Kenali Tanda Dehidrasi Pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Kenali Tanda Dehidrasi Pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Penulis: Dea | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 21 Desember 2022

 

Setiap harinya, bayi Anda kehilangan cairan tubuh ketika mereka buang air kecil, berkeringat, buang air besar, menangis, dan bernapas. Biasanya kehilangan cairan dalam tubuhnya akan digantikan ketika bayi menyusu.

Bayi yang mengalami dehidrasi menandakan tubuhnya kehilangan air terlalu banyak dan tidak mendapatkan cairan (susu) yang cukup. Ukuran tubuhnya yang kecil semakin mempermudah bayi dan balita kehilangan banyak cairan, serta mengalami dehidrasi.

Pada kasus yang parah, dehidrasi bisa membahayakan bayi, terutama bila tidak segera mendapatkan penanganan dengan baik.

Baca Juga: Pahami Bahaya Memberikan Air Putih pada Bayi

Gejala Dehidrasi pada Bayi

Tanda-tanda dehidrasi yang sering terlihat pada bayi mencakup:

  • Urin pekat yang tampak kuning atau oranye
  • Konstipasi
  • Bibir kering
  • Mulut kering
  • Selaput kering
  • Lesu
  • Terlalu sering tertidur
  • Tidak buang air kecil selama 6 jam atau lebih
  • Peningkatan rasa haus
  • Tidak ingin minum susu formula atau menyusui
  • Air mata tidak keluar ketika menangis
  • Pucat.

Gejala-gejala dehidrasi pada bayi yang serius meliputi:

  • Ubun-ubun bayi menjadi cekung
  • Sensitif dan mengantuk secara terus-menerus
  • Mata cekung
  • Kulit terlihat kering dan kendur (ketika ditekan kulit tidak memantul kembali)
  • Tangan dan kaki menjadi dingin dan berbintik.

Dehidrasi pada bayi bisa terjadi dengan cepat. Anda perlu berhati-hati pada gejala-gejala tersebut, apalagi ketika bayi Anda sakit, merasa gerah, atau sulit untuk menyusu (mogok menyusui atau ketika gigi mereka baru tumbuh). Namun, ada juga bayi yang tidak mengalami gejala-gejala tersebut.

Penyebab Dehidrasi pada Bayi

Banyak hal yang bisa menjadi pemicu dehidrasi pada bayi. Dehidrasi sendiri memang bisa mengganggu siapa saja pada usia berapa pun, meski kondisi ini lebih sering muncul pada anak kecil dibanding orang dewasa.

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan bayi dehidrasi, yaitu:

  • Masalah Menyusui

Bayi yang masih pada tahap menyusu bisa mengalami dehidrasi apabila mereka tidak menempel dengan benar, menyusunya jarang atau sebentar, atau bahkan terdapat masalah dengan pasokan ASI.

  • Masalah pada Pemberian Susu Botol

Bayi yang diberikan susu di botol juga berpotensi tinggi mengalami dehidrasi. Misalnya saja ketika bayi tidak sering minum dengan botolnya, serta tidak cukup minum susu formula atau asi yang dipompa ketika menyusu.

  • Diare

Tubuh bayi akan kehilangan banyak cairan dan elektrolit saat mengalami diare. Kondisi ini bisa membahayakan nyawa bayi apabila terlambat mendapatkan penanganan.

  • Muntah

Mual dan muntah sering kali dialami bayi. Kondisi ini bisa terjadi akibat otot perut kontraksi secara tiba-tiba.

Meski sesekali kemungkinan tidak berbahaya, muntah pada bayi juga bisa menjadi pertanda bahaya sehingga membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin. Hal ini karena bayi yang muntah secara terus-menerus bisa menimbulkan dehidrasi.

  • Demam

Demam menjadi salah satu pemicu yang paling umum. Kondisi ini akan menyebabkan bayi menjadi berkeringat lebih banyak dari biasanya yang kemudian memicu penguapan ketika tubuh mendingin.

  • Paparan Panas yang Berlebihan

Suhu tinggi, kelembapan yang ekstrim, atau terlalu lama menghabiskan waktu di bawah terik matahari bisa memicu keluarnya keringat dan menguapnya cairan lewat kulit bayi Anda, yang berisiko tinggi memicu dehidrasi.

  • Tidak Mau Makan

Bayi yang mengalami sakit tenggorokan atau giginya sedang tumbuh, bisa membuat mereka tidak ingin menyusu. Hal ini pun dapat memicu terjadinya dehidrasi.

Cara Menangani Dehidrasi pada Bayi

Penanganan untuk dehidrasi bayi bergantung dengan pemicu dan usia bayi Anda.

  • Susui secara Teratur

Ketika bayi Anda belum menempel dengan benar, Anda harus tetap mencoba menyusuinya secara teratur. Biarkan bayi menyusu dan beristirahat saat mereka lelah. Cobalah untuk kembali menyusu setelah kurang lebih 15 menit.

  • Cobalah Memberikan Susu dengan Botol atau Pipet

Bila bayi yang baru saja dilahirkan tidak bisa menyusui atau Anda belum memproduksi ASI yang cukup, cobalah beberapa cara pemberian ASI, seperti pompa ASI atau membuat susu formula.

Pakailah botol, pipet yang steril, atau sendok bayi berukuran kecil untuk memberikan susu pada bayi Anda.

  • Pindahkan Bayi ke Tempat yang Sejuk

Segera lepaskan pakaian atau selimutnya, saat bayi Anda merasa kepanasan atau suhu tubuhnya sedang panas.

  • Berikan Sponge Bath ketika Bayi Demam 

Bila bayi mengalami demam, Anda bisa menyekanya menggunakan air hangat. Pikirkan juga cara untuk menurunkan demam.

  • Berikan Cairan Elektrolit (Oralit)

Bila bayi mengalami diare dan muntah yang mengakibatkan mereka kehilangan banyak cairan, dokter anak menyarankan pemberian cairan elektrolit, berupa oralit pada bayi. Cairan oralit ini akan menggantikan natrium dan kalium yang hilang akibat diare atau muntah.

  • Berikan Air Putih

Untuk bayi yang berusia 6 bulan dan telah memulai makan makanan padat, mereka bisa diberikan cukup air. Namun, ini hanya berlaku pada kasus dehidrasi yang ringan.

  • Berikan Makanan dengan Kadar Air yang Tinggi

Bila bayi Anda masih tidak ingin juga minum air atau susu, coba berikan buah dan sayuran yang memiliki kandungan air yang tinggi. Misalnya saja semangka, plum, atau mentimun.

Baca Juga: Plus Minus Memberikan Susu Kedelai Untuk Bayi

Sumber

Healthline. (2020). How to Recognize and Treat Dehydration in Babies and Toddlers. www.healthline.com

Parenting FirstCry.com. (2019). Dehydration in Babies – Symptoms, Causes & Prevention. www.parenting.firstcry.com 

Verywell Family. (2021). Dehydration in Newborns and Infants. www.verywellfamily.com

What to Expect. (2021). Dehydration in Babies.  www.whattoexpect.com