Mencegah Bayi Lahir Prematur, Apa yang Harus Dilakukan Ibu Hamil?

Mencegah Bayi Lahir Prematur, Apa yang Harus Dilakukan Ibu Hamil?

Penulis: Devita | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 5 April 2023

 

Kelahiran prematur masih menjadi masalah global yang menyebabkan kematian pada bayi dan lambatnya tumbuh kembang anak. Kondisi kehamilan dan kelainan genetik bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Untuk itu, ibu hamil harus memastikan nutrisinya terpenuhi dan ketenangan jiwanya terjaga dari stres.

Walaupun kelahiran prematur tidak dapat terdeteksi, Anda bisa mencegahnya dengan menjaga kesehatan dan rutin memeriksakan kehamilan. Ukuran bayi prematur biasanya lebih kecil daripada bayi pada kelahiran normal, meski kepalanya cenderung lebih besar.

Bayi yang lahir prematur biasanya perkembangan organ bayi belum sempurna, sehingga membutuhkan perawatan ekstra oleh ahli medis. Oleh sebab itu, pastikan kesehatan Anda dan bayi terjaga agar tidak mengalami persalinan dini. Berikut ini cara mencegah bayi lahir prematur yang perlu Anda ketahui.

Baca Juga: Pahami Hubungan Kelahiran Prematur dan Berat Badan Lahir Rendah

Diagnosis Bayi Prematur

Untuk diagnosis bayi prematur dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik setelah persalinan. Bayi yang telah dimasukan ke dalam NICU akan menjalani sejumlah tes untuk mendeteksi adanya komplikasi prematur yang dapat membahayakan.

Tes yang mungkin dilakukan untuk bayi prematur, yaitu:

  • Pemeriksaan pernapasan dan detak jantung
  • Pemeriksaan banyaknya cairan yang masuk dan keluar tubuh bayi. Cara ini dilakukan dengan memberikan makanan dan cairan intravena dan pengecekan popoknya
  • Tes darah yang diambil dari tumit. Tujuannya untuk melihat kadar zat penting dalam tubuh, seperti kalsium, glukosa, dan bilirubin. Tes darah juga bisa digunakan untuk mendeteksi anemia dan adanya infeksi akibat lahir prematur
  • Ekokardiogram yaitu USG jantung untuk memeriksa masalah pada fungsi jantung bayi. Pengecekan ini mirip seperti USG janin
  • Pemindaian ultrasonografi digunakan untuk memeriksa otak apakah ada pendarahan atau penumpukan cairan, memeriksa organ perut apakah ada masalah pada saluran pencernaan, hati atau ginjal
  • Tes mata.

Baca Juga: Penyebab dan Bahaya Ketuban Pecah Dini Sebelum Masa Persalinan

Perawatan pada Bayi Prematur

Rumah sakit biasanya menyediakan tempat khusus untuk perawatan bayi prematur. Pasca persalinan, bayi prematur membutuhkan penanganan khusus, tidak bisa hanya dengan penanganan seperti halnya pada bayi normal.

Berikut ini perawatan pada bayi prematur, di antaranya:

  • Ditempatkan di inkubator. Bayi Anda mungkin akan tinggal di inkubator, yaitu keranjang plastik tertutup khusus yang berguna menjaga bayi tetap hangat.
  • Memantau dengan sensor. Menempelkan sensor di tubuh bayi prematur berguna untuk memantau tekanan darah, detak jantung, pernapasan, dan suhu tubuh. Ventilator dapat digunakan untuk membantu pernapasan bayi.
  • Menggunakan selang makan. Pada awal kelahiran bayi menerima cairan dan nutrisi melalui selang infus (IV). ASI dapat diberikan melalui selang nasogastrik (NGT). Jika bayi Anda sudah cukup kuat untuk menyusu, dia akan mulai diberikan susu melalui botol.
  • Memastikan cairan tubuh terpenuhi. Bayi Anda membutuhkan sejumlah cairan setiap hari, sesuai usia dan kondisi medisnya. Tim medis akan melakukan pemantauan kadar cairan, natrium, dan kalium untuk memastikan tingkat cairan bayi tetap sesuai kebutuhan.
  • Menyinari dengan lampu bilirubin. Jika bayi mengalami kondisi penyakit kuning setelah lahir prematur, bayi akan ditempatkan di inkubator dengan penyinaran lampu bilirubin dalam jangka waktu tertentu. Lampu tersebut membantu sistem bayi memecah kelebihan bilirubin yang menumpuk karena hati belum bisa bekerja dengan sempurna.
  • Mendapatkan transfusi darah. Jika setelah tes darah ternyata bayi didiagnosis mengalami anemia, maka bayi akan menerima transfusi darah.

