Sindrom Nefrotik: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Cara Pengobatannya

Sindrom Nefrotik: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Cara Pengobatannya

Penulis: Gradita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 26 November 2022

 

Sindrom nefrotik merupakan kelainan pada ginjal yang menyebabkan tubuh mengeluarkan protein secara berlebih dalam urine. Kondisi ini dapat mengganggu glomerulus yang berfungsi menyaring darah. Terganggunya fungsi glomerulus dapat terjadi dengan sendirinya tanpa ada penjelasan yang jelas.

Sindrom nefrotik sendiri bukanlah penyakit, melainkan rusaknya pembuluh darah dalam ginjal yang menyebabkan sindrom nefrotik muncul. Sindrom nefrotik dapat menyerang anak-anak hingga orang dewasa, di mana kondisi ini dapat terjadi jika fungsi ginjal sedang terganggu.

Baca Juga: Mengenali Sistem Urinaria dan Gangguannya

Penyebab Sindrom Nefrotik

Sindrom nefrotik terjadi ketika glomerulus mengalami kerusakan sehingga penyaringan darah tidak dapat berfungsi dengan baik. Glomerulus sendiri merupakan kumpulan pembuluh darah kecil di ginjal yang berfungsi menyaring limbah dan kelebihan air dari darah.

Glomerulus yang sehat akan menjaga protein dalam darah untuk mempertahankan jumlah cairan dalam tubuh sehingga tidak terjadi kebocoran protein dalam urine. Namun, ketika glomerulus mengalami kerusakan, protein dapat meresap dalam urine, di mana seharusnya protein hanya berada dalam darah, bukan di dalam urine.

Sindrom nefrotik yang disebabkan oleh gangguan pada glomerulus ini disebut juga sindrom nefrotik primer.

Selain kerusakan pada glomerulus, sindrom nefrotik juga bisa disebabkan oleh kondisi medis yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal. Penyakit-penyakit tersebut disebut sebagai penyebab sekunder dari sindrom nefrotik, seperti:

1. Lupus

Lupus merupakan penyakit langka yang menyerang autoimun. Penyakit ini menyebabkan sistem kekebalan Anda menghasilkan protein yang disebut autoantibodi yang menyerang jaringan dan organ Anda sendiri, termasuk ginjal.

2. Diabetes

Diabetes merupakan penyakit metabolik yang diakibatkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa atau gula darah. Glukosa yang tidak terkontrol bisa merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk di ginjal.

3. Penyakit Infeksi

Infeksi yang dapat meningkatkan terjadinya risiko sindrom nefrotik, meliputi penyakit hepatitis B, hepatitis C, kusta, sifilis, malaria, dan HIV.

4. Amiloidosis

Amiloidosis merupakan gangguan yang terjadi akibat penumpukan protein amiloid di dalam organ tubuh, termasuk ginjal.

Saat amiloid menumpuk, ginjal tidak lagi dapat bekerja dengan baik sehingga menyebabkan kebocoran protein dalam urin (sindrom nefrotik).

5. Henoch-Schonlein Purpura

Henoch-schonlein purpura merupakan peradangan pembuluh darah kecil yang terjadi di kulit, usus, dan ginjal.

6. Erythema Multiforme

Erythema multiforme merupakan reaksi yang tidak diinginkan (hipersensitivitas) akibat antibodi bereaksi keliru terhadap kondisi tertentu, sehingga menyebabkan terjadinya kelainan pada kulit.

7. Sindrom Sjogren

Sindrom sjogren merupakan kondisi saat antibodi tubuh menyerang kelenjar penghasil cairan. Kondisi ini juga dapat memengaruhi fungsi ginjal sehingga mengakibatkan nefritis interstisial (pembengkakan dan peradangan pada ginjal), serta kerusakan pada fungsi tubular.

8. Kanker

Sindrom nefrotik dapat terjadi bersamaan dengan penyakit kanker tertentu, seperti leukemia dan limfoma.

