Ketahui Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Penyakit Graves

Ketahui Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Penyakit Graves

Penulis: Dea | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 22 Juni 2023

 

Penyakit Graves merupakan sejenis penyakit autoimun yang memicu tubuh menghasilkan hormon tiroid berlebihan (hipertiroidisme). Penyakit ini menjadi penyebab paling umum dari hipertiroidisme.

Meski siapa saja bisa mengalaminya, wanita lebih sering menderita penyakit graves. Jika Graves terdiagnosis dengan tepat, pengobatan yang dilakukan cukup mudah.

Pada sebagian kasus, penyakit ini bisa mengalami remisi, atau bahkan menghilang sepenuhnya setelah beberapa bulan atau tahun. Namun, bila tidak segera mendapatkan penanganan, penyakit ini bisa memicu beberapa komplikasi berbahaya, bahkan kematian.

Baca Juga: Waspadai Bahaya Penyakit Kawasaki Pada Anak, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Penyebab Penyakit Graves

Pada masalah autoimun, seperti penyakit Graves, sistem imun malah menyerang jaringan dan sel sehat yang berada di dalam tubuh Anda.

Sistem imun umumnya memproduksi protein bernama antibodi untuk menyingkirkan penyusup, seperti virus dan bakteri. Pada penyakit Graves, sistem imun tubuh Anda dengan keliru menghasilkan antibodi bernama imunoglobulin perangsang tiroid yang menargetkan sel tiroid yang sehat.

Meski belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya penyakit graves, para ahli menduga adanya gen tertentu yang diturunkan dan bisa memicu kelainan ini.

Gejala Penyakit Graves

Produksi hormon tiroid berlebih bisa memengaruhi tubuh dengan efek yang berbeda. Gejalanya mencakup:

Sebagian kecil orang yang mengidap penyakit Graves akan mengalami kemerahan dan kulit menebal pada bagian tulang kering. Kondisi ini dinamakan dermopati Graves.

Gejala lain yang bisa juga Anda alami adalah oftalmopati Graves. Kondisi ini terjadi ketika mata Anda menonjol dari rongga mata Anda.

Komplikasi Penyakit Graves

Komplikasi yang terjadi akibat penyakit Graves mencakup:

1. Masalah Kehamilan

Bagi ibu hamil yang mengidap penyakit Graves, mereka berpotensi tinggi mengalami keguguran, bayi lahir prematur, disfungsi tiroid janin, perkembangan janin yang buruk, gagal jantung pada ibu hamil, dan preeklamsia.

2. Gangguan Jantung

Bila tidak segera mendapatkan penanganan, penyakit Graves bisa memicu beberapa gangguan jantung, termasuk aritmia, perubahan struktur dan fungsi otot jantung, serta gagal jantung.

3. Badai Tiroid

Badai tiroid atau krisis tiroid merupakan bentuk komplikasi penyakit Graves yang jarang terjadi, tetapi bila terjadi kondisi ini bisa mematikan.

Kondisi tersebut terjadi ketika hipertiroidisme yang parah tidak diobati atau tidak mendapatkan pengobatan yang memadai. Badai tiroid harus segera mendapatkan perawatan darurat.

4. Tulang Rapuh

Hipertiroidisme yang tidak mendapatkan penanganan secepatnya bisa mengakibatkan tulang menjadi lemah dan rapuh.

Sebagian kekuatan tulang bergantung pada jumlah kalsium dan mineral lain yang terdapat di dalamnya. Hormon tiroid yang terlalu banyak bisa memengaruhi keahlian tubuh Anda untuk memasukkan kalsium ke dalam tulang Anda.

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Gejala Penyakit Epididimitis

Penanganan Penyakit Graves

Terdapat beberapa metode perawatan untuk menangani penyakit Graves. Mayoritas penanganan ini bertujuan menghentikan produksi hormon tiroid yang berlebihan dan tujuan lainnya untuk meredakan gejalanya.

Beta Blockers

Umumnya beta blocker diberikan untuk menangani gangguan jantung dan hipertensi. Obat ini bekerja dengan mencegah efek adrenalin dan senyawa yang sama lainnya.

Pengidap penyakit Graves jauh lebih sensitif dengan adrenalin yang dapat memicu gejala, seperti berkeringat, gemetar, peningkatan detak jantung, dan kecemasan. Beta blocker bisa membantu meringankan gejala tersebut, tetapi tidak menghilangkan penyakit Graves.

Obat Anti Tiroid

Perawatan yang paling sering dipakai untuk mengobati penyakit Graves adalah obat tiroid. Tiga jenis obat anti tiroid tersebut adalah propylthiouracil, methimazole, dan carbimazole.

Obat anti-tiroid berfungsi menangkal kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang terlalu banyak. Obat ini bekerja dengan mencegah oksidasi yodium di kelenjar tiroid.

Biasanya gejala akan membaik dalam waktu 4 hingga 6 minggu setelah minum obat ini. Penderita penyakit graves juga bisa mengonsumsi obat anti-tiroid bersamaan dengan metode perawatan lainnya, seperti terapi yodium radioaktif atau pembedahan.

Terapi Iodine Radioaktif

Terapi iodine radioaktif atau juga dikenal sebagai terapi yodium radioaktif ini sudah diterapkan untuk menangani penyakit Graves sejak tahun 1940-an.

Metode perawatan ini masih populer, karena non-invasif dan sangat efektif. Anda perlu minum sejumlah kecil yodium berbentuk pil yang langsung menargetkan kelenjar tiroid.

Iodine dipakai oleh kelenjar tiroid untuk membuat hormon tiroid. Saat Anda minum obat tersebut, yodium radioaktif akan menimbun di kelenjar tiroid dan lama-lama merusak sel-sel tiroid yang terlalu aktif. Ini bisa memperkecil ukuran kelenjar tiroid dan mengurangi produksi hormon tiroid.

Pembedahan 

Pembedahan merupakan metode perawatan yang tidak terlalu umum untuk penyakit Graves. Meski begitu cara ini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk Anda yang mengalami gondok atau sedang hamil, serta tidak bisa minum obat anti-tiroid.

Saat operasi, sebagian atau seluruh kelenjar tiroid Anda akan diangkat. Setelah menjalani operasi, Anda masih perlu minum obat tiroid setiap hari.

Baca Juga: Ketahui Penyebab Penyakit Hashimoto dan Pengobatannya

Sumber

American Thyroid Association. Graves’ Disease. www.thyroid.org

Healthline. (2021). Graves’ Disease. www.healthline.com

Mayo Clinic. (2020). Graves’ Disease. www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2019). All About Graves’ Disease. www.medicalnewstoday.com

WebMD. (2021). Understanding Graves’ Disease – Symptoms. www.webmd.com

WebMD. (2021). Graves’ Disease. www.webmd.com