Baca Juga: 9 Faktor Risiko Kelahiran Prematur

Cara Mencegah Bayi Prematur

Untuk membantu mencegah kelahiran prematur, ibu hamil dianjurkan untuk mencari perawatan prenatal selama kehamilan mereka. Hal ini akan membantu mengidentifikasi masalah yang dapat menyebabkan kelahiran prematur.

Tindakan pencegahan penting lainnya meliputi:

1. Hindari zat-zat yang berisiko

Berhentilah merokok, minum alkohol, dan menggunakan obat terlarang karena bisa meningkatkan risiko bayi prematur.

Hal ini karena zat-zat yang terkandung dalam rokok, obat-obatan, serta alkohol dapat melewati plasenta dan memengaruhi perkembangan janin. Bahkan efek ini terjadi sepanjang kehamilan, tidak hanya dalam beberapa minggu pertama kehamilan.

2. Konsumsi makanan bergizi seimbang

Penelitian yang dilakukan oleh Robinson Research Institute di Adelaide University, Australia menunjukkan bahwa wanita dengan pola makan yang buruk sebelum hamil memiliki kemungkinan 50% lebih besar untuk mengalami kelahiran prematur dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan bergizi.

Oleh sebab itu, makan makanan bervariasi dan bergizi seimbang yang mencakup buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, ikan, dan air putih dalam jumlah yang tepat diperlukan untuk membantu bayi Anda tumbuh dan berkembang.

Ibu hamil juga mungkin perlu mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral selama masa kehamilan (seperti folat dan vitamin D). Namun, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apa pun untuk menentukan dosis penggunaan suplemen vitamin yang tepat.

3. Olahraga secara teratur

Lakukan olahraga kehamilan paling tidak 30 menit per hari. Latihan fisik dapat mencegah dari kelahiran prematur, kelahiran sesar, obesitas, diabetes, hipertensi, atau preeklampsia pada ibu hamil.

Olahraga ringan selama kehamilan juga membantu mempermudah proses persalinan, mengurangi rasa sakit dan nyeri pada punggung dan serviks.

Anda bisa melakukan jalan santai, duduk di atas bola kehamilan, berenang, yoga ibu hamil, dan olahraga lain yang tidak berbahaya bagi kandungan.

4. Kendalikan kondisi kronis

Penting untuk mengontrol penyakit kronis selama kehamilan, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas. Hal ini karena kondisi tersebut meningkatkan risiko persalinan prematur.

Turunkan berat badan jika Anda obesitas dan naikkan berat badan jika berat badan Anda kurang.

5. Rutin memeriksakan kehamilan

Pemeriksaan kehamilan dapat membantu dokter memantau kesehatan Anda dan bayi. Sampaikan kondisi kesehatan dan gejala yang mengkhawatirkan Anda.

Jika Anda memiliki riwayat persalinan prematur atau mengalami tanda atau gejala persalinan prematur, Anda mungkin perlu lebih sering menemui penyedia layanan kesehatan selama kehamilan.

6. Mengatur jarak kehamilan

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kehamilan yang berjarak kurang dari enam bulan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur. Untuk itu, tanyakan pada dokter berapa jarak yang tepat untuk hamil lagi setelah melahirkan.

7. Menjaga agar rumah tangga harmonis

Bertengkar dengan suami dan keluarga bisa menyebabkan ibu hamil stres dan cemas. Stres bisa memengaruhi kehamilan bahkan menyebabkan bayi lahir prematur.

Bicaralah dengan dokter Anda jika Anda khawatir tentang kelahiran prematur. Dokter Anda mungkin dapat menyarankan tindakan pencegahan tambahan yang dapat membantu menurunkan risiko melahirkan secara prematur.

Baca Juga: Mengenal Tes Apgar Score untuk Cek Kondisi Bayi Baru Lahir

 

Sumber

Healthline (2020). The Best Pregnancy-Safe Exercises at Home and the Gym. www.healthline.com

Health University of Utah. How to Prevent Going into Labor Before Your Due Date (Preterm Labor). www.healthcare.utah.edu

Mayo Clinic. Preterm Labor. www.mayoclinic.com

Mayo Clinic. Premature Birth. www.mayoclinic.com

Minnesota Department of Health. Prevention of Premature Births. www.health.state.mn.us