5 Gangguan Pencernaan yang Sering Dialami Bayi dan Anak

5 Gangguan Pencernaan yang Sering Dialami Bayi dan Anak

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Daya tahan tubuh bayi dan anak belum sematang orang dewasa. Oleh karenanya, cukup rentan bagi mereka untuk mengalami masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan. Yuk, cari tahu jenis gangguan pencernaan yang sering dialami bayi dan anak.

Meski sering menyerang bayi dan anak, orang tua umumnya sulit mengenali gangguan pencernaan yang menimpa buah hatinya. Hal ini karena sebagian besar bayi dan anak masih sulit mengomunikasikan perasaannya.

Maka dari itu, dibutuhkan kepekaan oleh Anda sebagai orang tua sehingga bisa mewaspadai berbagai gangguan pencernaan yang sering dialami oleh bayi dan anak. Salah satunya dengan memahami jenis-jenis, gejala, hingga penanganannya.

Baca Juga: 10 Jenis Penyakit Kulit yang Sering Terjadi pada Anak

Gangguan Pencernaan pada Bayi dan Anak

Ada beberapa jenis masalah pencernaan yang umum dialami oleh bayi dan anak Anda. Berikut penjelasan lengkapnya yang perlu Anda ketahui:

1. Diare

Masalah pencernaan yang paling umum terjadi pada bayi dan anak adalah diare. Gangguan saluran cerna ini bisa disebabkan oleh infeksi rotavirus.

Diare juga dapat menimpa anak Anda apabila gerakan usus terhambat akibat tak bisa mencerna makanan yang masuk ke dalam tubuh.

Apabila kebersihan makanan tidak terjaga, hal tersebut pun bisa menyebabkan diare. Penyebab lainnya bisa berupa konsumsi obat-obatan atau penyakit tertentu.

Kondisi ini ditandai dengan tingginya frekuensi buang air besar selama beberapa hari atau minggu. Selain itu, diare dapat disertai dengan sakit perut, nafsu makan berkurang, kelelahan, demam, mual, muntah, dehidrasi, hingga ruam.

2. Sembelit

Sembelit merupakan salah satu gangguan pencernaan yang juga sering dialami oleh bayi dan anak-anak.

Kondisi ini merupakan masalah pencernaan yang ditandai dengan sulit buang air besar. Anak Anda dapat dikatakan sembelit apabila tidak BAB setidaknya 3 kali dalam seminggu terakhir.

Selain itu, sembelit dapat ditandai dengan feses yang keras berukuran besar atau kecil, seperti butiran.

Tentu saja, kondisi tersebut sangat tidak nyaman. Bahkan terasa sangat menyakitkan saat mengejan karena feses yang dikeluarkan sangat keras. Bisa juga dengan disertai pendarahan selama BAB.

Penyebab sembelit yang paling umum, yakni kurangnya asupan serat, seperti buah dan sayuran serta tidak terpenuhinya kebutuhan cairan.

Sembelit juga bisa disebabkan oleh adanya perasaan khawatir dan cemas berlebih selama toilet training, pindah rumah, atau mulai sekolah. Jadi, perhatikan kondisi psikologi anak Anda.

3. Gumoh atau Muntah

Cukup umum bagi bayi dan anak untuk mengalami gumoh atau muntah. Sebagai orang tua, Anda mungkin khawatir dengan kondisi ini karena khawatir menyebabkan dehidrasi atau penyakit lain.

Apalagi, gumoh atau muntah yang terjadi ini cukup sulit untuk diketahui penyebabnya. Jadi, Anda perlu memahaminya agar bisa melakukan penanganan dengan tepat.

Biasanya, gumoh atau muntah pada bayi dan anak terjadi karena mereka mengalami refluks gastroesofagus (RGE).

Namun, muntah pada bayi dan anak juga mungkin disebabkan oleh hal lain. Misalnya pilek, infeksi saluran kemih, keracunan atau alergi, serta diare.

Selain itu, beberapa anak bisa saja lebih rentan mengalami mual dan muntah akibat mabuk perjalanan.

4. Perut Kembung

Gangguan pencernaan yang sering dialami bayi dan anak lainnya adalah perut kembung. Biasanya, masalah ini ditandai dengan kerasnya permukaan perut ketika ditekan, anak lebih rewel dan mudah menangis, sering kentut atau sendawa, serta adanya udara yang terperangkap ketika perut ditepuk pelan.

Bayi yang mengalami perut kembung juga cenderung lebih sering menggeliatkan atau melengkungkan tubuhnya ke bagian belakang.

Perut kembung biasanya terjadi karena anak Anda terlalu banyak menelan udara. Bisa juga karena anak mengalami sembelit, intoleransi laktosa, atau sindrom iritasi usus.

5. Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa merupakan masalah pencernaan lain yang umum dialami oleh bayi dan anak. Kondisi ini merupakan jenis gangguan saluran cerna yang disebabkan karena tubuh tidak mampu untuk mencerna laktosa.

Anda bisa menemukan kandungan laktosa ini pada susu dan produk olahannya, roti, sereal, serta makanan beku dan kalengan.

Gejala intoleransi laktosa pada anak-anak biasanya muncul selama beberapa menit usai mengonsumsi makanan pemicunya. Tandanya bisa berupa mual, sakit perut, kram, kembung, kotoran encer dan gas, atau diare berair disertai gas berlebih.

Baca Juga: Milia pada Bayi, Apakah Berbahaya?

Cara Menangani Gangguan Pencernaan pada Bayi dan Anak

Setelah mengenali tanda-tanda dari masalah pencernaan tersebut, Anda juga perlu memahami cara penanganannya.

Ketika anak mengalami salah satu gangguan saluran cerna di atas, sebaiknya segera bawa mereka ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Apabila Anda sudah mengetahui pemicunya, bantu anak untuk menghindarinya sehingga masalah ini tak terulang.

Jangan lupa untuk menjaga kesehatan pencernaan mereka dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, terutama kaya akan serat.

Penuhi juga kebutuhan cairannya dan ajak anak untuk tetap aktif. Sebab, aktivitas fisik bisa memicu pergerakan usus dalam mencerna makanan.

Baca Juga: Telinga Si Kecil Bau? Waspadai Hal Berikut!

Sumber

Healthy Children. Lactose Intolerance in Infants & Children: Parent FAQs. www.healthychildren.org

Mayo Clinic. Constipation in children. www.mayoclinic.org

Pregnancy Birth Baby. Vomiting in children. www.pregnancybirthbaby.org.au

Parents. (2019). 4 Reasons Your Kids Is Bloated and How to Help. www.parents.com

WebMD. (2020). Diarrhea in Children: Causes and Treatment. www.webmd.com