Kenali Berbagai Jenis dan Komplikasi Penyakit Lupus

Kenali Berbagai Jenis dan Komplikasi Penyakit Lupus

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 5 April 2023

 

Lupus adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan menyerang jaringan tubuh sendiri, menyebabkan peradangan dan nyeri di berbagai bagian tubuh penderitanya.

Meskipun lupus dapat menyerang bagian tubuh manapun, penyakit ini paling sering menyerang kulit, persendian, jantung, paru-paru, sel darah, ginjal, dan otak.

Lupus dapat sulit didiagnosis karena gejalanya sering mirip dengan penyakit lain. Tanda lupus yang paling khas dan terjadi pada banyak kasus adalah ruam wajah yang menyerupai sayap kupu-kupu yang membentang di kedua pipi atau dalam istilah medis disebut ruam malar.

Baca Juga: Gejala Penyakit Lupus dan Penyebabnya

Jenis-jenis Penyakit Lupus

Ketika orang membicarakan tentang lupus, mereka biasanya membahas tentang lupus sistemik atau yang lebih dikenal dengan sebutan SLE. Namun, sebenarnya dalam dunia medis ada 4 jenis penyakit lupus yakni:

1. SLE (Lupus Eritematosus Sistemik)

SLE merupakan penyakit lupus yang paling umum terjadi. Lupus jenis SLE memiliki tingkat keparahan yang beragam mulai dari ringan hingga sangat berat.

Faktor lingkungan, hormon, genetik, dan penggunaan obat-obatan merupakan beberapa faktor yang dianggap menjadi penyebab munculnya lupus SLE.

2. Lupus Kulit

Menurut Lupus Foundation of America (LFA), sebanyak dua pertiga dari penderita lupus akan mengalami kondisi penyakit kulit yang disebut dengan eritematosus kulit atau lebih dikenal dengan lupus kulit.

Penyakit lupus kulit ini dapat menyebabkan ruam atau luka yang sebagian besar muncul di area yang terpapar sinar matahari, seperti wajah, telinga, leher, lengan dan kaki. Bahkan sebanyak 40–70% penderitanya mengaku kondisi mereka semakin buruk karena paparan sinar matahari. Ada beberapa jenis lupus kulit, termasuk:

  • Lupus Kulit Akut

Ruam pada lupus kulit akut biasanya terjadi pada penderita yang juga memiliki lupus sistemik (SLE). Meski tidak menghasilkan jaringan parut, ruam kulit yang muncul cenderung sangat sensitif terhadap sinar matahari.

  • Lupus Kulit Subakut

Jenis lupus kulit ini menyebabkan ruam merah yang timbul dan bersisik di tubuh. Ruam sering kali muncul di area yang terkena sinar matahari dan biasanya tidak menyebabkan jaringan parut.

Tak hanya itu, ruam kulit juga sensitif sehingga tindakan pencegahan harus dilakukan saat menghabiskan waktu di luar ruangan atau di bawah lampu neon.

  • Lupus Kulit Kronis (Lupus Diskoid)

Ruam akibat lupus kulit kronis sering kali berwarna merah, bersisik, dan tebal. Biasanya tidak terasa sakit atau gatal. Seiring waktu, ruam dapat menghasilkan jaringan parut dan perubahan warna kulit. Bahkan ruam yang terjadi di kulit kepala dapat menyebabkan rambut rontok secara permanen.

3. Lupus Akibat Obat-obatan

Lupus juga dapat berkembang melalui penggunaan jangka panjang dari obat-obatan tertentu yang diresepkan. Jenis lupus ini biasanya terjadi hanya setelah beberapa bulan mengonsumsi obat.

Menurut Genetics Home Reference, terdapat sekitar 80 obat dapat menyebabkan lupus. Ini termasuk beberapa obat anti-inflamasi, antikonvulsan, atau obat yang digunakan untuk mengobati kondisi kronis, seperti penyakit jantung, penyakit tiroid, hipertensi, dan gangguan neuropsikiatri.

