Memahami Penggunaan Isoniazid, Manfaat dan Efek Sampingnya

Memahami Penggunaan Isoniazid, Manfaat dan Efek Sampingnya

Penulis: Meimei | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 14 November 2022

 

Penyakit Tuberkulosis (TBC) tergolong kondisi yang serius yang membutuhkan pengobatan intens.

Salah satu jenis obat yang pasti disertakan untuk mengobati TBC adalah isoniazid.

Isoniazid sendiri adalah antibiotik yang bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Dengan kata lain, obat ini merupakan obat anti-bakteri.

Baca Juga: Penyakit TBC: Penyebab, Gejala hingga Penularan

Fakta Mengenai Isoniazid

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, isoniazid adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengobati TBC. Jika Anda bersinggungan dengan obat ini, berikut adalah beberapa fakta yang wajib Anda pahami:

  • Obat ini tidak bisa digunakan sendirian melainkan harus dibarengi dengan jenis obat lainnya untuk mengobati infeksi TB aktif.
  • Tuberkulosis dapat menjadi resisten terhadap pengobatan jika isoniazid digunakan sendiri. Oleh sebab itu, pasien TBC diharuskan meminum semua obatnya sesuai dengan resep yang diberikan dokter.
  • Obat ini hanya digunakan terpisah apabila dimaksudkan untuk mencegah infeksi bakteri pada orang yang berisiko terkena penyakit tersebut, misalnya saja orang dengan tes kulit TB positif.
  • Antibiotik ini hanya mengobati infeksi bakteri sehingga tidak akan bekerja untuk infeksi virus seperti keluhan pilek atau flu.
  • Karena sifatnya antibiotik, penggunaannya diatur dengan ketat karena dapat berisiko menyebabkan kekebalan di masa depan.

Sebelum Mengonsumsi Isoniazid

Dokter akan meresepkan isoniazid dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

  • Usia
  • Berat badan
  • Kondisi medis
  • Respons Anda terhadap pengobatan

Selain itu, sebelum Anda mengonsumsi isoniazid, pastikan Anda memahami poin-poin berikut:

  • Isoniazid hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
  • Pastikan untuk mengikuti aturan penggunaannya, jangan melebihkan atau menguranginya.
  • Obat ini sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan perut kosong.
  • Sangat dianjurkan untuk meminumnya satu jam sebelum atau dua jam setelah makan agar kondisi perut lega.
  • Untuk mendapatkan efek terbaik, minumlah obat ini pada waktu yang sama setiap hari.
  • Jika menerapkan jadwal mingguan, minumlah pada hari yang sama dan waktu yang sama pula.
  • Jika perlu, gunakan kalender atau ponsel Anda sebagai penanda riwayat konsumsi obat ini.
  • Pastikan untuk meminumnya hingga benar-benar habis agar manfaatnya terasa secara optimal.
  • Dalam sejumlah kasus, gejala TBC biasanya akan berkurang meski obat ini belum habis dikonsumsi. Namun jangan tergoda menghentikan pengobatannya karena dapat meningkatkan risiko infeksi lebih lanjut yang resisten terhadap antibiotik.
  • Pada kesempatan berikutnya, hal ini mungkin membuat Anda harus menjalani pengobatan yang lebih serius atau menambah dosis obat yang dikonsumsi.
  • Isoniazid dilarang dikonsumsi oleh pasien yang memiliki riwayat penyakit liver.
  • Demikian pula jika Anda pernah punya riwayat buruk ketika mengonsumsi obat ini termasuk  menyebabkan masalah hati, demam, menggigil, nyeri sendi, atau reaksi alergi yang parah.
  • Gangguan serius pada hati mungkin terjadi pada pengguna isoniazid atau setelah Anda berhenti meminum obat ini.
  • Fungsi hati Anda mungkin perlu diperiksa setiap bulan saat Anda minum obat ini.
  • Segera berkonsultasi dengan dokter apabila konsumsi obat ini menimbulkan rasa tidak nyaman.
  • Keluhannya juga termasuk mual, sakit perut bagian atas, kehilangan nafsu makan, dan merasa lemah atau lelah.
  • Hindari pula konsumsi alkohol karena dapat meningkatkan risiko kerusakan hati saat Anda mengonsumsi isoniazid.

Baca Juga: Ketahui Perbedaan Batuk Biasa dengan Batuk TBC

Efek Samping Konsumsi Isoniazid

Anda juga harus mengantisipasi kemungkinan overdosis isoniazid. Gejala yang mungkin dialami termasuk:

  • Muntah
  • Pusing parah
  • Kantuk
  • Bicara cadel
  • Penglihatan kabur
  • Halusinasi
  • Kesulitan bernapas
  • Rasa haus yang meningkat
  • Peningkatan buang air kecil
  • Bau napas
  • Kehilangan kesadaran
  • Mudah memar atau berdarah
  • Perubahan mental dan suasana hati seperti kebingungan maupun psikosis
  • Kejang

Walaupun efek samping tersebut tidak selalu terjadi pada semua orang, namun jika mengalami beberapa hal di atas, agaknya Anda harus segera menghubungi tenaga medis guna mendapatkan penanganan serius secepatnya.

Segera Hubungi Dokter

Isoniazid memiliki manfaat yang besar bagi penyakit tertentu namun memiliki efek samping yang harus diwaspadai.

Efek buruk yang mungkin dialami seperti reaksi alergi serius yang sebenarnya amat jarang terjadi, namun gejalanya termasuk:

  • Demam yang tidak kunjung hilang
  • Pembengkakan kelenjar getah bening yang baru atau semakin parah
  • Ruam, gatal atau bengkak terutama pada wajah, lidah, tenggorokan,
  • Pusing parah dan kesulitan bernapas.

Efek samping lainnya dari antibiotik ini adalah rasa mual dan keinginan untuk muntah disertai sakit perut.

Jika kondisi ini bertahan, segera hubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan terbaik. Efek samping serius lain yang juga harus disadari adalah mati rasa, kesemutan, nyeri dan bengkak sendi.

Jika Dosis Isoniazid Terlewat

Jika tidak sengaja melewatkan jadwal minum obat, segera konsumsi obat tersebut ketika Anda ingat.

Lewati dosis yang terlewat jika sudah hampir waktunya untuk dosis terjadwal berikutnya.

Selain itu, jangan minum obat tambahan untuk mengganti dosis yang terlewat.

Baca Juga: Perlukah Melakukan Tes Mantoux? Berikut Penjelasannya

Sumber

Web MD. Isoniazid. www.webmd.com

University of Michigan Health. isoniazid. www.uofmhealth.org

Drugs.com. (2020). Isoniazid. www.drugs.com

MedlinePlus. Isoniazid. medlineplus.gov