Ketahui 6 Penyakit Akibat Malnutrisi

Ketahui 6 Penyakit Akibat Malnutrisi

Penulis: Mustika | Editor: Umi

Salah satu permasalahan yang sering terjadi di negara berkembang adalah kondisi malnutrisi atau kekurangan gizi. Malnutrisi terjadi di saat seseorang tidak mengonsumsi nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Kondisi ini tentu harus diperhatikan karena akan memengaruhi pertumbuhan, kesehatan fisik, suasana hati, perilaku, hingga fungsi tubuh Anda.

Selain anak-anak, orang dewasa juga bisa mengalami kondisi kekurangan gizi, terutama jika Anda tengah menjalankan program diet. Tak hanya itu, kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki potensi untuk terjangkit malnutrisi. Ini karena biasanya penderita obesitas sering mengonsumsi makanan tinggi kalori, tetapi mengandung sedikit vitamin.

Padahal malnutrisi dapat menyebabkan berbagai penyakit. Beberapa penyakit akibat malnutrisi bahkan bisa sangat mematikan sehingga perlu penanganan yang serius. Apa sajakah deretan penyakit yang disebabkan dari malnutrisi? Berikut ulasannya untuk Anda.

1. Kwashiorkor

Kwashiorkor atau sering disebut dengan “malnutrisi edematous” adalah penyakit kekurangan protein. Penyakit ini disebabkan buruknya asupan protein yang berkualitas dalam periode waktu yang lama.

Kwashiorkor biasanya menyebabkan pembengkakan yang dimulai dari kaki, lalu seluruh tubuh akibat retensi (kelebihan) air, kulit pecah-pecah, berkerak dan luka, kehilangan nafsu makan, sering mengalami diare, dan muntah, lemahnya imunitas tubuh, kulit pinggul dan kaki berkerut, keterlambatan pertumbuhan fisik dan kekurangan berat badan.

Penderita kwashiorkor biasanya akan pulih sepenuhnya jika dirawat lebih dini. Salah satu perawatannya adalah dengan menambahkan kalori dan protein tinggi dalam asupan makanan. Penyakit kwashiorkor cenderung menimpa anak-anak ketimbang orang dewasa.

Walaupun tampak tak berbahaya, penyakit kwashiorkor dapat menyebabkan koma, syok, hingga cacat mental dan fisik secara permanen dikarenakan kegagalan organ utama dalam tubuh.

Baca Juga : Kebutuhan Protein Harian Berdasarkan Usia dan Gender, Serta Sumber Terbaiknya

2. Marasmus

Setelah kwashiorkor, penyakit yang disebabkan oleh malnutrisi adalah Marasmus. Marasmus sendiri adalah penyakit yang akhirnya akan berkembang menjadi kwashiorkor. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak kecil dan bayi.

Meski begitu, Anda berisiko lebih tinggi untuk marasmus jika Anda tinggal di daerah pedesaan di mana sulit untuk mendapatkan makanan. Bayi yang tidak diberi ASI, anak kecil, atau lansia juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami marasmus.

Gejala yang umum terjadi adalah penurunan berat badan, dehidrasi, diare kronis, dan penyusutan perut. Sama seperti kwashiorkor, menu diet penderita marasmus adalah makanan yang mengandung kalori tinggi dan protein tinggi, seperti susu, tepung semolina, telur, kedelai, dan nasi.

3. Anemia

Malnutrisi dapat menyebabkan jumlah sel darah merah yang rendah, kadar hemoglobin yang rendah dalam sel-sel darah merah, atau sel darah merah yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi ini disebut sebagai anemia.

Anemia kekurangan zat besi merupakan jenis yang paling umum, tetapi kadar folat atau vitamin B12 yang rendah juga dapat menyebabkan anemia, dan asupan vitamin C yang rendah bisa memicu kondisi ini.

Menurut WHO, anemia memengaruhi lebih dari 30 persen populasi dunia. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita hamil dan anak-anak. Meskipun terlihat sepele, tetapi anemia dapat menyebabkan masalah medis yang parah dan memengaruhi kesehatan penderitanya secara keseluruhan.

Penderita anemia defisiensi besi umumnya mengalami gejala, seperti sesak napas, tubuh merasa lelah, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, kehilangan berat badan, depresi, dan melewatkan menstruasi pada wanita selama masa reproduksinya.

Baca Juga : Defisiensi Vitamin D, Gejala dan Bahayanya

4. Rakhitis

Rakhitis adalah kondisi yang paling umum diderita anak-anak antara usia 6 bulan dan dua tahun di mana tulang melunak dan menjadi rentan mengalami patah tulang. Penyebab utama rakhitis adalah kurangnya vitamin D, tetapi rakhitis juga dapat disebabkan dari beberapa kondisi metabolisme dan genetik.

Vitamin D berperan penting dalam penyerapan kalsium, sehingga kadar vitamin D yang sangat rendah dapat menyebabkan kadar kalsium yang rendah. Akibatnya, tulang yang berkembang bisa menjadi lemah dan dapat terbentuk secara tidak teratur. Penderitanya juga mungkin mengalami nyeri tulang.

Gejala yang dihasilkan bisa bertahan hingga dewasa. Bahkan kekurangan vitamin D yang parah pada usia dewasa dapat menyebabkan osteomalasia, kondisi yang mirip dengan rakhitis.

Kekurangan vitamin D dapat terjadi akibat rendahnya asupan vitamin D atau paparan sinar ultraviolet (UV) yang rendah. Ini berarti bahwa anak-anak yang menghabiskan banyak waktu di dalam ruangan berisiko mengalami kekurangan vitamin D dan rakhitis.

5. Beri-beri

Beri-beri, atau yang juga dikenal sebagai defisiensi tiamin adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B1. Tiamin atau B1 adalah nutrisi penting yang diperoleh melalui makanan yang berperan dalam banyak fungsi tubuh, termasuk memecah karbohidrat, menciptakan glukosa, dan menciptakan asam yang membantu pencernaan.

Ada dua jenis penyakit beri-beri, yaitu beri-beri basah dan beri-beri kering. Beri-beri basah memengaruhi jantung dan sistem peredaran darah. Di mana dalam kasus yang ekstrim, beri-beri basah dapat menyebabkan gagal jantung. Sedangkan beri-beri kering merusak saraf dan dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot, hingga akhirnya berdampak pada kelumpuhan otot.

Di negara maju, beri-beri dan penyakit malnutrisi lainnya sebagian besar dialami pada pecandu alkohol. Department of Health & Human Services (HHS) memperkirakan 80 persen orang yang menyalahgunakan alkohol akan mengalami defisiensi tiamin. Ini karena alkohol membuat tubuh Anda lebih sulit memproses dan menyerap tiamin.

6. Gondok

Gondok merupakan kondisi yang disebabkan oleh kekurangan yodium. Gejala gondok meliputi pembengkakan kelenjar tiroid, kelesuan, kelemahan dan laju metabolisme yang rendah bersamaan dengan kesulitan bernapas dan berbicara jika pembengkakan di leher terlalu besar.

Baca Juga : Kelenjar Tiroid Membesar? Ini Penyebab dan Penyembuhannya

Sumber
Healthline. 2017. What Is Kwashiorkor?. www.healthline.com
Kullabs. Some Diseases Caused by Malnutrition. www.kullabs.com
Paras Global Hospital. 2017. What are the diseases caused by Malnutrition?. www.parashospitals.com
Richmond Vale Academy. Common Malnutrition Diseases. richmondvale.org
Wolters Kluwer. 2018. The impact of malnutrition on childhood infections. journals.lww.com