Terlalu Sering Sakit Perut? Waspadai Kemungkinan Radang Usus!

Terlalu Sering Sakit Perut? Waspadai Kemungkinan Radang Usus!

Penulis: Justina | Editor: Ratna

Rasa sakit yang terasa cukup menyiksa mungkin bisa disebabkan karena beberapa hal, termasuk radang usus. Penyakit ini adalah suatu peradangan kronis yang terjadi pada saluran pencernaan yang ditandai dengan gejala seperti iritasi hingga luka. Radang usus ini akan menimbulkan beberapa gejala yang menyerupai sakit perut seperti diare, nyeri perut, BAB berdarah, serta sering merasa lelah dan berat badan menjadi turun.

Ada dua jenis dari radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD), yaitu:

  • Kolitis ulseratif (UC): yaitu radang usus besar tapi hanya terjadi di saluran pencernaan. Peradangan ini dapat menyebabkan masalah non pencernaan lainnya.
  • Penyakit Crohn: dapat menimbulkan peradangan di bagian manapun dari saluran pencernaan. Akan tetapi, sebagian besar penyakit ini memengaruhi ujung ekor usus kecil.

Baca Juga: Ketahui Penyebab Radang Usus dan Cara Mengobatinya

Gejala Radang Usus

Gejala radang usus yang muncul tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan peradangan, seperti:

  • Diare: terjadi ketika bagian usus yang terkena tidak dapat menyerap air kembali.
  • Borok berdarah: dapat menyebabkan darah muncul pada tinja (kondisi ini dikenal sebagai hematochezia).
  • Perut terasa sakit dan kram, serta kembung karena obstruksi usus.
  • Penurunan berat badan dan anemia sehingga menyebabkan keterlambatan pertumbuhan atau perkembangan fisik pada anak-anak.

Seseorang yang mengalami penyakit Crohn bisa mengalami sariawan di mulut. Terkadang, borok dan fisura juga akan muncul di sekitar area genital atau anus. Penyakit ini juga sering dikaitkan dengan masalah yang terjadi di luar sistem pencernaan seperti radang mata, gangguan kulit, dan radang sendi.

Penyebab

Hingga saat ini, penyebab pasti dari IBD masih tidak diketahui. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat membuat Anda lebih berisiko terkena kolitis ulseratif dan penyakit Crohn seperti berikut ini.

1. Riwayat Keluarga dan Genetika

Seseorang yang memiliki orang tua, saudara kandung, atau anak yang mengalami radang usus memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkannya.

2. Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh ternyata juga dapat berdampak pada radang usus. Biasanya, sistem kekebalan tubuh akan mempertahankan tubuh saat terdapat patogen, yaitu organisme yang menimbulkan penyakit dan infeksi.

Infeksi bakteri atau virus yang terjadi pada saluran pencernaan akan memicu respons imun. Saluran pencernaan akan menjadi meradang ketika tubuh mencoba untuk membuat respons imun untuk melawan patogen.

Jika tubuh memiliki respons imun yang sehat, maka peradangan hilang ketika infeksi hilang. Akan tetapi, pada orang yang mengalaminya, peradangan saluran pencernaan dapat terjadi sendiri bahkan ketika tidak ada infeksi. Sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel-sel tubuh sendiri, yang sering dikenal sebagai respon autoimun.

Radang usus dapat terjadi saat peradangan tidak kunjung hilang meski infeksi yang terjadi sudah sembuh. Peradangan tersebut dapat berlanjut selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

3. Kebiasaan Merokok

Merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang menjadi faktor risiko utama untuk mengembangkan penyakit Crohn. Merokok juga dapat memperburuk rasa sakit yang ditimbulkan dan gejala lain akibat penyakit Crohn. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan risiko komplikasi. Sedangkan kolitis ulseratif biasanya terjadi pada seseorang yang bukan perokok dan mantan perokok.

