Tips Memberi Makanan untuk Anak Diare

Tips Memberi Makanan untuk Anak Diare

Penulis: Heldania | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 19 Januari 2023

Diare adalah kondisi umum yang terjadi saat tinja mengandung terlalu banyak air.

Jika anak Anda memiliki tinja yang encer atau cair setidaknya tiga kali atau lebih per hari, itu artinya anak Anda mungkin mengalami diare.

Perawatan terbaik untuk diare pada anak bergantung pada penyebabnya, namun ada beberapa cara untuk meredakan gejala diare. Salah satunya adalah dengan mengetahui tips memberi makanan untuk anak yang sedang mengalami diare.

Baca Juga: Si Kecil Sedang Diare? Perhatikan Tips Pemberian Susu Berikut Ini

Penyebab Diare pada Anak

Biasanya, saat anak-anak terkena diare, itu dianggap “akut”, artinya berlangsung dari beberapa hari hingga seminggu.

Pada umumnya, diare akut disebabkan oleh beberapa jenis infeksi, baik virus, bakteri atau parasit.

Selain penyakit perut, diare pada anak juga dapat dipicu oleh masalah lain, termasuk beberapa hal berikut ini:

• Alergi makanan – Alergi makanan terkadang dapat menyebabkan diare pada anak.

Makanan apa pun berpotensi menyebabkan alergi, namun ada beberapa makanan paling umum yang dapat menyebabkan alergi, yaitu susu, kacang-kacangan, telur, kerang, dan ikan.

• Intoleransi laktosa – Anak yang menderita intoleransi laktosa tidak dapat sepenuhnya mencerna gula (laktosa) dalam susu.

Akibatnya, anak dapat mengalami diare dan kembung setelah makan atau minum produk susu.

Kondisi yang juga disebut malabsorpsi laktosa ini biasanya tidak berbahaya, namun gejalanya bisa menimbulkan ketidaknyamanan.

• Konsumsi terlalu banyak gula atau pemanis buatan – Terlalu banyak mengonsumsi jus dan cairan lain dengan kandungan fruktosa dan sorbitol yang tinggi dapat menyebabkan diare pada anak.

Asupan sangat rendah lemak dan rendah serat juga memicu diare.

• Konsumsi obat antibiotik tertentu – Sejumlah antibiotik dapat menyebabkan diare baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

Diare akibat obat antibiotik tertentu biasanya ringan dan tidak menyebabkan dehidrasi atau penurunan berat badan.

• Peningkatan waktu transit usus – Pada beberapa anak, makanan berjalan melalui usus besar dengan sangat cepat, menyebabkan penyerapan air lebih sedikit yang menyebabkan tinja lebih encer.
• Peningkatan aktivitas fisik – Aktivitas fisik berhubungan dengan peningkatan buang air besar secara umum.
• Mikroflora usus individu – Usus setiap orang mengandung miliaran kuman penting yang membantu pencernaan.

Namun, susunan yang tepat dari mikrobioma padat ini bervariasi tergantung masing-masing individu dan beberapa anak mungkin memiliki kumpulan bakteri yang menyebabkan tinja lebih encer.

Anak juga bisa mengalami diare kronis, jenis diare yang berlangsung lebih dari 2-4 minggu dan lebih jarang terjadi.

Penyebab diare kronis juga bisa karena infeksi bakteri, virus atau parasit. Diare kronis juga dapat dipicu oleh beberapa hal berikut ini:

• Peradangan yang mendasari dalam tubuh
• Autoimun atau kondisi genetik tertentu, seperti penyakit radang usus atau penyakit celiac
• Gangguan gastrointestinal fungsional, sekelompok gangguan yang ditandai dengan gejala gastrointestinal kronis, seperti sindrom iritasi usus, sakit perut, disfagia, dispepsia, diare, sembelit dan kembung

Baca Juga: Kenali 6 Ciri-ciri Bayi Anda Sedang Diare

Tips Memberi Makanan untuk Anak Diare

Tujuan utama mengobati diare pada anak adalah mencegah dehidrasi. Saat anak kehilangan terlalu banyak air dan mineral dari tubuh, cairan tubuh harus diganti.

Caranya adalah dengan memberi anak sedikit cairan sesering mungkin.

Berikut adalah beberapa tips memberi makanan untuk anak diare:

Jika bayi Anda disusui ASI:

• Susuilah bayi lebih sering dari biasanya
• Berikan larutan rehidrasi oral di antara waktu menyusui jika diare parah
• Saat diare berkurang, hentikan pemberian larutan rehidrasi oral dan lanjutkan pemberian ASI normal

Jika bayi Anda diberi susu botol:

• Berikan cairan dalam jumlah sedikit dan sering. 30-60 ml setiap 30 menit dapat mengobati gejala diare
• Berikan larutan rehidrasi oral di antara waktu menyusui jika diare parah
• Jika diare tidak kunjung membaik, hentikan pemberian susu karena susu dapat memperburuk diare
• Jangan berikan anak minuman dengan gula seperti jus apel, soda, atau minuman manis lainnya karena dapat memperburuk diare
• Jika kondisi anak membaik setelah 24 jam, lanjutkan diet dan jadwal makan yang teratur
• Jika setelah mengonsumsi makanan kondisi anak memburuk, kembali konsumsi cairan bening

Jika anak Anda mengonsumsi makanan padat:

• Perlu diingat bahwa cairan lebih penting daripada makanan saat anak mengalami diare. Jadi, jangan terburu-buru memberikan makanan pada anak
• Jangan memaksa anak untuk makan, terutama jika ia mengalami sakit perut dan kram
• Jangan memberi makan anak dalam jumlah besar sekaligus, bahkan jika dia lapar. Ini bisa membuat anak merasa lebih buruk. Anda dapat memberi anak lebih banyak makanan secara perlahan jika dia dapat mentolerirnya
• Jika Anda memberikan susu kepada anak dan diarenya tidak kunjung hilang, hentikan pemberian susu tersebut. Dalam beberapa kasus, susu dapat memperburuk diare. Jika itu terjadi, gunakan larutan rehidrasi oral sebagai gantinya
• Berikan larutan rehidrasi oral di antara waktu menyusui jika diare parah
• Jika kondisi anak membaik setelah 24 jam, coba berikan makanan padat seperti sereal, oatmeal, roti, wortel tumbuk, pisang tumbuk, kentang tumbuk, roti panggang kering, kerupuk, atau sayuran matang
• Jangan beri anak makanan berlemak tinggi
• Jangan beri anak makanan tinggi gula, termasuk jus buah dan soda
• Jika kondisi anak mulai memburuk setelah mengonsumsi makanan, kembali konsumsi cairan bening
• Anda dapat melanjutkan diet normal anak saat ia merasa lebih baik. Jika diare atau kram yang anak alami semakin parah, kembalilah ke diet sederhana atau cairan bening

Baca Juga: Panduan Penanganan Diare pada Anak