Berbagai Fakta Tentang Sindrom Metabolik yang Dapat Menyebabkan Kematian
Berbagai Fakta Tentang Sindrom Metabolik yang Dapat Menyebabkan Kematian
Penulis: Heldania | Editor: Opie
Ditinjau oleh: dr. Tommy
Terakhir ditinjau: 24 April 2023
Sindrom metabolik bukanlah penyakit, melainkan kumpulan faktor risiko yang meningkatkan peluang seseorang untuk mengalami penyakit jantung, stroke, diabetes, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tidak sehat, dan lemak perut.
Kabar baiknya adalah sindrom metabolik dapat dikendalikan, khususnya dengan perubahan gaya hidup.
Fakta Singkat Tentang Sindrom Metabolik
- Sindrom ini cenderung bersifat menurun dalam keluarga
- Memiliki nama lain Sindrom X dan sindrom resistensi insulin
- Lebih umum terjadi pada orang Afrika-Amerika, Hispanik, Asia, dan penduduk asli Amerika
- Risiko mengalami sindrom metabolik meningkat seiring bertambahnya usia, bisa menyerang lebih dari 40% orang berusia 60-an dan 70-an
- Kondisi ini meningkatkan risiko diabetes hingga lima kali lipat
Baca Juga: Ketahui Penyebab dan Faktor Risiko Obesitas
Penyebab Sindrom Metabolik
Walaupun penyebab pasti sindrom metabolik belum diketahui, kondisi ini kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
- Resistensi insulin – Insulin merupakan hormon yang membantu tubuh menggunakan glukosa (gula yang berasal dari makanan) sebagai energi. Pada orang dengan resistensi insulin, insulin tidak bekerja dengan baik sehingga pada akhirnya menyebabkan diabetes.
- Obesitas, terutama obesitas perut – Sindrom metabolik dikatakan menjadi lebih umum karena meningkatnya tingkat obesitas. Selain itu, memiliki lemak ekstra di bagian perut, dibandingkan dengan lemak di bagian tubuh lain; tampaknya meningkatkan mengalami sindrom metabolik.
- Gaya hidup yang tidak sehat – Banyak mengonsumsi makanan olahan yang tidak sehat dan tidak cukup berolahraga dapat menyebabkan sindrom metabolik.
- Ketidakseimbangan hormon – Hormon mungkin juga menjadi salah satu faktor pemicu. Misalnya, sindrom ovarium polikistik (PCOS), masalah pada kesuburan, terkait dengan ketidakseimbangan hormon dan sindrom metabolik.
Gejala Sindrom Metabolik
Pada umumnya, tidak ada gejala fisik yang langsung akan Anda rasakan jika mengalami sindrom metabolik.
Masalah medis yang terkait dengan sindrom metabolik berkembang seiring waktu. Jika Anda khawatir bahwa Anda mungkin memiliki sindrom metabolik, jangan ragu untuk segera menemui dokter.
Dokter akan membuat diagnosis lewat melakukan tes yang diperlukan, termasuk tekanan darah, profil lipid (trigliserida dan HDL) dan glukosa darah.
Diagnosis Sindrom Metabolik
Anda didiagnosis mengalami sindrom metabolik jika memiliki tiga atau lebih hal berikut ini:
- Pria dengan lingkar pinggang 100 cm atau lebih dan 88 cm atau lebih bagi wanita.
- Tekanan darah 130/85 mm Hg atau lebih tinggi.
- Tingkat trigliserida lebih dari 150 mg/dl.
- Kadar fasting blood glucose (FBS) lebih besar dari 100 mg/dl atau sedang konsumsi obat penurun glukosa.
- Tingkat lipoprotein densitas tinggi (HDL) kurang dari 40 mg/dl (pria) atau di bawah 50 mg/dl (wanita).
Cara Mencegah atau Mengatasi Sindrom Metabolik
Berikut beberapa cara untuk mengurangi risiko terjadinya sindrom metabolik:
- Makan sehat dan menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan atau obesitas
Konsumsi makanan sehat dan melakukan penurunan berat badan moderat (dalam kisaran 5 persen hingga 10 persen dari berat badan) dapat membantu memulihkan kemampuan tubuh untuk mengenali insulin, serta sangat mengurangi kemungkinan sindrom ini berkembang menjadi penyakit yang lebih serius.
Anda dapat melakukannya lewat diet, olahraga, atau bahkan dengan bantuan obat penurun berat badan jika direkomendasikan oleh dokter.
Rutin berolahraga dapat meningkatkan sensitivitas insulin tubuh.
Anda bisa melakukan olahraga aerobik seperti jalan cepat 30 menit setiap hari untuk mendapatkan manfaat berikut ini:
- Meningkatkan penurunan berat badan
- Meningkatkan tekanan darah dan kadar trigliserida
- Mengurangi risiko terkena diabetes
Direkomendasikan untuk melakukan olahraga selama 150 menit setiap minggu.
Olahraga dapat mengurangi risiko penyakit jantung bahkan tanpa disertai penurunan berat badan. Anda bisa melakukan jenis olahraga apa saja, bahkan tidak perlu selama 150 menit per minggu.
- Perubahan pola makan
Usahakan untuk mempertahankan pola makan dengan membatasi konsumsi karbohidrat tidak lebih dari 50 persen dari total kalori.
Sumber karbohidrat harus dari biji-bijian (karbohidrat kompleks), seperti roti gandum (bukan putih) dan beras merah (bukan putih).
Produk gandum utuh dan kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran memungkinkan Anda memiliki serat makanan yang lebih tinggi.
Masalah Kesehatan yang Berkaitan dengan Sindrom Metabolik
Terdapat kaitan antara tingkat insulin dan glukosa yang tinggi dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk:
- Kerusakan pada lapisan arteri koroner dan lainnya yang memicu perkembangan penyakit jantung atau stroke.
- Peningkatan kadar trigliserida yang mengakibatkan peningkatan risiko terkena penyakit kardiovaskular.
- Peningkatan risiko pembentukan bekuan darah yang dapat menyumbat arteri dan menyebabkan serangan jantung dan stroke.
- Perlambatan produksi insulin yang dapat memicu diabetes tipe 2, penyakit yang dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung atau stroke. Diabetes yang tidak terkontrol juga dikaitkan dengan komplikasi mata, saraf, dan ginjal.
- Fatty liver (hati berlemak) yang terkadang dikaitkan dengan peradangan hati (steatohepatitis non-alkohol atau NASH). Jika tidak diobati, NASH dapat menyebabkan sirosis dan gagal hati.
Baca Juga: Tips Mencegah Penyakit Degeneratif Lebih Awal
SumberMayo Clinic. (2021). Metabolic syndrome. www.mayoclinic.org
Medscape. (2020). Metabolic Syndrome. emedicine.medscape.com
Cleveland Clinic. (2019). Metabolic Syndrome. my.clevelandclinic.org
WebMD. (2021). What Is Metabolic Syndrome?. www.webmd.com