4. Etnis

Sebetulnya penyakit ini terjadi di semua populasi. Akan tetapi, menurut penelitian, kelompok etnis tertentu seperti orang kulit putih dan Yahudi Ashkenazi memiliki risiko yang lebih tinggi terkena radang usus. Tingkat kasus juga akan mengalami peningkatan di kalangan orang berkulit hitam di Inggris, terutama seseorang yang masih muda.

5. Usia

Radang usus dapat menyerang seseorang dari usia berapapun. Akan tetapi, kebanyakan kasus radang usus terjadi sebelum usia 35 tahun.

6. Jenis Kelamin

Radang usus bisa dialami baik pria dan wanita. Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2018 di Jurnal Gastroenterology, kolitis ulseratif umumnya sering dialami oleh pria berusia di atas 45 tahun daripada wanita dengan rentang usia yang sama. Di sisi lain, penyakit Crohn justru lebih sering terjadi pada anak perempuan dan perempuan di atas usia 14 tahun.

Komplikasi

Kemungkinan komplikasi radang usus meliputi:

  • Malnutrisi dengan akibat penurunan berat badan
  • Kanker kolorektal
  • Fistula yang bisa menembus dinding usus, dan dapat menciptakan lubang di antara berbagai bagian saluran pencernaan
  • Usus pecah atau yang sering dikenal sebagai perforasi
  • Sumbatan usus

Pada kasus yang jarang terjadi, serangan radang usus yang parah dapat membuat penderita mengalami syok yang dapat mengancam jiwa. Syok biasanya disebabkan karena kehilangan darah selama episode diara berdarah yang berlangsung lama dan secara tiba-tiba.

Baca Juga: Ikuti Pilihan Makanan Ini saat Menderita Radang Usus

Pengobatan Radang Usus Penyebab Sakit Perut

Untuk mengatasi radang usus yang dapat menyebabkan sakit perut, maka dokter biasanya akan memberikan beberapa obat seperti obat anti-inflamasi yang menjadi langkah pertama dalam pengobatan radang usus. Obat tersebut diketahui mampu meredakan peradangan pada saluran pencernaan.

Obat-obatan untuk mengatasi radang usus penyebab sakit perut meliputi:

  • Aminosalicylates yang dapat meminimalisir iritasi yang terjadi pada usus.
  • Antibiotik karena dapat mengobati infeksi dan abses.
  • Obat biologis yang dapat mengganggu sinyal dari sistem kekebalan yang dapat menyebabkan peradangan.
  • Obat kortikosteroid seperti prednison untuk menjaga sistem kekebalan tetap terkendali dan mengelola flare.
  • Imunomodulator yang dapat digunakan untuk menenangkan sistem kekebalan yang terlalu aktif.

Selain itu, obat lainnya yang dijual bebas dan bisa untuk mengatasi radang usus yang menyebabkan sakit perut yang parah yaitu obat anti diare, obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), dan vitamin serta suplemen seperti probiotik.

Tidak hanya pengobatan, perubahan gaya hidup juga dapat membantu mengatasi radang usus. Anda bisa mulai disiplin tidur yang cukup, aktif berolahraga, makan dalam porsi kecil setiap dua sampai empat jam, dan kurangi minuman berkafein dan makanan yang mengiritasi usus.

Baca Juga: Rekomendasi Obat Dokter untuk Radang Usus Besar

Sumber

Cleveland Clinic. (2021). Inflammatory Bowel Disease (Overview). clevelandclinic.org

Gastroenterology. (2018). Sex-Based Differences in Incidence of Inflammatory Bowel Diseases-Pooled Analysis of Population-Based Studies From Western Countries. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov

Healthline. (2021). What Is Ulcerative Colitis?. www.healthline.com

Healthline. (2021). Understanding the Symptoms of Inflammatory Bowel Disease (IBD). www.healthline.com

Mayo Clinic. (2020).  Inflammatory bowel disease (IBD). mayoclinic.org