Meski begitu, tidak semua orang yang menggunakan obat-obatan tersebut akan mengembangkan penyakit lupus. Bahkan penyakit lupus yang disebabkan oleh obat-obatan, jarang terjadi masalah berat pada organ tubuh penderitanya. Gejala juga biasanya hilang dalam beberapa minggu setelah berhenti mengonsumsi obat yang menjadi penyebab.

4. Lupus Neonatal

Kebanyakan bayi yang lahir dari ibu dengan SLE dalam keadaan sehat. Namun, sekitar 1 persen wanita dengan penyakit autoimun yang berkaitan dengan lupus akan memiliki bayi dengan lupus neonatal.

Wanita tersebut mungkin menderita SLE, sindrom Sjögren, atau tidak ada gejala penyakit sama sekali. Sindrom Sjögren adalah kondisi autoimun lain yang sering terjadi dengan lupus. Gejala utamanya termasuk mata kering dan mulut kering.

Saat lahir, bayi dengan lupus neonatal mungkin mengalami ruam kulit, masalah hati, dan jumlah darah rendah. Bahkan sekitar 10 persen dari mereka akan mengalami anemia.

Lesi atau ruam kulit biasanya hilang setelah beberapa minggu. Namun, beberapa bayi memiliki penyumbatan jantung bawaan sehingga membutuhkan alat pacu jantung. Kondisi ini bisa menjadi kondisi yang mengancam jiwa.

Karena itu, ibu hamil dengan antibodi yang lemah perlu dipantau secara ketat selama kehamilan oleh dokter spesialis, termasuk ahli reumatologi dan dokter kandungan subspesialis fetomaternal.

Baca Juga: 7 Penyakit Kehamilan yang Perlu Diwaspadai

Komplikasi

Peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat memengaruhi banyak area tubuh Anda, termasuk:

Ginjal

Lupus dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang serius. Bahkan gagal ginjal adalah salah satu penyebab utama kematian pada penderita lupus.

Sistem saraf pusat

Lupus terkadang dapat memengaruhi otak atau sistem saraf pusat. Gejala berupa sakit kepala, pusing, depresi, gangguan memori, masalah penglihatan, kejang, atau stroke.

Darah dan pembuluh darah

Lupus dapat menyebabkan anemia dan peningkatan risiko perdarahan atau pembekuan darah. Ini juga dapat menyebabkan radang pembuluh darah (vaskulitis).

Paru-paru

Mengidap lupus meningkatkan kemungkinan Anda mengembangkan radang selaput dada (pleuritis), yang menyebabkan nyeri saat bernapas. Pendarahan ke paru-paru dan pneumonia juga mungkin terjadi.

Jantung

Lupus dapat menyebabkan radang otot jantung, arteri, atau selaput jantung (perikarditis). Ini juga dapat meningkatkan risiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular dan serangan jantung.

Selain itu, penderita lupus juga lebih rentan terkena infeksi. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh kondisi dari lupus itu sendiri, tetapi juga karena banyak obat yang digunakan untuk mengobati lupus yang melemahkan sistem kekebalan.

Jika Anda menderita lupus, sangat penting untuk tetap melakukan pengobatan. Pengobatan tidak hanya membantu mencegah kambuhnya lupus, tetapi juga dapat membantu mencegah kerusakan organ.

Baca Juga: Gejala Autoimun dan Cara Mendeteksinya

 

Sumber

Lupus (2020). What is Lupus? www.lupus.org
Lupus (2013). What is Neonatal Lupus? www.lupus.org
Medicine Plus (2020). Systemic Lupus Erythematosus. www.medicineplus.gov
Mayo Clinic (2017). Lupus. www.mayoclinic.org
Verywell health (2020). Medication-Induced Lupus Symptoms and Treatment. www.verywellhealth.com