Ketahui Fungsi Ventilator dan Cara Penggunaannya

Ketahui Fungsi Ventilator dan Cara Penggunaannya

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 12 Desember 2022

 

Ventilator adalah alat yang dapat membantu Anda dalam proses pernapasan dengan memompa udara ke paru-paru. Pasien yang tinggal di unit perawatan intensif (ICU) mungkin memerlukan bantuan ventilator, termasuk Anda dengan gejala COVID-19 yang parah. Virus bernama SARS-CoV-2 ini masuk ke saluran udara Anda dan dapat membuat Anda sulit bernapas.

Ahli medis menyebutnya dengan ventilator mekanis atau seringkali disebut sebagai mesin pernapasan. Ventilator mekanik adalah mesin yang membantu Anda bernapas ketika menjalani operasi atau tidak dapat bernapas sendiri karena penyakit kritis. Ventilator tersebut terhubung ke tubuh Anda dengan tabung hampa atau jalan napas buatan, yang masuk ke dalam mulut Anda kemudian turun ke jalan napas utama atau trakea. Anda tetap menggunakan ventilator sampai Anda cukup membaik untuk bernapas sendiri.

Baca Juga: Waspada Virus Corona : Gejala dan Cara Mencegah Penularannya

Jenis Ventilator dan Cara Penggunaannya

Ada beberapa jenis ventilator yang dapat digunakan tergantung dengan masing-masing dan cara kerjanya, antara lain:

1. Ventilator masker wajah

Adalah metode non-invasif untuk mendukung pernapasan dan kadar oksigen bagi tubuh Anda. Maksud dari non-invasif adalah tanpa menggunakan tabung yang dimasukkan ke tenggorokan. Cara penggunaannya, Anda dapat memakainya seperti masker yang pas di hidung dan mulut saat udara berhembus ke saluran udara dan paru-paru Anda.

Bagi sebagian orang, ventilator masker wajah mungkin cukup untuk menstabilkan kondisi mereka. Sementara, untuk beberapa lainnya yang secara fisik tidak memungkinkan untuk bernapas secara mandiri mungkin memerlukan ventilator mekanik.

2. Ventilator mekanik

Alat ini merupakan mesin yang mengambil alih proses pernapasan sepenuhnya. Dokter menggunakan alat ini ketika Anda tidak dapat bernapas sendiri. Ventilator mekanis bekerja melalui tabung di tenggorokan Anda, memompa udara ke paru-paru, dan membawa karbon dioksida. Selain itu, fungsi dari unit ventilator adalah mengatur tekanan, kelembaban, dan suhu udara. Hal ini memungkinkan ahli medis untuk mengontrol tingkat pernapasan dan oksigen Anda.

3. Tas resusitasi manual

Merupakan alamt yang berfungsi untuk mengontrol aliran udara ventilator dengan tangan. Perangkat ini terdiri dari kantong kosong yang digunakan dengan cara diremas untuk memompa udara ke paru-paru.

Alat ini dapat digunakan sebagai solusi sementara jika Anda seorang pengguna ventilator mekanik dan secara darurat perlu berhenti menggunakannya. Misalnya, jika terjadi pemadaman listrik sehingga Anda harus menggunakan tas resusitasi manual sambil menunggu listrik menyala kembali.

4. Ventilator trakeostomi

Trakeostomi adalah prosedur di mana dokter membuat lubang di tenggorokan dan memasukkan alat berupa tabung, yang memungkinkan udara mengalir masuk dan keluar. Hal ini memungkinkan Anda untuk bernapas tanpa menggunakan hidung atau mulut.

Anda yang telah menjalani trakeostomi juga mendapatkan dukungan ventilator melalui lubang ini. Alih-alih memasukkan ventilator melalui mulut, dokter akan memasukkannya langsung ke tenggorokan.

Kondisi yang Membutuhkan

Anda dikatakan memerlukan ventilator ketika mengalami gagal napas. Hal ini terjadi ketika Anda tidak dapat memperoleh oksigen yang cukup dan mungkin juga tidak dapat mengeluarkan karbon dioksida dengan baik. Kondisi ini dapat mengancam jiwa Anda, beberapa kondisi yang mungkin memerlukan penggunaan ventilator meliputi:

  • Cedera kepala
  • Stroke
  • Penyakit paru-paru
  • Cedera saraf tulang belakang
  • Polio
  • Serangan jantung mendadak
  • Sindrom gangguan pernapasan neonatus
  • Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS)
  • Radang paru-paru
  • Sepsis

Beberapa orang dengan COVID-19 mengalami kesulitan bernapas yang parah atau mengembangkan ARDS. Namun, kondisi ini hanya terjadi pada orang yang sakit kritis. Selain itu, ventilator juga digunakan pada pasien yang menjalani operasi, karena tidak akan bisa bernapas sendiri yang disebabkan oleh efek bius.

Baca Juga: Bronkopneumonia, Penyebab dan Gejalanya

Risiko Penggunaan Ventilator

Seperti banyak prosedur medis lainnya, ventilator juga menyebabkan beberapa risiko terutama ventilator mekanik. Semakin lama Anda membutuhkan ventilator mekanik, semakin tinggi risikonya. Potensi komplikasi penggunaan ventilator termasuk:

  • Atelektasis. Terjadi ketika paru-paru tidak dapat mengembang sepenuhnya, sehingga mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke aliran darah.
  • Kerusakan paru-paru. Kondisi ini dapat terjadi sebagai akibat tekanan udara tinggi atau kadar oksigen yang tinggi.
  • Edema paru. Dapat terjadi ketika cairan menumpuk di dalam kantung udara di paru-paru, yang disebabkan oleh kebocoran udara dari paru-paru. Sehingga menyebabkan rasa sakit, sesak napas, dan beberapa kasus paru-paru kolaps.
  • Infeksi. Infeksi yang terkait dengan infeksi sinus dan terkadang bisa menjadi pneumonia.
  • Obstruksi jalan napas. Kerusakan pita suara jangka panjang akibat intubasi pembekuan darah.
  • Kelemahan otot. Hal ini dapat terjadi jika Anda menggunakan ventilator untuk waktu yang lama.
  • Delirium. Gangguan serius pada kemampuan mental yang mengakibatkan kebingungan berpikir dan penurunan kesadaran terhadap lingkungan. Kondisi ini dapat menyebabkan trauma psikologis atau gangguan stres pasca-trauma.

Baca Juga: Edema Paru: Diagnosis, Pengobatan, serta Cara Mencegahnya

Sumber

Medical News Today. (2020). What ventilators do and their role in COVID-19.

Cleveland Clinic. (2019). Mechanical Ventilation. my.clevelandclinic.org

Healthline. (2020). The Times a Ventilator Is Needed. www.healthline.com

WebMD. (2020). Complications of Ventilator Use. www.webmd.com