Wanita Harus Tahu, Ini Penyebab PMS dan Cara Mengatasinya

Wanita Harus Tahu, Ini Penyebab PMS dan Cara Mengatasinya

Penulis: Meimei | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 26 April 2023

 

Premenstrual syndrome (PMS) adalah istilah yang amat populer berkaitan dengan sistem reproduksi wanita. Namun tidak banyak yang mengetahui penyebabnya dan cara mengatasinya.

Kondisi ini dapat memicu banyak gejala, baik fisik maupun emosional yang membuat wanita merasa tidak nyaman. Untuk itu, penanganan terbaik harus dilakukan agar tidak mengganggu aktivitas harian Anda. 

Baca Juga: Tips Mengatasi PMS yang Perlu Anda Ketahui

Memahami PMS

Premenstrual syndrome (PMS) adalah sejumlah gejala yang dirasakan wanita sebelum jadwal menstruasinya dimulai. Kondisi ini umumnya berkembang antara masa ovulasi dan awal menstruasi Anda, yakni sekitar 2 minggu sebelum hari pertama menstruasi.

PMS bisa bertahan hingga beberapa hari setelah menstruasi dimulai. Bagi banyak wanita, PMS terjadi secara konsisten setiap bulan sehingga berdampak besar pada hidupnya. 

PMS adalah masalah yang sangat umum dialami para wanita di seluruh dunia. Hampir 48 persen wanita di usia reproduksi mengalami PMS.

Sekitar 20 persen dari mereka mengalami gejala yang cukup parah hingga memengaruhi rutinitas hariannya.

Gejalanya termasuk perubahan suasana hati, payudara lembut, mengidam makanan, kelelahan, lekas marah dan depresi

Berbagai gejala ini cenderung berulang dalam pola yang dapat diprediksi. Tetapi perubahan fisik dan emosional yang Anda alami dapat bervariasi dari hanya sedikit terlihat hingga intens.

Penyebab PMS

PMS adalah kondisi yang nyata dan tidak boleh diremehkan. Gejalanya yang bisa berupa fisik, mental dan emosional, harus ditangani dengan baik.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan Anda mengalami PMS, antara lain:

1. Perubahan siklus hormon

Banyak ahli percaya PMS terjadi sebagai respons terhadap perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron.

Hormon-hormon ini secara alami berfluktuasi sepanjang siklus menstruasi Anda.

Selama fase ovulasi, kadar hormon mengalami fluktuasi dengan cepat.

Akibatnya dapat menyebabkan kecemasan, lekas marah, dan perubahan suasana hati lainnya.

2. Perubahan kimia di otak

Neurotransmitter serotonin dan norepinefrin memiliki beberapa fungsi penting dalam tubuh, termasuk membantu mengatur suasana hati, emosi, dan perilaku.

Senyawa ini juga dapat menjadi faktor dalam gejala PMS. Misalnya, penurunan estrogen dapat mendorong pelepasan norepinefrin, yang menyebabkan penurunan produksi dopamin, asetilkolin, dan serotonin.

Perubahan ini dapat memicu masalah tidur dan menyebabkan suasana hati yang rendah atau tertekan selama masa tersebut. 

3. Kondisi kesehatan mental

Gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan meningkatkan risiko PMS dan keparahan gejalanya.

Riwayat keluarga dengan PMS, gangguan bipolar, atau depresi, termasuk depresi pascamelahirkan, juga dapat meningkatkan risiko ini.

Sejauh ini, belum sampai pada penjelasan konklusif untuk hubungan antara gejala kesehatan mental dan perubahan suasana hati terkait menstruasi. Banyak yang percaya itu berkaitan dengan perubahan kimia di otak. 

4. Gaya hidup

Gaya hidup yang Anda jalani bisa menjadi penyebab PMS termasuk kebiasaan merokok, kurang olahraga, tinggi asupan gula dan kurang tidur.

Penelitian dari 2018 juga menghubungkan penggunaan alkohol dengan peningkatan risiko PMS. 

Cara Mengatasi PMS

PMS tidak harus menjadi hal yang ditakuti jika Anda paham cara mengatasinya. Jika gejalanya tergolong ringan dan sedang, cobalah melakukan perubahan gaya hidup.

Misalnya mengurangi asupan garam dan gula di makanan sehari-hari. Menjalani diet untuk mengurangi berat badan juga bisa membantu menekan risiko PMS.

Olahraga secara rutin juga sering disarankan oleh pakar guna mengurangi gejala PMS dan periode menstruasi Anda lebih nyaman. 

Perubahan gaya hidup biasanya bisa sangat mengurangi berbagai gejala maupun keparahan PMS. Jika masih terlalu parah, konsultasi ke dokter bisa menjadi solusinya. Ada beberapa obat yang bisa dikonsumsi antara lain:

1. Obat anti inflamasi non steroid (NSAID)

Obat jenis ini biasanya diminum sebelum masa PMS terjadi sebagai upaya pencegahan.

Jenis obat yang dikonsumsi seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) atau naproxen sodium (Aleve) dapat meredakan kram dan rasa tidak nyaman pada payudara.

2. Diuretik

Pil diuretik biasanya disarankan untuk mengurangi gejala PMS ketika metode olah raga, perubahan pola makan dan mengurangi berat badan tidak efektif.

Obat ini akan membantu tubuh Anda mengeluarkan kelebihan cairan melalui ginjal Anda. Biasanya dokter akan meresepkan Spironolactone (Aldactone) untuk membantu meringankan beberapa gejala PMS.

3. Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal juga bisa menjadi cara mengatasi PMS.

Obat ini dapat menghentikan ovulasi, yang bisa mengurangi risiko pemicu gejala PMS yang tidak nyaman. 

Baca Juga: 6 Tips Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS)

Sumber

Healthline. (2022). PMS: Premenstrual Syndrome Symptoms, Treatments, and More. www.healthline.com 

OASH. Premenstrual syndrome (PMS). www.womenshealth.gov

Mayo Clinic. Premenstrual syndrome (PMS). www.mayoclinic.org 

John Hopkins Medicine. Premenstrual Syndrome (PMS). www.hopkinsmedicine.org