Waspada Preeklamsia di Masa Kehamilan, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Waspada Preeklamsia di Masa Kehamilan, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Penulis: Devita | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 19 Juni 2023

 

Preeklamsia atau toksemia adalah kondisi tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine yang terjadi pada ibu hamil. Kondisi ini juga disertai dengan pembengkakan di bagian tangan dan kaki. Biasanya preeklamsia terjadi di akhir kehamilan atau tepat setelah melahirkan.

Preeklamsia bisa berkembang lebih lanjut menjadi eklamsia yang berisiko mengganggu kesehatan ibu serta bayi. Eklamsia adalah kondisi preeklamsia yang lebih parah sehingga menyebabkan kejang dan koma pada ibu hamil. Preeklamsia jarang menyebabkan kematian, namun penyakit ini tetap harus diwaspadai. Apalagi jika preeklamsia sudah menunjukkan gejala kejang.

Penyebab Preeklamsia

Berikut ini penyebab preklamsia yang harus diketahui oleh ibu hamil, di antaranya:

1. Plasenta Tidak Berfungsi dengan Baik

Meskipun penyebab pasti preeklamsia belum diketahui, banyak ahli berpendapat bahwa preeklamsia disebabkan oleh fungsi plasenta yang terganggu. Menurut Harvard Medical School tahun 2018, preeklamsia bisa terjadi karena plaseta tidak menempel sedalam yang diharapkan di dalam dinding rahim selama trimester pertama.

Ketika pembuahan terjadi, telur yang telah dibuahi akan menempel pada rahim hingga proses kelahiran nanti. Kemudian, telur hasil pembuahan akan membentuk akar dari pembuluh darah dan lama-kelamaan menjadi plasenta janin.

Agar plasenta dapat berfungsi dengan baik, ibu hamil perlu mendapatkan nutrisi yang cukup. Pasalnya, organ ini berfungsi untuk menyuplai pernapasan, makanan, dan pertukaran zat buangan antara janin dan ibu.

2. Pembuluh Darah Bermasalah

Pada awal kehamilan, pembuluh darah ibu hamil mulai berkembang sempurna untuk membawa darah ke plasenta. Akan tetapi, pada ibu hamil dengan preeklamsia, perkembangan pembuluh darahnya bermasalah atau tidak sempurna.

Pembuluh darah bisa menyempit dan tidak merespon hormon stimulan, sehingga menyebabkan penurunan jumlah darah. Selain karena pembuluh darah yang rusak, penyebab berkurangnya aliran darah ke janin bisa disebabkan oleh masalah sistem imun dan DNA ibu.

Faktor Risiko Preeklamsia

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan ibu hamil mengalami preeklamsia, yaitu:

  • Hamil di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
  • Obesitas
  • Hamil anak kembar atau lebih
  • Kehamilan pertama
  • Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
  • Hamil dengan jarak kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun
  • Memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, ginjal, atau lupus
  • Faktor genetik. Misalnya memiliki ibu dengan kondisi preeklamsia

Baca Juga : 10 Tips Menjaga Kesehatan Ibu Hamil dan Janin dalam Kandungan

Gejala Preeklamsia

Ketika ibu hamil mengalami preeklamsia ringan, mungkin tidak menunjukkan suatu gejala atau hanya mengalami pembengkakan pada tangan dan kaki. Namun,  hampir setiap wanita hamil mengalami pembengkakan pada tangan dan kaki sehingga tidak semua pembengkakan tergolong preeklamsia.

Kenali gejala preeklamsia berikut supaya Anda lebih waspada dan melakukan perawatan dini:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Kelebihan protein dalam urine (proteinuria) dan tanda-tanda permasalahan ginjal
  • Kenaikan berat badan karena peningkatan jumlah cairan tubuh
  • Nyeri perut terutama di bagian kanan atas tepatnya di bawah tulang rusuk
  • Sakit kepala parah
  • Perubahan refleks
  • Urine sedikit bahkan tidak buang air kecil sama sekali
  • Mual dan muntah
  • Gangguan visual, seperti gampang berkedip, sensitif  terhadap cahaya dan pandangan kabur
  • Sulit bernapas karena adanya cairan di paru-paru
  • Trombosit menurun
  • Gangguan fungsi hati

Preklamsia yang parah bisa meningkatkan risiko ibu hamil mengalami stroke. Risiko ini tetap ada, bahkan setelah melahirkan. Akan tetapi dapat diminimalisir dengan rutin mengontrol tekanan darah.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebaiknya selama kehamilan, Anda harus rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter agar tekanan darah dan protein tubuh bisa terkontrol. Hubungi dokter sesegera mungkin bila mengalami gejala preeklamsia, seperti sakit kepala parah, penglihatan kabur, nyeri parah di perut, atau sesak napas hebat.

Baca Juga : Ibu Hamil Wajib Tahu, Begini Cara Menghitung Usia Kehamilan dan Manfaatnya

Sumber


WebMD. Preeclampsia. www.webmd.com
National Health of Service. 2018. Overview-Pre-eclampsia. www.nhs.uk
Harvard Health Publishing. 2018. Preeclampsia And Eclampsia. www.health.harvard.edu
Preeclampsia Foundation. 2020. Causes of Preclampsia. www.preclampsia.org
Unice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development (2012). Preeclampsia Research at the NICHD. www.nichd.nih.gov
Mayo Clinic. Preeclampsia. www.mayoclinic.org