Waspadai Bahaya Penyakit Kawasaki Pada Anak, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Waspadai Bahaya Penyakit Kawasaki Pada Anak, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Penulis: Aldo | Editor: Umi

Penyakit Kawasaki adalah jenis sindrom langka yang menyebabkan peradangan di dinding pembuluh arteri, vena, dan kapiler. Karena memengaruhi kelenjar getah bening dan selaput lendir yang ada di dalam hidung, mulut, dan tenggorokan, penyakit ini disebut juga sindrom kelenjar getah bening mukokutan (mucocutaneous lymph node syndrome).

Penyakit Kawasaki terutama menyerang anak kecil berusia di bawah 5 tahun.  Pada umumnya, anak yang menderita penyakit ini bisa sembuh secara total tanpa kendala serius. Akan tetapi, apabila tidak ditangani dengan baik, penyakit Kawasaki bisa menyebabkan penyakit jantung pada anak.

Baca Juga : Pahami Lebih Jauh Mengenai Infeksi Virus Cacar Monyet

Apa itu Penyakit Kawasaki?

Penyakit ini pertama kali diobservasi oleh seorang dokter spesialis anak di Jepang bernama Dr. Tomisaku Kawasaki pada 1961. Setelah 5 tahun sejak kasus pertama itu, ia sudah mengobservasi 50 kasus. Lalu ia menerbitkan penelitiannya mengenai penyakit tersebut di sebuah jurnal ilmiah pada 1967. Sementara itu, kasus pertama di luar jepang dilaporkan terjadi di Hawaii, yakni pada 1976.

Kasus penyakit ini tersebar secara global dan bisa menyerang semua ras dan suku bangsa. Kasus terbanyak terjadi di negara-negara Asia, seperti Jepang. Penyakit Kawasaki tidak termasuk jenis penyakit menular.

Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan, jumlah penderita penyakit kawasaki sekitar 9 sampai 20 per 100.000 anak di Amerika Serikat. Sementara, angka kejadian penyakit kawasaki di Indonesia diperkirakan 5000 kasus per tahun, tetapi yang terdiagnosa baru 150-200 kasus per tahun.

Menurut sebuah ulasan dalam jurnal ilmiah pada 2018, jumlah kasus penyakit Kawasaki dilaporkan memuncak pada Januari dan Juni/Juli, serta berada di level terendah pada Oktober. Di Amerika Serikat sendiri peningkatan kasus sering terjadi pada musim dingin dan awal musim semi.

Lalu, apa penyebab, faktor risiko, dan gejala penyakit Kawasaki ini? Mari simak pembahasannya berikut ini.

Penyebab Penyakit Kawasaki

Penyebab pasti penyakit Kawasaki masih belum diketahui. Sejumlah ahli mengaitkan penyebab penyakit ini dengan bakteri atau faktor lingkungan tertentu.

Penyakit Kawasaki mungkin juga terjadi akibat respons tidak normal pengidapnya terhadap sebuah virus biasa, yang bagi kebanyakan orang tidak menimbulkan reaksi tertentu. Selain itu, teori lain menunjukkan, penyakit ini mungkin merupakan semacam gangguan autoimun, di mana sistem imun tubuh menyerang jaringannya sendiri.

Bukti-bukti terbaru juga melaporkan adanya faktor genetik yang memiliki peran vital sebagai penyebab penyakit Kawasaki. Menurut ulasan di jurnal ilmiah, anak yang memiliki gen tertentu cenderung rentan mengidap penyakit ini.

Namun, semua bukti dan teori tersebut masih belum benar-benar kokoh dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut di masa depan.

Faktor Risiko

Berikut ini sejumlah faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan anak menderita penyakit Kawasaki:

  • Umur: Anak yang berusia 1 sampai 5 tahun adalah yang paling rentan mengidap penyakit Kawasaki.
  • Jenis kelamin: Anak laki-laki cenderung lebih mungkin menderita penyakit ini ketimbang anak perempuan.
  • Latar belakang etnis: Anak keturunan orang Asia, seperti Jepang, Korea dan China, lebih mungkin terserang penyakit ini.
  • Lingkungan: Di belahan bumi utara, laju kasus penyakit Kawasaki pada Januari sampai Maret dilaporkan 40 persen lebih tinggi dibandingkan pada Agustus sampai Oktober.
  • Genetik: Menurut sejumlah ahli, apabila orang tua memiliki riwayat penyakit Kawasaki, anak mereka bisa 10 kali lebih rentan mengidap penyakit tersebut.

Baca Juga : Risiko pada Anak yang Tidak Diimunisasi

Gejala Penyakit Kawasaki

Gejala penyakit Kawasaki biasanya muncul dalam tiga fase:

1. Fase Pertama

Sejumlah gejala pada fase pertama muncul pada hari ke-1 sampai 11. Biasanya gejala tersebut muncul secara tiba-tiba. Gejala tersebut di antaranya:

  • Demam atau suhu tubuh tinggi yang bisa mencapai 40 derajat celcius dan berlangsung sampai lima hari
  • Mata merah (konjungtivitis), di mana bagian putih mata menjadi merah, dan mata terasa gatal, perih dan berair
  • Bibir pecah-pecah, bengkak, dan kering
  • Lidah juga menjadi sangat merah dan bengkak
  • Sakit tenggorokan
  • Ruam di bagian utama tubuh, seperti lengan, tungkai, serta di selangkangan, atau di sekitar area alat kelamin dan anus
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau di bagian lainnya.
  • Ruam dan bengkak pada telapak tangan dan telapak kaki

2. Fase Kedua

Pada fase kedua, gejala muncul pada hari 12 sampai 21. Gejala tersebut tidak separah fase pertama, tetapi bisa berlangsung lebih lama. Gejala pada fase ini, seperti:

  • Kulit tangan dan kaki mengelupas, terutama pada ujung jari tangan dan kaki
  • Sakit perut
  • Diare
  • Muntah-muntah
  • Nafsu makan berkurang
  • Pembengkakan pada sendi

3. Fase Ketiga

Gejala pada fase ini biasanya terjadi pada hari 22 sampai 60. Gejala perlahan menghilang, apabila tidak terjadi komplikasi. Penderita perlahan pulih sampai semua tanda penyakit menghilang. Waktu yang dibutuhkan seseorang untuk bisa pulih bisa sampai 8 minggu.

Meski penyakit kawasaki tidak menular, tetapi penderita rentan terhadap penyakit lainnya karena daya tahan tubuh yang sedang menurun.

Penyakit kawasaki bahkan termasuk kategori penyakit kritis dan mematikan pada anak. Oleh karena itu, deteksi dan penanganan sejak awal sangat penting agar terhindar dari risiko masalah jantung.

Baca Juga : Penyakit Kawasaki: Diagnosa, Pengobatan, dan Komplikasi

 

Sumber

CDC. 2020. Kawasaki Disease. www.cdc.gov
Healthline. 2016. What Is Kawasaki Disease?. www.healthline.com
Kamleshun Ramphul and Stephanie Gonzalez Mejias. 2018. Kawasaki disease: a comprehensive review. Arch Med Sci Atheroscler Dis. 2018; 3: e41–e45. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6374576/
KD Foundation. What is Kawasaki Disease?. kdfoundation.org
Mayo Clinic. 2020. Kawasaki disease. www.mayoclinic.org
Medical News Today. 2017. Kawasaki disease: What you need to know. www.medicalnewstoday.com
WebMD. 2020. Kawasaki Disease. www.webmd.com