Kista Endometriosis, Ketahui Gejala dan Pengobatannya

Kista Endometriosis, Ketahui Gejala dan Pengobatannya

Penulis: Umi Fatimah

Kista endometriosis (endometrioma) adalah kista yang terbentuk ketika jaringan lapisan rahim (endometrium) tumbuh di ovarium. Kista endometriosis juga dikenal dengan sebutan “kista coklat” karena berisi cairan berwarna coklat tua yang terdiri dari darah menstruasi yang sudah lama dan jaringan yang mengisi rongga kista.

Umumnya, kista endometriosis terbentuk pada endometriosis stadium lanjut. Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim.

Karena gejala kista endometriosis serupa dengan gejala endometriosis, penting bagi Anda untuk tidak mendiagnosis diri sendiri. Hanya dokter yang dapat mendiagnosis endometriosis atau kista endometriosis.

Baca Juga: Pengaruh Polip Rahim dan Polip Serviks pada Kehamilan

Gejalanya Kista Endometriosis

Kista endometriosis bisa menimbulkan gejala pada beberapa wanita, sementara sebagian wanita lainnya mungkin tidak mengalami gejala apa pun. Ukuran kista juga tidak serta merta memengaruhi tingkat keparahan gejala yang dirasakan.

Hal ini berarti seorang wanita dengan kista endometriosis berukuran kecil bisa mengalami gejala, sedangkan wanita dengan kista yang berukuran besar bisa saja tidak mengalami gejala tersebut. Ukuran kista sendiri bisa berkisar antara 2 hingga 20 cm.

Jika gejalanya muncul, gejala kista endometriosis mirip dengan gejala endometriosis. Gejalanya dapat meliputi:

  • Rasa nyeri dan kram pada perut bagian bawah saat menstruasi (dismenore)
  • Nyeri panggul yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi
  • Siklus menstruasi tidak teratur
  • Rasa sakit saat berhubungan seks
  • Gangguan sistem pencernaan
  • Nyeri punggung bagian bawah
  • Nyeri saat buang air besar
  • Sakit atau nyeri saat buang air kecil (disuria)
  • Infertilitas atau kesulitan untuk hamil
  • Menoragia yaitu perdarahan menstruasi yang berlebihan atau berlangsung lebih dari 7 hari.

Perlu dipahami bahwa Anda tidak dapat mengetahui jika Anda mempunyai kista hanya dari gejalanya saja. Untuk memastikan kondisi Anda, dokter harus memeriksa ovarium dengan USG atau MRI.

Dokter mungkin juga melakukan tes darah untuk memeriksa apakah kista berpotensi menjadi ganas atau kanker, mengetahui apakah Anda hamil, atau adanya infeksi.

Cara lain untuk mendiagnosis kista endometriosis secara meyakinkan adalah melalui laparoskopi. Selama operasi rawat jalan ini, dokter akan membuat sayatan kecil di sekitar pusar Anda dan memasukkan kamera tipis. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk melihat kista dari dekat, menilai ukurannya, dan memutuskan cara terbaik untuk mengobati kondisi Anda.

Bisakah Kista Endometriosis Pecah?

Jawabannya adalah iya, kista endometriosis dapat pecah. Meski begitu, pecahnya kista endometriosis jarang terjadi dan diperkirakan terjadi pada kurang dari 3% orang dalam usia reproduksi.

Pecahnya kista lebih sering terjadi selama kehamilan karena rangsangan hormonal pada jaringan mirip kista endometriosis.

Kista endometriosis yang pecah bisa menjadi keadaan darurat medis. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami sakit perut yang parah dan tiba-tiba disertai dengan gejala:

  • Mual dan muntah
  • Demam
  • Perdarahan vagina yang banyak
  • Merasa pusing atau pingsan.

Baca Juga: Kista Ovarium di Masa Kehamilan, Pahami Penyebab dan Pengobatannya

Penyebab Kista Endometriosis 

Belum diketahui secara pasti penyebab terbentuknya kista endometriosis. Namun, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa beberapa kista endometriosis terbentuk akibat menstruasi retrograde.

