Postpartum Depression: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
By: Opie
Postpartum Depression: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Penulis: Audrie | Editor: Opie
Ditinjau oleh: dr. Tommy
Terakhir ditinjau: 21 November 2022
Postpartum depression, atau depresi postpartum, merupakan salah satu jenis depresi yang terjadi pada para ibu pasca persalinan.
Kondisi mental ini dapat muncul beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan setelah kelahiran bayi.
Kondisi ini meliputi perasaan sedih yang ekstrem, cemas, hingga kesulitan untuk tidur pada ibu.
Berbeda dengan baby blues, yaitu kondisi yang mengarah pada perubahan suasana hati yang drastis dan umumnya berlangsung selama beberapa hari saja, postpartum depression cenderung berlangsung dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Kondisi mental ini tergolong serius, namun dapat diatasi melalui perawatan yang sesuai.
Baca Juga: Perbedaan Baby Blues Syndrome dan Depresi Pasca Melahirkan
Gejala Postpartum Depression
Berbeda dengan baby blues, postpartum depression mempunyai gejala yang lebih intens. Bahkan, beberapa gejala dari kondisi ini dapat memengaruhi kegiatan sehari-hari sang ibu.
Berikut adalah beberapa gejala dari postpartum depression:
- Perubahan jadwal makan dan tidur
- Perubahan suasana hati yang cepat; dapat mengarah pada depresi
- Mudah menangis
- Mudah lelah
- Mulai menjauh dari keluarga atau teman terdekat
- Tidak merasa dekat dengan buah hati dan sulit menjalin hubungan dengannya
- Mempunyai kekhawatiran jika tidak mampu menjadi ibu yang baik
- Kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas, terutama aktivitas yang digemari
- Sulit untuk berkonsentrasi
- Merasa tidak berharga dan mudah putus asa
- Mempunyai kecemasan dan serangan panik
- Ketakutan untuk melukai buah hati
- Ada pikiran untuk melukai diri sendiri hingga bunuh diri
Gejala di atas umumnya muncul pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan, namun tidak menutup kemungkinan beberapa gejala ini dapat muncul selama masa kehamilan hingga satu tahun setelah persalinan.
Sebaiknya, segera hubungi dokter jika Anda mulai merasakan beberapa gejala-gejala tersebut, mengingat postpartum depression dapat berlangsung selama beberapa bulan jika tidak ditangani lebih awal.
Faktor Risiko Postpartum Depression
Setiap ibu yang telah melewati persalinan, termasuk surrogate atau ibu pengganti, dapat mengalami postpartum depression. Risiko terkena kondisi mental ini pun dapat bertambah akibat beberapa faktor di bawah ini:
- Mempunyai riwayat gangguan mental, terutama depresi
- Mempunyai anggota keluarga dengan riwayat gangguan mental
- Pernah atau sedang mengalami peristiwa yang kurang mengenakkan, seperti kehilangan pekerjaan, anggota keluarga yang meninggal, dan lain-lain
- Hubungan yang kurang dekat dengan pasangan
- Tidak menerima dukungan dari orang terdekat
- Melahirkan anak dengan kebutuhan khusus
- Melahirkan anak kembar atau lebih
- Kehamilan yang tidak direncanakan
Baca Juga: Ibu Baru Bisa Alami Baby Blues Syndrome, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Penyebab Postpartum Depression
Belum ada penyebab pasti dari kondisi mental ini, tetapi faktor fisik dan psikologis dipercaya mempunyai kontribusi utama dalam memicu postpartum depression.
- Penurunan hormon, terutama estrogen, progesteron, maupun hormon lain yang diproduksi kelenjar tiroid yang dapat membuat Anda lelah
- Kurang tidur, yang menyebabkan kelelahan dan kesulitan untuk berkonsentrasi
- Perasaan cemas, terutama dalam merawat bayi Anda
- Masalah emosional, seperti merasa kurang menarik, identitas diri yang mulai menghilang, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan citra diri
- Trauma, terutama akibat hubungan yang kurang baik dengan pasangan atau kekerasan dalam rumah tangga
Pengobatan Postpartum Depression
Meskipun tergolong serius, postpartum depression dapat ditangani sesuai dengan jenis dan tingkat keparahan gejala. Pada umumnya, pengobatan untuk kondisi mental ini terdiri dari psikoterapi dan obat-obatan seperti antidepresan.
- Psikoterapi
Psikoterapi dapat membantu mengatasi masalah maupun perasaan yang dialami pasien, terutama yang memicu kondisi mental ini, dan bagaimana pasien dapat menanggapi masalah ini dengan cara baru yang lebih positif.
Terapi yang diberikan pada pasien postpartum depression umumnya adalah cognitive behavior therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif.
- Obat-obatan
Antidepresan adalah salah satu jenis obat yang disarankan oleh dokter ketika tingkat keparahan postpartum depression mulai meningkat.
Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika Anda sedang menyusui, mengingat obat ini dapat masuk ke dalam air susu ibu (ASI).
- Support Group
Bergabung dengan support group atau kelompok dukungan dapat membantu mengatasi kondisi ini.
Support group sendiri diprogram agar Anda dapat berbagi sekaligus menerima dukungan dengan para ibu yang juga mengalami kondisi mental ini.
- Perawatan di Rumah
Selain bantuan ahli medis, Anda juga dapat melakukan perawatan rumahan yang mudah dilakukan untuk mengontrol gejala postpartum depression serta mempercepat penyembuhan. Perawatan rumahan tersebut meliputi:
- Mengonsumsi makanan bergizi
- Berolahraga ringan secara rutin
- Berstirahat dengan cukup
- Berkomunikasi dengan orang terdekat
- Melakukan “me time”
Pencegahan Postpartum Depression
Kondisi mental ini dapat dicegah melalui diagnosis awal, terutama jika Anda atau keluarga Anda mempunyai riwayat postpartum depression atau gangguan depresi. Dengan demikian, dokter dapat memberikan perawatan yang sesuai sejak dini.
Selain itu, Anda juga dapat bergabung dalam kelas antenatal, yaitu kelas yang membantu mempersiapkan ibu hamil untuk menjalankan persalinan.
Melalui kelas ini, Anda dapat berinteraksi dengan sesama ibu hamil dan menerima wawasan baru yang mampu meringankan rasa khawatir Anda sebagai ibu baru.
Baca Juga: 10 Cara Efektif Penyembuhan Pasca Melahirkan
SumberMayo Clinic. (2018). Postpartum depression – Symptoms and causes. www.mayoclinic.org
NHS UK. (2018). Overview – Postnatal depression. www.nhs.uk
Psychiatry. (2020). What Is Postpartum Depression?. www.psychiatry.org
WebMD. (2020). An Overview of Postpartum Depression. www.webmd.com