Tahukah Kamu? Perbedaan Baby Blues Syndrome dan Depresi Pasca Melahirkan?

Tahukah Kamu? Perbedaan Baby Blues Syndrome dan Depresi Pasca Melahirkan?

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 28 Oktober 2022

 

Menjadi seorang ibu adalah sebuah momen luar biasa sekaligus perubahan besar dalam hidup Anda. Tidak hanya berdampak pada tubuh dan pikiran Anda, melahirkan bayi merupakan salah satu pengalaman fisik paling intens yang pernah dialami oleh tubuh Anda. Belum lagi perubahan pada hormon, pola tidur, pola makan, dan keadaan emosi dapat berubah secara drastis.

Terkait dengan semua faktor yang bergabung tersebut, tidak heran jika para ibu baru mengalami perubahan suasana hati yang luar biasa dari hari ke hari hingga berminggu-minggu setelah kelahiran sang bayi. Perubahan suasana hati ini umumnya disebut dengan ‘baby blues syndrome. Baby blues adalah hal yang normal, tetapi jika gejala yang Anda alami tidak kunjung berkurang setelah beberapa minggu bahkan memburuk, Anda mungkin menderita depresi pasca melahirkan.

Baca Juga: Ibu Baru Bisa Alami Baby Blues Syndrome, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Perbedaan antara baby blues dan depresi pasca melahirkan

Hampir dari 80% seorang wanita yang baru melahirkan umumnya mengalami baby blues, yaitu penurunan suasana hati jangka pendek yang disebabkan oleh semua perubahan yang terjadi saat melahirkan. Perubahan suasana hati tersebut seringkali dimulai saat bayi Anda masih berusia 2 – 3 hari, kemudian cenderung merasa lebih baik saat bayi berusia 1 – 2 minggu.

Namun, jika perubahan mood tersebut bertahan lama atau malah memburuk Anda mungkin mengalami depresi pasca persalinan. Kondisi ini berlangsung lebih lama daripada baby blues syndrome, dan sekitar 10% wanita yang mengalaminya. Berikut adalah beberapa cara untuk membedakan antara baby blues dan depresi pasca melahirkan:

Ketika mengalami baby blues

  • Beberapa wanita hanya mengalami baby blues selama beberapa hari hingga 2 minggu setelah melahirkan.
  • Suasana hati Anda berubah dengan cepat dari senang menjadi sedih. Satu menit, Anda merasa sangat bangga terhadap peran baru sebagai seorang ibu. Berikutnya, Anda menangis dengan tiba-tiba karena merasa belum siap atau tidak sanggup melakukan tugas seorang ibu.
  • Nafsu makan menurun drastis dan tidak sempat merawat diri sendiri karena Anda merasa kelelahan.
  • Anda merasa kesal, kewalahan, dan cemas.
  • Gejala-gejala seperti perubahan suasana hati, pola makan, dan tidur dapat berlangsung hingga 2 minggu dianggap normal.

Ketika mengalami depresi pasca melahirkan

  • Anda merasa putus asa, sedih, mudah tersinggung, dan sering menangis secara berlebihan.
  • Merasa seperti Anda telah gagal sebagai seorang ibu.
  • Kelelahan yang ekstrim, dan tidak berenergi.
  • Mengalami insomnia dan mimpi buruk.
  • Kesulitan menjalin ikatan dengan bayi Anda.
  • Keputusasaan, sehingga Anda tidak bisa makan, tidur, dan merawat bayi dengan baik.
  • Anda bisa mengalami gangguan kecemasan dan serangan panik.
  • Mempunyai pemikiran untuk menyakiti diri sendiri, hingga bunuh diri.
  • Menarik diri dari orang yang dicintai, keluarga, dan teman.

Penyebab

Tidak ada yang tahu pasti apa yang menjadi penyebab baby blues dan depresi pasca melahirkan, tetapi sejumlah penyebab dan faktor risiko yang saling terkait diyakini berkontribusi pada masalah tersebut, sebagai berikut:

Hormon

Saat hamil, tubuh Anda memproduksi hormon estrogen dan progesteron dalam jumlah besar untuk mendukung masa kehamilan dan membantu janin Anda tumbuh. Setelah 24 jam setelah melahirkan, kadar hormon ini turun kembali ke tingkat sebelum Anda hamil. Karena itulah Anda mungkin mengalami perubahan suasana hati yang serupa dengan yang Anda alami selama menstruasi.

Ketika kadar estrogen dan progesteron menurun drastis, hormon yang  mendukung laktasi, seperti prolaktin dan oksitosin meningkat. Meskipun hormon-hormon ini umumnya dikaitkan dengan perasaan senang dan bahagia, mereka masih berpengaruh pada perubahan dalam susunan hormonal tubuh Anda dan menyebabkan perubahan suasana hati.

Gangguan tidur

Setelah melahirkan, terutama dalam beberapa hari dan minggu pertama, kemungkinan besar jadwal tidur Anda berantakan. Bayi Anda akan cenderung terbangun pada jam-jam tak tentu, bahkan malam hari saat lapar karena belum mengerti perbedaan siang dan malam. Semua ini membuat Anda sulit untuk menyesuaikan, sehingga memicu suasana hati yang sensitif, mudah marah, dan disorientasi (kondisi mental yang membuat seseorang merasa kebingungan).

Perubahan fisik

Proses persalinan akan membawa banyak perubahan fisik dan emosional Anda. Anda mungkin merasakan rasa sakit fisik setelah melahirkan dan sulit untuk menurunkan berat badan, sehingga membuat Anda merasa tidak nyaman terhadap daya tarik fisik dan seksual Anda.

Stres

Stres yang ada rasakan saat merawat bayi yang baru lahir juga bisa berdampak buruk. Ibu baru seringkali kurang tidur, selain itu Anda mungkin merasa kewalahan dan cemas tentang kemampuan Anda untuk merawat bayi dengan baik dan benar. Penyesuaian ini akan menjadi sangat sulit jika Anda adalah seorang ibu baru.

Baca Juga: 10 Cara Efektif Penyembuhan Pasca Melahirkan

Sumber

Very Well Family. (2020). Do I Have Postpartum Blues or Postpartum Depression? www.verywellfamily.com

Web MD. (2021). Is It Postpartum Depression or ‘Baby Blues’? www.webmd.com

Help Guide. (2020). Postpartum Depression and the Baby Blues. www.helpguide.org

Mayo Clinic. (2019). Postpartum depression. www.mayoclinic.org