9 Faktor Risiko Kelahiran Prematur

9 Faktor Risiko Kelahiran Prematur

Penulis: Lady | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 11 Januari 2023

 

Kelahiran prematur atau bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum 37 minggu. Bayi yang lahir prematur, terutama yang lahir sebelum mencapai 32 minggu sering kali mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti masalah tumbuh kembang, gangguan kongenital, hingga bayi kuning.

Padahal minggu terakhir masa kehamilan merupakan masa yang penting dalam pembentukan tahap akhir berbagai organ vital, seperti paru-paru dan otak serta peningkatan berat badan janin yang ada di dalam kandungan. Oleh sebab itu, bayi yang lahir prematur membutuhkan perawatan intensif.

Penyebab kelahiran prematur terkadang tidak diketahui. Namun, pecahnya ketuban lebih awal merupakan salah satu penyebab utama kelahiran prematur.

Baca Juga: Pahami Hubungan Kelahiran Prematur dan Berat Badan Lahir Rendah

Berikut ini beberapa faktor yang dapat memicu kelahiran prematur, di antaranya:

1. Kondisi Kesehatan Ibu

Ibu hamil yang mengidap penyakit tertentu, seperti diabetes gestasional, preeklamsia, atau anemia memiliki risiko lebih tinggi mengalami kelahiran prematur. Selain itu, masalah plasenta previa dan abruptio plasenta juga kerap memicu kelahiran prematur.

Plasenta previa merupakan kondisi plasenta yang dekat dengan serviks atau mulut rahim. Sedangkan abruptio plasenta adalah kondisi di mana plasenta mulai memisahkan diri dari dinding rahim sebelum bayi lahir.

Kedua kondisi tersebut sangat berbahaya dan bisa membahayakan nyawa ibu beserta bayinya. Oleh sebab itu, persalinan dini sering kali disarankan untuk mengatasi hal ini.

2. Ibu yang Pernah Melahirkan Prematur

Wanita yang pernah melahirkan prematur memiliki risiko 3050 persen lebih tinggi melahirkan bayi prematur di kehamilan berikutnya.

Oleh karena itu, jika Anda pernah melahirkan bayi prematur, sebaiknya selalu konsultasi dengan dokter kandungan untuk memastikan kesehatan Anda dan buah hati.

3. Mengalami Infeksi di Saluran Reproduksi

Infeksi menjadi salah satu faktor umum terjadinya kelahiran bayi prematur. Hal ini karena infeksi atau peradangan pada saluran reproduksi dapat memengaruhi vagina, ginjal, kandung kemih, dan saluran kencing.

Beberapa infeksi yang menyebabkan kelahiran prematur, seperti penyakit menular seksual (misalnya gonore, klamidia, atau trikomoniasis) dan infeksi saluran kemih. Oleh sebab itu, wanita yang sebelumnya pernah mengalami kelahiran bayi prematur sangat dianjurkan untuk mengalami pemeriksaan dan penanganan terhadap vaginosis bakterialis.

Baca Juga: Tips Menyusui Bayi Prematur

4. Jarak Kehamilan

Kehamilan yang terlalu berdekatan dapat meningkatkan kelahiran bayi prematur. Para ahli mengatakan bahwa waktu optimal antara kehamilan adalah 18 bulan, tetapi tidak jelas mengapa dan hal ini masih banyak membutuhkan penelitian.

Namun, ada baiknya jika Anda ingin program hamil berikutnya, mintalah saran kepada dokter kandungan. Hal ini agar dokter memberikan saran tentang kapan waktu yang tepat bagi Anda untuk program hamil setelah melahirkan.

5. Hamil Kembar

Kelahiran prematur merupakan komplikasi paling umum bagi ibu yang mengandung bayi kembar. Oleh sebab itu, selalu konsultasi dengan dokter kandungan untuk memastikan kesehatan Anda dan buah hati.

6. Depresi

Menurut sebuah penelitian di BJOG, Jurnal Internasional Kebidanan dan Kandungan, ibu hamil yang mengalami depresi memiliki 3040 persen peningkatan risiko kelahiran prematur antara 32 dan 36 minggu.

Sedangkan depresi pada ayah dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur sebesar 38 persen di usia 22 dan 31 minggu. Oleh sebab itu, baik ibu maupun ayah disarankan untuk menjaga pikiran agar tidak stres atau depresi selama masa kehamilan.

7. Memiliki Gaya Hidup Tidak Sehat

Tidak hanya beberapa faktor yang telah dipaparkan di atas, gaya hidup juga menjadi salah satu faktor bayi lahir prematur atau tidak. Kebiasaan yang dimiliki ibu, seperti sering mengonsumsi alkohol, merokok, atau mengonsumsi obat-obatan terlarang memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur.

Pasalnya, ketiga hal tersebut memiliki kandungan yang dapat membahayakan perkembangan janin di dalam rahim. Selain itu, ibu hamil yang tidak mengonsumsi makanan bernutrisi dan kurang aktivitas fisik juga memiliki risiko yang sama. Oleh sebab itu, pastikan Anda memenuhi kebutuhan nutrisi harian dan selalu berolahraga ringan.

8. Nutrisi Buruk

Ibu hamil dengan indeks massa tubuh yang sangat rendah memiliki risiko kelahiran prematur yang lebih tinggi. Ibu hamil dengan status gizi buruk umumnya juga memiliki risiko yang lebih besar.

Karena itulah, penting untuk mempertahankan berat badan yang sehat serta makan makanan yang seimbang dan bergizi saat Anda hamil.

Itulah berbagai faktor risiko melahirkan prematur yang perlu Anda ketahui. Jika Anda memiliki faktor risiko melahirkan prematur, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan, baik ketika ingin merencanakan kehamilan ataupun selama kehamilan, agar dokter dapat mempersiapkan penanganan yang sesuai untuk Anda.

Baca Juga: Mencegah Bayi Lahir Prematur, Apa yang Harus Dilakukan Ibu Hamil?

 

Sumber

Fox News. (2016). 9 risk factors for premature birth. www.foxnews.com

Mayo Clinic. Prematur Birth. www.mayoclinic.org

Healthline. (2016). Premature Infant. www.healthline.com

Portal Clinic. Prematurity. www.clinicbarcelona.org

Stanford Children’s Health. Preterm Labor. www.stanfordchildrens.org

Tommy’s Pregnancy Hub. Premature birth. www.tommys.org

WHO. Preterm Birth. www.who.int