Selain beberapa penyakit di atas, seringnya mengonsumsi obat-obatan juga dapat meningkatkan risiko terkena sindrom nefrotik karena terganggunya fungsi kerja ginjal.

Baca Juga: Sama-sama Kanker Darah, Apa Perbedaan Leukemia dan Limfoma?

Gejala Sindrom Nefrotik

Gejala yang ditimbulkan oleh sindrom nefrotik adalah terjadinya penumpukan cairan dalam tubuh atau disebut dengan edema. Edema ini terjadi karena rendahnya protein dalam darah, sehingga mengakibatkan kebocoran pada cairan dalam pembuluh darah dan menumpuk di jaringan tubuh.

Gejala sindrom nefrotik juga dapat berupa:

  • Letih, lemas, dan lesu
  • Mudah tersinggung
  • Demam
  • Kehilangan nafsu makan dan mual
  • Peningkatan kadar kolesterol dalam darah
  • Rendahnya tingkat protein dalam darah
  • Pada anak-anak terjadi pembengkakan di wajah dan pada orang dewasa terjadi pembengkakan di tumit, paha, hingga betis
  • Urine yang berbusa akibat tingginya kandungan protein dalam urine (proteinuria)
  • Bertambahnya berat badan akibat terjadi penumpukan cairan tubuh.

Komplikasi Sindrom Nefrotik

Komplikasi dapat terjadi bila sindrom nefrotik tidak ditangani dengan baik dan tepat. Adapun komplikasi tersebut termasuk:

Cara Pengobatan Sindrom Nefrotik

Pengobatan sindrom nefrotik bervariasi tergantung penyebabnya. Selama pengobatan, dokter dapat merekomendasikan obat-obatan untuk membantu mengontrol gejala atau mengobati komplikasi sindrom nefrotik.

Berikut beberapa obat-obatan yang dapat dikonsumsi oleh pengidap sindrom nefrotik:

  • Obat Imunosupresif. Obat imunosupresif dapat membantu penderita sindrom nefrotik saat kondisi antibodi menyerang glomerulus.
  • Obat Pengencer Darah. Obat pengencer darah dapat menurunkan risiko penggumpalan darah yang terjadi pada pengidap sindrom nefrotik.
  • Obat Kortikosteroid. Methylprednisolone merupakan salah satu obat kortikosteroid yang dapat mengurangi peradangan pada ginjal.
  • Obat Diuretik. Obat diuretik berfungsi dapat mengurangi cairan berlebih pada tubuh dan mengurangi pembengkakan.
  • Obat Penghambat Reseptor Angiotensin. Memiliki fungsi menurunkan tekanan darah tinggi mengurangi protein dalam urine. Obat penghambat reseptor angiotensin dapat berupa obat ACE inhibitor, seperti captopril dan enalapril.
  • Obat Penisilin. Obat penisilin merupakan jenis obat antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi yang merupakan komplikasi dari sindrom nefrotik.
  • Obat Statin. Obat statin merupakan jenis obat untuk menurunkan kolesterol dalam darah.

Selain mengonsumsi obat-obatan, perubahan pola makan juga dapat membantu dalam mengobati sindrom nefrotik termasuk membatasi konsumsi natrium atau garam, makan lebih sedikit protein, dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol.

Baca Juga: Hubungan Kadar Kreatinin dan Kesehatan Ginjal

 

Sumber

Mayo Clinic. (2020). Nephrotic Syndrome. www.mayoclinic.org

Healthline. (2019). Everything You Need to Know About Nephrotic Syndrome. www.healthline.com

Verywell Health. (2020). How to Make Sense of Nephrotic Syndrome. www.verywellhealth.com

Healthline. (2018). Erythema Multiforme Information and Treatment. www.healthline.com

WebMD. (2019). What is Nephrotic Syndrome?. www.webmd.com

Medical News Today. (2020). What is Nephrotic Syndrome?.  www.medicalnewstoday.com