Spironolactone: Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Spironolactone: Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Penulis: Heldania | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 3 Agustus 2023

 

Spironolactone adalah obat yang digunakan untuk mengurangi pembengkakan akibat penyakit hati dan sindrom nefrotik (masalah ginjal). Spironolactone juga digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, gagal jantung, dan hiperaldosteronisme  (kondisi tubuh memproduksi terlalu banyak hormon aldosteron).

Spironolactone termasuk golongan obat keras yang hanya bisa dikonsumsi dengan resep dokter, sehingga Anda tidak bisa mengonsumsinya sembarangan.

Obat ini tersedia dengan nama merek berbeda yaitu Aldactone, Carpiaton, Letonal, Spirola, dan Spironolactone.

Baca Juga: 4 Obat Batu Ginjal dan Tips Menjaga Kesehatannya

Kegunaan Spironolactone

Obat resep berbentuk tablet ini masuk ke dalam kategori diuretik hemat kalium yang membantu ginjal menghilangkan air dan natrium yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.

Spironolactone bekerja dengan meningkatkan jumlah urin yang diproduksi ginjal sehingga mencegah penumpukan cairan di tubuh Anda. Obat ini juga dapat menurunkan tekanan darah dengan menjaga kadar kalium dalam darah supaya tidak terlalu rendah.

Spironolactone bisa digunakan dalam kombinasi dengan obat lain untuk mengobati tekanan darah tinggi dan gagal jantung.

Cara Penggunaan Spironolactone

Minum spironolactone secara konsisten baik dengan makanan atau tanpa makanan setiap kali minum. Minum spironolactone pada waktu yang sama setiap hari.

Ikuti petunjuk pada label resep dengan hati-hati, serta tanyakan kepada dokter untuk menjelaskan bagian yang tidak Anda pahami. Minum spironolactone sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter. Jangan menambahkan dosis lebih banyak, lebih sedikit, atau lebih sering dari yang diresepkan oleh dokter Anda.

Dokter mungkin meresepkan spironolactone dosis rendah terlebih dahulu, lalu secara bertahap meningkatkan dosis Anda.

Berbagai jenis tablet spironolactone melepaskan obat secara berbeda di tubuh Anda dan tidak dapat diganti satu sama lain. Gunakan hanya produk spironolactone yang diresepkan oleh dokter dan jangan beralih ke produk spironolactone yang berbeda kecuali jika dokter yang merekomendasikannya.

Spironolactone mengontrol tekanan darah tinggi, edema, gagal jantung, dan hiperaldosteronisme, tetapi tidak menyembuhkan kondisi ini. Mungkin diperlukan waktu sekitar 2 minggu atau lebih sebelum efek spironolactone dirasakan.

Jangan berhenti minum spironolactone tanpa berkonsultasi dengan dokter Anda. Kondisi Anda bisa menjadi lebih buruk bila konsumsi obat tiba-tiba dihentikan.

Baca Juga: Ketahui Berbagai Jenis Obat Darah Tinggi dan Efek Sampingnya

Bagaimana Aturan Dosis Spironolactone?

Dosis spironolactone akan berbeda untuk setiap pasien. Dosis yang ditentukan tergantung berdasarkan:

  • Usia
  • Kondisi penyakit
  • Tingkat keparahan penyakit
  • Kondisi medis lain yang Anda miliki
  • Bagaimana Anda bereaksi terhadap dosis awal

Ikuti instruksi dosis sesuai anjuran dokter. Informasi berikut hanya mencakup dosis rata-rata spironolactone. Jika dosis Anda berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter menganjurkannya.

Jenis Penyakit: Gagal Jantung

  • Dewasa (usia 18–64 tahun): Dosis awal adalah 25 mg sekali sehari. Dokter dapat meningkatkan dosis hingga 50 mg per hari sesuai kondisi pasien.
  • Lansia (usia 65 tahun ke atas): Diawali dari dosis terendah, kemudian dosis bisa ditambah jika diperlukan.

