Penyakit Kawasaki: Diagnosa, Pengobatan, dan Komplikasi

Penyakit Kawasaki: Diagnosa, Pengobatan, dan Komplikasi

Penulis: Aldo | Editor: Umi

Penyakit Kawasaki (yang juga disebut sindrom Kawasaki) adalah sebuah kondisi peradangan pada dinding pembuluh darah, seperti arteri koroner. Penyakit ini paling umum menyerang anak-anak di bawah 5 tahun.

Penyebab penyakit langka ini belum diketahui secara pasti. Gejala paling umum dari penyakit ini meliputi demam tinggi, kulit mengelupas, membengkaknya kelenjar getah bening, dan ruam pada bagian tubuh tertentu.

Untuk mengetahui informasi terkait diagnosa, pengobatan, dan komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit Kawasaki, mari simak pembahasan di bawah ini.

Baca Juga : Kenali 8 Gejala Diabetes pada Anak

Diagnosa Penyakit Kawasaki

Sampai saat ini, belum ada tes spesifik untuk mendiagnosa penyakit Kawasaki. Diagnosa penyakit ini didasarkan pada pemeriksaan gejala klinis.

Ahli pediatri atau dokter anak biasanya akan memeriksa gejala yang terlihat pada anak dan mengesampingkan penyakit lain yang memiliki gejala yang mirip dengan penyakit Kawasaki, seperti:

  • Demam scarlet
  • Campak
  • Juvenile arthritis rheumatoid
  • Idiopathic juvenile arthritis
  • Toxic shock syndrome
  • Rocky Mountain spotted fever
  • Reaksi medis

Untuk terdiagnosa memiliki penyakit Kawasaki, seseorang harus mengalami demam selama 5 hari atau lebih dan memiliki setidaknya empat dari lima gejala awal di bawah ini:

  • Konjungtivitis atau mata merah, di mana bagian putih mata menjadi merah dan mata terasa gatal, perih, dan berair
  • Ruam di bagian tubuh tertentu
  • Ada perubahan pada bibir atau mulut
  • Pembesaran kelenjar getah bening di leher
  • Perubahan pada tangan atau telapak kaki

Ahli pediatri juga biasanya akan menyarankan pasien menjalani sejumlah tes berikut ini untuk membantu diagnosa penyakit:

  • Tes darah: berguna untuk mengidentifikasi tanda-tanda peradangan. Tingginya sel darah putih, adanya anemia, serta peradangan adalah tanda-tanda penyakit Kawasaki.
  • Tes urine: membantu menunjukkan apakah ada hal lain yang mungkin menyebabkan gejala penyakit Kawasaki muncul.
  • Tes Erythrocyte Sedimentation Rate / Tes Laju Endap Darah (ESR): Tes ini dilakukan dengan cara menempatkan sampel sel darah merah ke dalam tabung reaksi. Apabila waktu yang dibutuhkan sel darah merah untuk turun ke dasar tabung cepat, ini mungkin menandakan kondisi peradangan, seperti pada penyakit Kawasaki.
  • Tes C-reactive protein (CRP): Kadar protein C-reaktif yang tinggi dalam darah dapat mengindikasikan peradangan.

Penyakit Kawasaki dapat menyebabkan penyakit jantung. Karena itu, tes berikut ini juga dilakukan untuk mendiagnosa lebih jauh penyakit tersebut:

  • Ekokardiogram: Alat ini menggunakan gelombang suara untuk membuat citraan video dari jantung dan pembuluh arteri pasien sehingga membantu dokter untuk mengetahui seberapa baik jantung tersebut bekerja dan mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul.
  • Elektrokardiogram (EKG): Elektroda dipasang di kulit pasien dan berguna untuk merekam aktivitas listrik dari denyut jantung pasien. Penyakit Kawasaki dapat menyebabkan masalah dalam ritme jantung.

Baca Juga : Pentingnya Pemberian Vaksin Tetanus pada Anak

Pengobatan Penyakit Kawasaki

Anak yang didiagnosa menderita penyakit Kawasaki perlu segera dibawa ke rumah sakit untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi, seperti kerusakan jantung. Pada umumnya, kondisi anak bisa pulih dalam waktu beberapa hari atau minggu.

Obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit ini, di antaranya:

  • Intravenous immunoglobulin (IVIG): penanganan awal dengan menginfus pasien lewat pembuluh vena menggunakan immunoglobulin bisa menurunkan risiko penyakit arteri koroner.
  • Aspirin: Aspirin dalam dosis tinggi mungkin bisa membantu meredakan peradangan, mencegah pembekuan darah, mengurangi sakit, ruam, serta demam. Untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan, kondisi pasien harus terus diawasi.

Dalam kondisi tertentu, pengobatan lebih lanjut akan dilakukan. Jika terdapat indikasi adanya masalah jantung pada pasien, dokter akan melakukan sejumlah tes lanjutan, yang biasanya dilakukan sekitar 6 sampai 8 minggu setelah gejala muncul.

Tes tersebut akan dilakukan kembali setelah 6 bulan. Dokter akan merujuk ke seorang dokter spesialis jantung anak (pediatric cardiologist) apabila masalah jantung pasien masih belum teratasi.

Pengobatan untuk komplikasi jantung yang berkaitan dengan penyakit Kawasaki akan bergantung pada kondisi penyakit jantung yang ada.

Sejumlah tindakan yang akan dilakukan apabila aneurisma (penggelembungan di dinding arteri) arteri koroner pecah, di antaranya pemberian obat antikoagulan (warfarin, heparin, atau aspirin), pemasangan stent (ring jantung), dan operasi bypass jantung.

Komplikasi Penyakit Kawasaki

Anak yang didiagnosa penyakit Kawasaki bisa terkena risiko serangan jantung jika tidak segera ditangani di rumah sakit. Menurut penelitian, penyakit Kawasaki bisa menyebabkan komplikasi masalah jantung pada 25 persen pasien yang tidak menjalani perawatan.

Sementara itu, menurut Arthritis Foundation, 1 dari 4 anak mungkin mengalami komplikasi pada arteri koroner, bahkan dengan pengobatan yang tepat.

Selain itu, penyakit Kawasaki, terutama yang tidak ditangani, bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Aneurisma: melemahnya dan menggelembungnya dinding arteri
  • Miokarditis: peradangan pada otot jantung
  • Disritmia: ritme jantung pasien yang tidak normal
  • Perikarditis: peradangan pada perikardium, lapisan tipis yang membungkus jantung

Selain mengalami komplikasi, penyakit Kawasaki juga dapat memengaruhi sistem tubuh lain termasuk sistem saraf, kekebalan, pencernaan, dan saluran kencing.

Baca Juga : Kenali Penyebab dan Gejala Rakitis Pada Anak

 

Sumber

Healthline. 2016. What Is Kawasaki Disease?. www.healthline.com
Medical News Today. 2017. Kawasaki disease: What you need to know. www.medicalnewstoday.com
Mayo Clinic. 2020. Kawasaki disease. www.mayoclinic.org
Verywell Health. 2020. Kawasaki Disease: Overview and More. www.verywellhealth.com
Verywell Health. 2020. Cardiac Complications of Kawasaki Disease. www.verywellhealth.com