Mengetahui Prosedur Laparoskopi

Mengetahui Prosedur Laparoskopi

Penulis: Meimei | Editor: Agnes

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 31 Januari 2023

 

Laparoskopi merupakan prosedur bedah yang digunakan untuk mendiagnosis kondisi tubuh bagian dalam dengan memeriksa organ di dalam perut. Tindakan ini dikategorikan sebagai prosedur invasif  minimal dan berisiko rendah karena hanya dengan sayatan kecil saja.

Sesuai dengan namanya, prosedur ini dilakukan dengan alat bernama laparoskop. Bentuknya berupa tabung panjang dan tipis yang memiliki kamera beresolusi tinggi untuk perekaman. Laparoskop juga dilengkapi dengan lampu di ujungnya yang mampu memancarkan cahaya dengan intensitas tinggi.

Baca Juga: Ketahui Kapan Harus Operasi Caesar dan Risikonya

Penggunaan Laparoskopi

Awalnya laparoskopi dipakai sebagai metode diagnosis untuk gangguan kandung empedu dan ginekologi. Namun penggunaannya berkembang untuk berbagai penyakit lainnya termasuk usus dan hati. Dengan cara ini, dokter hanya perlu melakukan sayatan kecil yang jadi jalan masuk alat ini untuk memonitor organ dalam Anda.

Oleh karena kecanggihan metode ini, dokter tidak perlu lagi melakukan operasi besar demi melakukan diagnosis. Dengan demikian, dapat meminimalisasi risiko dari operasi besar dan juga memperoleh sampel biopsi selama prosedur ini.

Bagi sebagian orang, laparoskopi terasa menyeramkan sehingga enggan menjalaninya. Apalagi membayangkan ada alat asing yang masuk ke dalam tubuh kita. Ada beberapa kelebihan prosedur laparoskopi dibandingkan metode operasi lainnya, antara lain:

  • bekas luka operasi lebih kecil
  • lebih cepat keluar dari rumah sakit
  • rasa sakit berkurang saat luka sembuh
  • sembuh lebih cepat pasca tindakan operasi
  • bisa beraktivitas normal lebih cepat
  • risiko jaringan parut internal lebih rendah.

Meski demikian, bukan berarti tindakan ini tidak memiliki resiko sama sekali. Meski jarang terjadi, laparoskopi dapat menyebabkan pendarahan, infeksi, dan kerusakan organ di perut Anda. Oleh karena itu, penting untuk mencermati respon tubuh pasca menjalani prosedur ini.

Selain itu, ada resiko kecil kerusakan pada organ yang diperiksa selama laparoskopi. Darah dan cairan lain bisa bocor ke dalam tubuh Anda jika ada organ yang tertusuk. Untuk memperbaikinya biasanya dokter akan melakukan operasi lain untuk perbaikan organ.

Risiko lainnya yang juga harus dipertimbangkan adalah adanya komplikasi. Komplikasi ini terjadi dari anestesi sehingga menyebabkan gangguan pembekuan darah, yang bisa menyebar ke panggul, kaki, atau paru-paru.

Baca Juga: Berbagai Jenis Obat Penambah Nafsu Makan yang Aman Dikonsumsi

Prosedur Laparoskopi

Laparoskopi sering digunakan untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis sumber nyeri panggul atau perut. Biasanya ini direkomendasikan untuk pemeriksaan berbagai organ berikut:

  • usus buntu
  • kantong empedu
  • hati
  • pankreas
  • usus kecil dan usus besar
  • limpa perut
  • organ panggul atau reproduksi.

Dalam banyak kasus, laparoskopi kemudian dipakai untuk melengkapi teknik yang sudah ada seperti ultrasound, CT scan, dan MRI. Hal itu karena metode ini dapat mendeteksi masalah yang lebih berat misalnya saja keberadaan massa perut atau tumor, cairan di rongga perut, penyakit hati, dan kemungkinan adanya kanker.

Prosedur laparoskopi dimulai dengan anestesi umum yang diberikan lewat jalur intravena (IV) dan dimasukkan ke salah satu pembuluh darah Anda. Tenaga kesehatan akan memberi obat-obatan khusus untuk memberikan hidrasi pada tubuh.

Beberapa prosedur juga hanya menggunakan anestesi lokal yang bertujuan untuk membuat mati rasa wilayah tertentu saja. Anda tidak akan merasakan rasa sakit namun tetap terjaga selama operasi berjalan. Setelah itu, ahli bedah akan membuat sayatan di bawah pusar dan memasukkan tabung kecil yang disebut kanula.

Kanula berguna untuk mengembangkan perut pasien dengan karbon dioksida agar tampilan organ dalamnya terlihat lebih jelas. Setelah perut Anda membesar, dokter bedah akan memasukkan laparoskop melalui sayatan tersebut. Kamera yang terpasang pada laparoskopi menampilkan gambar di layar sehingga bisa dipantau secara realtime.

Jumlah dan ukuran sayatan tergantung pada penyakit tertentu yang ingin dikonfirmasi atau dihilangkan. Umumnya, dibutuhkan satu hingga empat sayatan yang panjangnya masing-masing antara 1 dan 2 sentimeter. Sayatan ini memungkinkan instrumen lain untuk dimasukkan misalnya alat untuk biopsi.

Adapun, biopsi dilakukan dengan mengambil sampel kecil jaringan organ guna dievaluasi. Setelah prosedur selesai, instrumen dilepas dan sayatan ditutup kembali dengan jahitan. Terakhir, perban dipasang di atas sayatan agar tetap higienis selama proses pemulihan.

Peringatan Laparoskopi

Sebelum prosedur laparoskopi dilakukan, sebaiknya Anda memberi tahu dokter mengenai riwayat penggunaan obat dan penyakit. Biasanya dokter akan menyesuaikan dosis sebelum dan sesudah prosedur dijalankan. Ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil laparoskopi antara lain:

  • antikoagulan, seperti pengencer darah
  • obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), termasuk aspirin (Bufferin) atau ibuprofen (Advil, Motrin IB)
  • obat lain yang mempengaruhi pembekuan darah
  • suplemen herbal atau makanan
  • vitamin K.

Anda akan disarankan untuk menghindari makan dan minum selama delapan jam sebelum tindakan laparoskopi. Selain itu, penting untuk membawa pendamping untuk menjaga dan mengantar Anda sesudah operasi. Hal ini karena efek anestesi yang dapat mengakibatkan kantuk sehingga berbahaya jika berkendara sendiri.

Baca Juga: Cara Menangani Efek Pasca Operasi Pengangkatan Rahim

Sumber

Laparoscopy. What is Laparoscopic Surgery? www.laparoscopic.md

Healthline. (2018). Laparoscopy: Purpose, Preparation, Procedure, and Recovery. www.healthline.com

Web Md (2021). Laparoscopic Surgery: Purpose, Procedure, and Benefits. www.webmd.com

MedicineNet. Laparoscopy: Read All About This Procedure. www.medicinenet.com