Hipertiroid, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Hipertiroid, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Penulis: Emy | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 9 September 2022

Hipertiroid terjadi ketika kelenjar tiroid di leher memproduksi terlalu banyak hormon tiroksin (T4), triodotironin (T3), atau keduanya, yang merupakan dua hormon utama yang mengontrol bagaimana sel tubuh menggunakan energi. 

Hipertiroid dapat mempercepat metabolisme tubuh, menyebabkan penurunan berat badan, detak jantung yang lebih cepat atau tidak teratur. Beberapa perawatan tersedia untuk mengatasi hipertiroid. Dokter menggunakan obat anti-tiroid dan yodium radioaktif untuk memperlambat produksi hormon tiroid. Terkadang, pembedahan juga direkomendasikan untuk mengangkat semua atau sebagian kelenjar tiroid. 

Baca Juga: Kelenjar Tiroid Membesar? Ini Penyebab dan Penyembuhannya

Penyebab

Berbagai kondisi dapat menyebabkan hipertiroid. Penyakit graves atau kelainan autoimun adalah penyebab paling umum dari hipertiroid. Ini menyebabkan antibodi merangsang tiroid untuk mengeluarkan terlalu banyak hormon.

Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Penyebab lainnya meliputi:

  • Kelebihan yodium, terlalu banyak produksi hormon  T4 dan T3, atau radang tiroid yang menyebabkan T4 dan T3 bocor keluar dari kelenjar
  • Tumor ovarium atau testis
  • Tumor jinak kelenjar tiroid atau hipofisis

Gejala

Jumlah T4, T3, atau keduanya yang tinggi dapat menyebabkan tingkat metabolisme menjadi sangat tinggi. Ini disebut keadaan hipermetabolik. Saat berada dalam keadaan hipermetabolik, Anda mungkin mengalami detak jantung yang cepat, tekanan darah tinggi, dan tremor. Anda mungkin juga banyak berkeringat dan mudah merasa panas. Kondisi hipertiroid dapat menyebabkan lebih sering buang air besar, penurunan berat badan, dan siklus haid tidak teratur. Kelenjar tiroid itu sendiri dapat membengkak menjadi gondok. Mata juga mungkin tampak lebih menonjol, yang merupakan tanda dari exophthalmos, suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit graves.

Gejala lain yang mungkin juga bisa terjadi diantaranya:

  • Mudah gugup dan gelisah
  • Penurunan konsentrasi
  • Detak jantung tidak teratur 
  • Napas terasa berat
  • Sulit tidur 
  • Rambut rapuh dan gatal 
  • Rambut mudah rontok 
  • Mual dan muntah
  • Pusing

Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi hipertiroid?

Langkah pertama untuk diagnosis adalah memeriksa riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tanda-tanda dari gejala umum seperti yang dijelaskan. Tes lain juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi diagnosis lebih lanjut, diantaranya:

Pemeriksaan Kolesterol

Dokter mungkin perlu memeriksa kadar kolesterol Anda. Kolesterol rendah bisa menjadi tanda peningkatan laju metabolisme, karena tubuh membakar kolesterol dengan cepat.

Tes Thyroid Stimulating Hormone (TSH)

Hormon perangsang tiroid (TSH) adalah hormon kelenjar hipofisis yang merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon. Ketika kadar hormon tiroid normal atau tinggi, TSH Anda harus lebih rendah. TSH yang sangat rendah bisa menjadi tanda pertama hipertiroid.

Tes Trigliserida

Tingkat trigliserida mungkin juga diuji. Mirip dengan kolesterol rendah, trigliserida yang rendah dapat menjadi tanda peningkatan tingkat metabolisme.

Biopsi Tiroid

Tindakan ini memungkinkan dokter untuk mengambil sempel kecil kelenjar tiroid dan dikirim ke lab untuk dianalisis.

USG 

USG tiroid dapat mengukur ukuran seluruh kelenjar tiroid, dan mendeteksi adanya benjolan atau tumor di kelenjar tersebut. Isi benjolan tiroid juga dapat diketahui, apakah padat atau cairan.

CT scan atau MRI 

CT scan atau MRI dapat menunjukkan apakah terdapat tumor pituitari yang menyebabkan hipertiroid atau tidak.

Baca Juga: Kenali Perbedaan dan Persamaan Tumor, Miom dan Kista

 

Sumber

MayoClinic. 2020. Hyperthyroidism (overactive thyroid). www.mayoclinic.org

Healthline. 2019. Hyperthyroidism. www.healthline.com

WebMD. 2019. Hyperthyroidism (Overactive Thyroid). www.webmd.com