Ketahui Manfaat Obat Pereda Nyeri dan Batuk, Sistenol
Ketahui Manfaat Obat Pereda Nyeri dan Batuk, Sistenol
Penulis: Anggita | Editor: Opie
Ditinjau oleh: dr. Tommy
Terakhir ditinjau: 6 Februari 2023
Ada berbagai macam obat yang bisa meredakan demam, nyeri, hingga batuk yang tersedia di pasaran, salah satu yang cukup populer adalah Sistenol.
Obat ini merupakan kombinasi dari acetylcysteine dan paracetamol, sehingga keduanya bisa mengurangi gejala-gejala influenza.
Baca Juga: Harus Jeli, Pilih Ibuprofen atau Paracetamol?
Kandungan pada Sistenol
Berikut merupakan sejumlah kandungan yang ada pada Sistenol:
- Acetylcysteine
Acetylcysteine atau ekspektoran merupakan golongan obat-obatan yang berfungsi untuk mengencerkan lendir atau dahak kental di saluran udara Anda,
Ketika Anda sedang batuk, maka acetylcysteine bisa membantu mengeluarkan dahak dan membersihkan saluran udara Anda.
- Paracetamol
Paracetamol adalah kelompok obat analgesik dan antipiretik. Apabila Anda merasa nyeri atau demam, maka obat ini adalah jenis obat yang perlu Anda konsumsi untuk meredakannya.
Ada beberapa gejala yang bisa dikurangi dengan penggunaan paracetamol, seperti sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot, sakit gigi, nyeri haid, gejala pilek dan flu, sakit tenggorokan, serta demam ringan hingga berat.
Peringatan Penggunaan Obat Sistenol
Sistenol merupakan obat yang memerlukan resep dokter. Karena hal ini, Anda perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter maupun apoteker sebelum Anda mengonsumsinya.
Hal-hal yang perlu Anda beritahukan pada dokter di antaranya seperti:
- Riwayat alergi yang Anda pernah alami
- Jenis obat, vitamin, atau suplemen yang Anda gunakan atau berencana untuk gunakan
- Riwayat penyakit
Sistenol dapat menyebabkan beberapa reaksi, seperti alergi. Selain itu, meskipun acetylcysteine merupakan obat yang diperuntukan untuk mengurangi gejala asma, pengidapnya tetap perlu berhati-hati dalam menggunakan obat ini.
Apabila Anda ingin menggunakannya saat sedang hamil atau berencana untuk memiliki anak, maka Anda perlu mempertimbangan risiko-risikonya.
Baca Juga: Minum Paracetamol saat Hamil, Apakah Aman?
Petunjuk dan Dosis Penggunaan Sistenol
Untuk menghindari efek samping yang buruk, selalu gunakan Sistenol sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh dokter.
Sistenol sendiri tersedia dalam bentuk tablet salut selaput, sehingga obat ini tidak boleh dihancurkan atau digerus, namun justru perlu ditelan utuh untuk menjaga efektivitas obat.
Sistenol memiliki dosis 200 mg+500 mg, yakni kombinasi 200 mg acetylcysteine dan 500 mg paracetamol. Jangan mengonsumsinya lebih banyak, lebih sedikit, atau pun lebih sering dari yang sudah diresepkan dokter.
Selain itu, hindari mencampur Sistenol dengan obat-obatan lain, kecuali sesuai yang dianjurkan oleh dokter Anda.
Apabila Anda lupa mengonsumsi Sistenol, maka segera minum obat setelah Anda mengingatnya.
Apabila waktunya berdekatan dengan jadwal minum obat selanjutnya, maka Anda tak perlu mengonsumsi obat yang terlupakan dan langsung saja minum obat untuk jadwal selanjutnya.
Jangan sampai Anda menggandakan dosis yang disarankan oleh dokter.
Interaksi Obat Sistenol
Apabila Anda diresepkan Sistenol oleh penyedia layanan kesehatan Anda, maka dokter sudah mempertimbangkan kemungkinan interaksi obatnya untuk Anda. Sehingga, obat ini bisa aman digunakan selama Anda sudah berkonsultasi terlebih dahulu.
Tidak ditemukan interaksi dalam penggunaan Sistenol atau kombinasi acetylcysteine dan paracetamol.
Meskipun tidak ada data mengenai interaksi kedua golongan obat tersebut, acetylcysteine bisa berinteraksi dengan obat-obatan seperti:
- Azithromycin
- Arang aktif
- Bazedoxifene
- Demeclocycline
- Doxycycline
- Erythromycin
- Tetracycline
- Dan lain-lain.
Selain yang disebutkan di atas, masih ada kemungkinan-kemungkinan interaksi dan efek yang dihasilkan.
Untuk itu, sangat penting menggunakan Sistenol dengan pengawasan dokter dan jangan lupa selalu memberitahukan informasi mengenai obat-obatan lain yang sedang Anda gunakan.
Efek Samping yang Mungkin Ditimbulkan
Sistenol dapat menimbulkan efek samping yang ringan maupun berat.
Efek samping ringan adalah efek samping yang umum terjadi saat tubuh menerima acetylcysteine dan paracetamol. Di antaranya Anda dapat merasakan:
- Semakin sering batuk, wajar karena tubuh sedang membersihkan lendir
- Mual dan muntah
- Sariawan
- Pilek
- Sesak di dada
- Kemerahan atau nyeri di sekitar rektum
Selain efek yang ringan, Sistenol juga memiliki efek samping yang lebih serius.
Meskipun jarang terjadi, Anda tetap perlu waspada dan segera cari pertolongan medis jika mengalami reaksi serius.
Biasanya, efek samping serius yang bisa terjadi bergejala seperti:
- Mengi
- Sesak dada
- Sulit bernapas
- Ruam kulit
- Gatal atau pembengkakan di mulut, tenggorokan, atau wajah
- Pusing yang sangat parah
- Terjadi memar yang tak bisa dijelaskan asalnya
- Merasa lebih lelah
- Kehilangan nafsu makan yang berujung pada penurunan berat badan
- Warna mata dan kulit yang menguning
Baca Juga: Acetylcysteine: Fungsi, Cara Pemakaian, dan Efek Samping
SumberWeb MD. Acetylcysteine: Uses, Side Effects, Interactions, Pictures, Warnings & Dosing – WebMD. www.webmd.com
Healthline. (2018). Acetylcysteine | Side Effects, Dosage, Uses, and More. www.healthline.com
Drugs.com. (2022). Paracetamol Uses, Dosage, Side Effects, Warnings – Drugs.com. www.drugs.com
MedlinePlus. (2017). Acetylcysteine Oral Inhalation: MedlinePlus Drug Information. medlineplus.gov
Pusat Informasi Obat Nasional Badan POM RI. Sistenol | PIO Nas. pionas.pom.go.id
Drugs.com. Drug Interactions between acetylcysteine and Paracetamol. www.drugs.com
RxList. (2022). Acetylcysteine: Generic, Uses, Side Effects, Dosages, Interactions & Warnings. www.rxlist.com