Ritalin: Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Ritalin: Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Penulis: Ossy | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 26 Februari 2023

 

Ritalin memiliki nama generik Metilfenidat Hidroklorida dan merupakan stimulan sistem saraf pusat. Metilfenidat dapat membantu otak dalam mengontrol impuls yang masuk.

Ritalin adalah obat yang kerap diresepkan pada individu dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas atau ADHD, dan juga gangguan tidur narkolepsi.

Baca Juga: Metamfetamin: Kegunaan, Cara Kerja, Efek Samping, dan Fakta Lainnya

Manfaat Ritalin 

Ritalin tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan. Karena termasuk dalam obat keras, penggunaan ritalin haruslah dengan resep dan petunjuk dokter.

Berikut adalah penjelasan mengenai kegunaan ritalin:

  • Membantu meningkatkan fokus pada ADHD

Attention Deficit and Hyperactivity Disorder adalah gangguan neurologis yang menetap dan menyebabkan gangguan pemusatan perhatian, impulsivitas, dan hiperaktivitas.

Gangguan ini menyebabkan sulit untuk fokus, mudah terdistraksi, mudah lupa, sulit mengorganisir tugas dan pikiran, serta masalah dalam emosi.

Mereka yang mengalami ADHD, selain diberikan penanganan atau terapi secara psikologis seperti terapi perilaku, juga kerap diberikan terapi pengobatan, seperti ritalin.

Para peneliti percaya bahwa psikostimulan seperti ritalin dapat memengaruhi bagian otak yang bertanggung jawab untuk memproduksi neurotransmitter.

 Pemberian ritalin pada ADHD berguna untuk:

    • Meningkatkan fokus dan perhatian
    • Membantu otak mengontrol impuls
    • Mengarahkan otak untuk berpikir dan melakukan pekerjaan sesuai rencana
    • Membantu otak mengorganisir pikiran.
    • Menurunkan perasaan gelisah sehingga meminimalisir perilaku hiperaktif
  • Mencegah Tidur Mendadak pada Narkolepsi

Narkolepsi merupakan salah satu jenis gangguan tidur yang menyebabkan seseorang mengalami kantuk hingga tidur mendadak, bahkan di tengah beraktivitas.

Salah satu pengobatan yang sering diresepkan adalah metilfenidat atau ritalin.

Bagi mereka yang memiliki gangguan tidur ini, ritalin berfungsi merangsang sistem saraf pusat agar mereka tetap terjaga dan jauh dari kantuk.

Peringatan dan Perhatian Penggunaan Obat

Ritalin merupakan obat yang tidak bisa sembarang dipakai tanpa resep dan pengawasan dokter.

Memberitahu riwayat Anda pada dokter dapat membantu Anda mencegah kemungkinan yang tidak diinginkan.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai konsumsi obat ini:

  • Bisa memperburuk kondisi tertentu

Ritalin dapat memperburuk gejala kecemasan, agitasi, atau gangguan psikotik lain.

Obat ini dapat menyebabkan psikosis baru atau memburuknya, terutama jika Anda memiliki riwayat depresi atau gangguan bipolar.

  • Ritalin dapat menyebabkan kejang

Hal ini dapat memperparah Anda yang memiliki riwayat kejang.

  • Mampu memicu kecanduan

Penyalahgunaan ritalin dapat menyebabkan kecanduan, overdosis dan kematian.

Jika Anda memiliki masalah penyalahgunaan obat atau alkohol, Anda perlu mengabarkan kepada dokter terkait kondisi ini sebagai pencegahan hal yang tidak diinginkan.

  • Obat ini berbahaya untuk orang dengan kondisi tertentu

Ritalin adalah stimulan dan berbahaya bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, penyakit jantung atau cacat jantung karena menyebabkan serangan stroke, serangan jantung, dan kematian mendadak.

Baca Juga: ADHD, Pengaruhnya dan Bagaimana Penanganannya

Dosis

Dosis ritalin yang diberikan dokter memerlukan pertimbangan seperti tingkat keparahan, usia, maupun berat badan Anda.

Dikutip dari Pusat Informasi Obat Nasional BPOM, berikut adalah dosis ritalin untuk ADHD :

  • Dewasa

Dosis awal 5 mg, 2-3 kali sehari, naikkan dosis jika perlu tiap minggu, dengan dosis maksimal 100 mg/hari yang terbagi 2-3 kali.

  • Anak-anak usia 6-8 tahun

Dosis awal 5 mg, 1–2 kali sehari, naikkan dosis jika perlu dengan interval tiap minggu sebanyak 5–10 mg per hari hingga maksimum 60 mg per hari dalam dosis terbagi 2-3 kali.

Dosis dapat pula ditingkatkan hingga 2,1 mg/kg per hari dalam dosis terbagi 2-3 kali dengan maksimum 90 mg per hari  di bawah pengawasan dokter.

Petunjuk Penggunaan

Ritalin paling baik diminum 30 hingga 45 menit sebelum makan. Namun, jika Anda memiliki permasalahan dengan lambung, maka Anda perlu mengonsumsi sedikit camilan terlebih dahulu untuk mencegah sakit perut.

Hindari mengemudi atau aktivitas berbahaya ketika Anda meminum ritalin sampai Anda mengetahui efeknya ketika meminum ritalin.

Dosis yang sangat tinggi dapat menyebabkan:

  • Masalah jantung. Tanda-tanda masalah jantung seperti nyeri dada, pusing, sesak napas.
  • Psikosis. Tanda-tanda psikosis seperti paranoia, agresi, melihat atau mendengar hal-hal tidak nyata atau halusinasi
  • Masalah sirkulasi. Tanda-tanda masalah sirkulasi, seperti ada luka yang tidak dapat dijelaskan pada jari tangan atau kaki Anda.

Jika Anda memiliki gejala overdosis seperti yang disebutkan di atas, segeralah meminta bantuan dokter atau tenaga medis terdekat.

Efek Samping Ritalin

Kendati memiliki efek menstimulasi otak dan membantu Anda tetap fokus, ritalin mungkin memiliki efek samping, seperti:

  • Sakit kepala atau pusing
  • Sulit tidur
  • Menjadi lekas marah
  • Murung
  • Gugup
  • Tekanan darah meningkat

Ritalin tidak dijual bebas, memerlukan resep dan pengawasan dokter dan hanya ditujukan bagi mereka yang memiliki ADHD, narkolepsi, dan gangguan mental lain.

Penggunaan ritalin tanpa anjuran dokter dapat membawa Anda pada tindak penyalahgunaan obat.

Hal ini karena ritalin digolongkan sebagai narkotika golongan dua bersama kokain, morfin, dan amfetamin.

Baca Juga: Tanggap pada Mental Illness? Mari Pahami Tugas Psikolog beserta Jenisnya

Sumber

WebMD. Ritalin – Uses, Side Effects, and More. www.webmd.com

Drugs. (2022). Ritalin. www.drugs.com

Healthline. (2019). Effects of Ritalin on the Body. healthline.com

PIONAS BPOM. (2015). Metilfenidat Hidroklorida. pionas.pom.go.id