersedia dalam banyak produk suplemen vitamin neurotropik atau suplemen vitamin B kompleks.

2. Vitamin B6

Sebagai salah satu jenis vitamin B, vitamin B6 juga dibutuhkan untuk perkembangan otak, serta menjaga sistem saraf dan sistem kekebalan tubuh tetap sehat.

Biasanya vitamin B6 banyak digunakan untuk mencegah dan mengobati kekurangan vitamin B6. Kekurangan vitamin B6 ini lebih mungkin dialami oleh penderita gagal ginjal, obesitas, penyakit Celiac, radang usus, rheumatoid arthritis, tuberkulosis (akibat konsumsi isoniazid), malnutrisi, penyakit liver, atau ibu hamil yang menderita eklampsia.

Pada kondisi tersebut, maka asupan vitamin B6 harus didukung dengan mengonsumsi suplemen B6 atau suplemen neurotropik.

Kebutuhan harian vitamin B6 sendiri bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, serta kondisi kesehatan. Untuk batas asupan harian vitamin B6 untuk remaja dan dewasa usia di atas 14 tahun adalah 1,2 mg/hari

3. Vitamin B12

Sama halnya dengan vitamin B lainnya, tubuh kita membutuhkan vitamin B12 untuk menjaga kesehatan sistem saraf, membuat sel darah merah, serta membangun DNA. Rata-rata orang dewasa harus mendapatkan 2,4 mikrogram sehari.

Sayangnya, seperti kebanyakan vitamin, vitamin B12 tidak bisa dibuat oleh tubuh. Sebaliknya, vitamin B12 harus kita dapatkan dari makanan atau suplemen.

Dan di situlah letak masalahnya. Beberapa orang tidak mengonsumsi cukup vitamin B12 untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh dalam penyerapan vitamin B12 menurun. Akibatnya, kekurangan nutrisi ini relatif umum terjadi, terutama di kalangan orang tua.

Hal ini juga bisa terjadi jika Anda pernah menjalani operasi penurunan berat badan (bariatrik), memiliki kondisi penyakit Crohn, penyaki Celiac, anemia, lupus, penyakit graves, mengonsumsi alkohol, maupun obat-obatan tertentu (seperti metformin atau lansoprazole).

Kurangnya kadar vitamin B12 dalam tubuh bisa menimbulkan gejala, seperti sembelit, diare, kehilangan nafsu makan, jantung berdebar-debar dan sesak napas, sakit kepala ringan, kelemahan otot, serta masalah saraf (seperti kesemutan atau mati rasa).

Karena itulah bagi lansia yang kekurangan vitamin B12 atau orang dengan kondisi di atas kemungkinan besar harus mengonsumsi suplemen B12 setiap hari atau suplemen neurotropik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ini.

Itulah berbagai informasi mengenai vitamin neurotropik. Jika Anda memilih untuk mengonsumsi suplemen vitamin neurotropik, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui dosis yang tepat sesuai kondisi Anda. Dokter juga dapat memastikan suplemen tersebut tidak akan memengaruhi obat apa pun yang Anda minum.

Baca Juga: Neurofibromatosis Tipe 1, Tumor pada Jaringan Saraf

 

Sumber

Harvard Health Publishing. Vitamin B12 deficiency can be sneaky and harmful. health.harvard.edu

Mayo Clinic. Vitamin B-6. mayoclinic.org

National Center for Biotechnology Information. The Role of Neurotropic B Vitamins in Nerve Regeneration. ncbi.nlm.nih.gov

Women’s Brain Health. What are neurotropic vitamins & why do we need them?. womensbrainhealth.org