Pada menstruasi retrograde, sebagian darah menstruasi mengalir kembali ke tubuh selama menstruasi, bukan keluar melalui leher rahim dan vagina. Akibatnya, sel-sel endometrium yang luruh dan terkandung di dalam darah menstruasi dibawa kembali melalui saluran tuba ke ovarium dan rongga panggul. Sel-sel tersebut akan semakin menebal dan mengakibatkan perdarahan saat menstruasi sehingga menyebabkan kista endometriosis.

Menstruasi retrograde juga dapat menyebabkan endometriosis. Faktanya, kista endometriosis dialami pada 17% hingga 44% wanita dengan endometriosis.

Pada kista endometriosis, menstruasi retrograde menyebabkan jaringan endometrium terperangkap di dalam kista sehingga menyebabkan peradangan.

Beberapa faktor juga dapat menyebabkan Anda berisiko mengalami kista endometriosis antara lain:

  • Genetik: Wanita dengan riwayat keluarga endometriosis lebih mungkin terkena endometriosis atau kista endometriosis.
  • Gangguan autoimun: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan autoimun bisa menyebabkan endometriosis. Dalam hal ini, jaringan endometrium yang biasanya terbentuk saat menstruasi akan menimbulkan respons peradangan yang dapat menimbulkan jaringan parut dan penyakit pada panggul.
  • Cedera: Kerusakan pada rahim atau struktur di sekitarnya berkaitan dengan peningkatan risiko endometriosis. Cedera ini bisa terjadi saat melahirkan secara caesar.

Baca Juga: Plasenta Akreta, Tumbuhnya Plasenta di Dinding Rahim yang Terlalu Dalam

Pengobatan

Kista endometriosis sangat mengancam reproduksi wanita di masa depan karena bisa merusak jaringan ovarium yang sehat dan menurunkan fungsi ovarium.

Perawatan kista endometriosis tergantung pada usia pasien, risiko terkena kanker, dan tujuan reproduksi (rencana ingin hamil atau tidak). Adapun pilihan pengobatan kista endometriosis meliputi:

1. Pemantauan

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan untuk menunggu dan memantau pertumbuhan kista jika kistanya kecil dan tidak menimbulkan gejala.

2. Obat-obatan

Di sisi lain, pada kasus endometriosis ringan biasanya dapat diobati dengan terapi hormon (seperti pil KB). Namun, jika endometriosis sudah cukup parah hingga menyebabkan kista endometriosis, terapi hormon biasanya tidak efektif sehingga pembedahan adalah pilihan pengobatan utama.

3. Laparoskopi

Dokter dapat merekomendasikan pembedahan melalui metode laparoskopi jika Anda memiliki kista yang terus tumbuh atau ukurannya lebih besar dari 4 cm. Melalui laparoskopi, dokter akan mengangkat kista sebagian atau seluruhnya (kistektomi/laparatomi). Selain laparoskopi, dokter juga bisa menggunakan metode terapi sinar laser untuk menghancurkan kista.

4. Histerektomi/Ooforektomi

Jika penanganan kista lainnya tidak meredakan gejala dan memperbaiki kondisi Anda, dokter mungkin menyarankan agar rahim Anda (histerektomi) dan/atau ovarium (ooforektomi) diangkat. Namun, dokter tidak akan merekomendasikan pengobatan ini bagi wanita yang berencana untuk hamil.

Diskusikan semua pilihan pengobatan dan kekhawatiran Anda dengan dokter sebelum memulai pengobatan. Dokter dapat merekomendasikan pilihan pengobatan terbaik berdasarkan situasi Anda.

Baca Juga: Jenis, Gejala, Penyebab dan Pengobatan Hiperplasia Endometrium

 

Sumber

Cleveland Clinic. Ovarian Endometrioma. my.clevelandclinic.org

Endometriosis News. Endometriosis and Ovarian Cysts. endometriosisnews.com

Jayaprakasan K, Becker C, Mittal M, on behalf of the Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. The effect of surgery for endometriomas on fertility. Scientific Impact Paper No. 55. BJOG 2018; 125: e19– e28. doi:10.1111/1471-0528.14834

Shigesi N, Kvaskoff M, Kirtley S, et al. The association between endometriosis and autoimmune diseases: a systematic review and meta-analysis. Hum Reprod Update. 2019 Jul 1;25(4):486-503. doi: 10.1093/humupd/dmz014

Verywell Health (2023). What Is an Endometrioma?. www.verywellhealth.com

WebMD (2021). What Are Endometrioid Cysts?. www.webmd.com