Kenali 6 Tanda Gangguan Pencernaan pada Bayi

Kenali 6 Tanda Gangguan Pencernaan pada Bayi

Penulis: Umi Fatimah

Gangguan pencernaan sering terjadi pada bayi, terutama pada bayi baru lahir. Sayangnya gangguan pencernaan pada bayi sangat sulit dideteksi. Hal ini karena Si Kecil belum bisa berbicara, sehingga belum bisa memberitahu keluhan atau gejala apa yang ia rasakan.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan isyarat saat Si Kecil sakit dan mengenali gejala yang ia rasakan. Berikut ini gejala yang harus diperhatikan untuk mengetahui apakah Si Kecil mengalami gangguan pencernaan.

Baca Juga: Waspadai Infeksi Shigella pada Pada Pencernaan Anda

1. Muntah

Bayi sering gumoh saat bersendawa atau setelah menyusu karena otot sfingternya (saluran dari mulut ke lambung) masih lemah dan belum matang. Namun, jika bayi muntah atau mengeluarkan banyak susu setelah menyusui, kondisi ini mungkin menandakan adanya gangguan pencernaan pada bayi.

Segera konsultasikan dengan dokter jika bayi Anda sering muntah, terutama muntah berwarna hijau atau berubah warna. Pasalnya, muntahan yang berubah warna atau berwarna hijau mungkin berarti bayi mengalami penyumbatan usus.

Baca Juga: Ini Perbedaan Muntah Bayi yang Normal dan Abnormal

2. Refluks

Beberapa bayi mungkin mengalami muntah setelah menyusu atau diberi makan. Hal ini mungkin disebabkan oleh refluks.

Refluks terjadi ketika isi lambung kembali naik ke kerongkongan (saluran yang menghubungkan mulut ke lambung). Bayi memang lebih rentan mengalami refluks, dan kondisi ini akan membaik seiring bertambahnya usia Si Kecil.

Refluks bisa menyebabkan bayi merasa tidak nyaman karena menimbulkan sensasi panas pada kerongkongan dan dada. Anda mungkin juga bisa mendengar dan merasakan “gemerincing” di sela-sela tarikan napas Si Kecil.

Konsultasikan dengan dokter jika Si Kecil semakin rewel, muntahnya tampak semakin parah, atau mengalami kesulitan bernapas selama atau setelah menyusu, atau menolak menyusu.

3. Diare

Diare juga menjadi salah satu tanda umum bayi mengalami gangguan pencernaan. Umumnya, diare pada bayi biasanya terjadi akibat virus.

Selain virus, diare pada bayi juga bisa terjadi karena Si Kecil menderita alergi susu. Selain tinja yang encer, bayi yang alergi mungkin mengalami kolik, kram perut saat buang air besar, terdapat sedikit darah dan lendir di tinja, serta timbul ruam di kulit.

Hal penting yang perlu Anda lakukan jika Si Kecil mengalami diare adalah memastikan bayi tetap mendapatkan cairan yang cukup, agar terhindar dari dehidrasi.

4. Kolik

Kolik adalah masalah yang menyerang beberapa bayi selama 3 hingga 4 bulan pertama kehidupannya. Kondisi ini bisa menyebabkan tangisan terus-menerus dan tidak terkendali selama beberapa jam setiap hari, yang dapat membuat orang tua merasa frustasi.

Gejala kolik mungkin bertambah buruk di malam hari. Penyebab pasti kolik belum diketahui, tetapi umumnya dikaitkan dengan gangguan pada sistem pencernaan.

Gangguan pencernaan ini bisa terjadi akibat makan atau menyusu berlebihan, penumpukan gas di perut, dan sembelit.

5. Sembelit

Pada umumnya, sembelit pada bayi terjadi karena peralihan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) atau dari ASI ke susu formula.

Namun, sembelit juga bisa menjadi tanda Si Kecil menderita penyakit usus, seperti penyakit yang memengaruhi otot atau saraf usus.

6. Cegukan

Cegukan pada bayi merupakan hal yang umum terjadi dan biasanya tidak berbahaya. Namun, ketika bayi mengalami gangguan pencernaan, Si Kecil mungkin mengalami cegukan terus-menerus sehingga membuatnya merasa tidak nyaman.

Hal ini sering kali disertai dengan sakit perut yang dapat membuat bayi menangis. Jadi, jika Anda melihat Si Kecil sering mengalami cegukan dan tampak rewel, ia mungkin mengalami gangguan pencernaan yang memerlukan perhatian medis.

Baca Juga: Waspadai Penyebab BAB Bayi Berbusa

Cara Mengatasi Gangguan Pencernaan Pada Bayi

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membantu meringankan gangguan pencernaan pada bayi sekaligus meningkatkan kesehatan pencernaannya secara keseluruhan, seperti:

  • Berikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama, karena dapat menurunkan risiko bayi terjangkit infeksi dan masalah gangguan pencernaan
  • Menyendawakan bayi selama dan setelah menyusu untuk mencegah penumpukan gas di perut
  • Lakukan sesi latihan tengkurap (tummy time) saat bayi sudah bangun tidur, sebelum menyusu, setelah berganti popok atau mandi. Latihan tummy time pada bayi akan mengurangi perut kembung.
  • Jika Anda sedang menyusui, hindari merokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang, yang dapat meningkatkan kemungkinan menyebabkan kolik pada bayi
  • Berikan pijatan lembut atau kompres hangat pada perut bayi untuk membantu Si Kecil mencerna makanan dan meredakan perut kembung
  • Saat Anda mulai memberikan MPASI, mulailah dengan hanya satu jenis makanan dalam satu waktu. Perkenalkan variasi lain setelah beberapa hari setelah bayi sudah terbiasa dengan variasi MPASI yang sudah ada. Hal ini akan membantu memastikan alergi makanan apa pun dan memberikan waktu yang cukup bagi perut Si Kecil untuk terbiasa dengan makanan baru
  • Berikan makanan dengan gizi seimbang pada bayi saat ia mulai makan MPASI. Hindari memberikan junk food dan gorengan pada bayi
  • Jika bayi mengalami muntah atau diare, tetap berikan ASI atau susu formula secara berkala untuk mencegah dehidrasi.
  • Sering buang air besar dapat menyebabkan ruam popok. Ganti popok bayi sesering mungkin, bersihkan pantat bayi dengan air sebagai pengganti tisu, dan oleskan krim anti ruam popok yang mengandung antibakteri.
  • Hindari memberi makan berlebihan dan memberi makan bayi terlalu cepat.
  • Jika bayi menangis tanpa henti, cobalah menghibur bayi melalui bedong, mamndikan bayi dengan air hangat, atau mengusap punggung bayi dengan lembut
  • Saat menyusui atau memberi makan Si Kecil, penting untuk menjaga posisi kepala sedikit lebih tinggi di atas perut untuk mencegah refluks atau bayi tersedak.

Masalah pencernaan pada bayi memang menjadi tantangan bagi Anda sebagai orang tua. Namun, dengan perawatan yang tepat, gejalanya bisa diatasi. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mencurigai Si Kecil mengalami gangguan pencernaan.

Baca Juga: 5 Gangguan Pencernaan yang Sering Dialami Bayi dan Anak

 

Sumber