Jenis penyakit: Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

  • Dewasa (usia 18–64 tahun): Dosis awal untuk orang dewasa umumnya adalah 25-100 mg per hari. Dosis bisa dibagi menjadi 1-2 kali sehari.
  • Lansia (usia 65 tahun ke atas): Diawali dari dosis terendah, kemudian dosis bisa ditambah jika diperlukan.

Jenis Penyakit: Pembengkakan (Edema) karena Sindrom Nefrotik dan Penyakit Hati

  • Dewasa (usia 18–64 tahun): Dosis awal adalah 100 mg per hari, yang bisa dibagi menjadi 1-2 kali sehari. Sebagian orang mungkin mengonsumsi sedikitnya 25 mg per hari atau sebanyak 200 mg per hari. Dokter dapat menyesuaikan dosis Anda sesuai kebutuhan.
  • Lansia (usia 65 tahun ke atas): Diawali dari dosis terendah, kemudian dosis bisa ditambah jika diperlukan.

Jenis Penyakit: Hiperaldosteronisme Primer

  • Dewasa (usia 18–64 tahun): 400 mg per hari selama 3-4 minggu.
  • Lansia (usia 65 tahun ke atas): Diawali dari dosis terendah, kemudian dosis bisa ditambah jika diperlukan.

Jenis Penyakit: Perawatan Praoperasi Pada Pasien Hiperaldosteronisme

  • Dewasa (usia 18–64 tahun): Dosis biasanya 100-400 mg per hari untuk persiapan operasi. Dokter akan memberi dosis terendah untuk perawatan jangka panjang tanpa operasi.
  • Lansia (usia 65 tahun ke atas): Diawali dari dosis terendah, kemudian dosis bisa ditambah jika diperlukan.

Jenis Penyakit: Hipokalemia akibat Diuretik

  • Dewasa (usia 18–64 tahun): 25 sampai 100 mg per hari

Efek Samping

Sama seperti jenis obat-obatan lainnya, spironolactone dapat menyebabkan kantuk. Setelah mengonsumsi obat ini, Anda dilarang mengemudi, menggunakan mesin, atau melakukan tugas serupa yang mengharuskan Anda fokus dan waspada.

Beberapa efek samping yang mungkin juga ditimbulkan oleh spironolactone meliputi:

  • Mual dan muntah
  • Diare dan kram perut
  • Kadar kalium tinggi
  • Kram kaki
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Mengantuk
  • Gatal
  • Siklus haid tidak teratur atau perdarahan setelah menopause

Beberapa efek yang Anda alami di atas mungkin akan hilang dalam hitungan hari atau minggu. Namun, jika kondisi Anda menjadi semakin parah atau tidak kunjung sembuh, segera periksakan diri ke dokter.

Selain itu, hubungi dokter segera jika Anda memiliki efek samping yang serius, termasuk:

  • Peningkatan rasa haus
  • Tanda-tanda masalah ginjal (seperti perubahan jumlah urin)
  • Perubahan mood
  • Rasa lelah yang tidak biasa
  • Kejang otot
  • Nyeri payudara
  • Pembesaran payudara (ginekomastia) pada pria maupun wanita
  • Masalah fungsi seksual
  • Urin berwarna gelap
  • Mata atau kulit menguning

Reaksi alergi yang sangat serius terhadap spironolactone jarang terjadi. Namun, segera dapatkan bantuan medis jika Anda merasakan gejala reaksi alergi yang serius, termasuk ruam, gatal-gatal, bengkak (terutama pada wajah, lidah, atau tenggorokan), dan kesulitan bernapas.

Baca Juga: Anafilaksis, Reaksi Alergi Akut yang Berakibat Fatal

Sumber

Drugs. (2020). Spironolactone. www.drugs.com

Healthline. (2018). Spironolactone, Oral Tablet. www.healthline.com

Mayo Clinic. (2021). Spironolactone (Oral Route). www.mayoclinic.org

WebMD. Spironolactone.www.webmd.com