Plasenta Akreta, Tumbuhnya Plasenta di Dinding Rahim yang Terlalu Dalam

Plasenta Akreta, Tumbuhnya Plasenta di Dinding Rahim yang Terlalu Dalam

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Plasenta akreta merupakan kondisi ketika plasenta atau ari-ari tumbuh terlalu dalam di dinding rahim. Pada kondisi normal, plasenta akan menempel di dinding rahim. Plasenta bisa segera lepas setelah melahirkan.

Namun, dalam kondisi plasenta akreta, plasenta yang tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim akan sangat sulit untuk dilepaskan.

Kondisi ini adalah masalah kehamilan yang sangat serius dan bisa mengancam jiwa. Ibu hamil dapat kehilangan darah terlalu banyak ketika melahirkan. Saat perdarahan berlebihan terjadi, Anda harus menerima transfusi darah atau bahkan histerektomi (pengangkatan rahim).

Baca Juga: Fetal distress atau Kondisi Gawat Janin, Waspadai Gejalanya

Jenis-jenis Plasenta Akreta

Plasenta akreta terbagi ke dalam beberapa jenis, tergantung pada seberapa dalam plasenta menempel pada rahim. Berikut penjelasannya.

1. Plasenta Akreta

Plasenta akreta merupakan kondisi ketika plasenta menempel terlalu dalam di dinding rahim, tetapi tidak melewati dinding rahim atau berdampak pada otot-otot rahim.

Jenis ini adalah kondisi yang paling umum sekitar 75% dari semua kasus masalah pada plasenta.

2. Plasenta Inkreta

Kondisi ini terjadi ketika plasenta tertanam lebih dalam di dinding rahim. Plasenta tidak melewati dinding rahim, tetapi telah melekat erat pada otot-otot rahim. Kondisi yang satu ini menyumbang sekitar 15% dari semua kasus.

3. Plasenta Perkreta

Plasenta perkreta adalah kondisi ketika plasenta menempel sangat dalam di dinding rahim menembus seluruh dinding rahim. Bahkan plasenta tumbuh hingga menempel pada organ lain, seperti kandung kemih atau usus.

Kondisi ini merupakan jenis yang paling parah dan paling tidak umum dibandingkan kasus lain, hanya sekitar 5–10% dari semua kasus.

Gejala Plasenta Akreta

Umumnya, plasenta akreta tidak ditandai dengan gejala apa pun. Namun, pada beberapa kasus, plasenta akreta bisa terjadi bersamaan dengan plasenta previa.

Ketika hal ini terjadi, Anda mungkin akan mengalami perdarahan dari vagina selama trimester ketiga (minggu 27 hingga 40).

Penyebab Plasenta Akreta

Hingga kini, penyebab plasenta akreta tidak diketahui. Namun, kondisi ini diduga dapat berhubungan dengan plasenta previa atau riwayat penyakit caesar sebelumnya.

Plasenta akreta cukup umum terjadi pada wanita yang mengalami plasenta previa, persentasenya mencapai 5–10%.

Selain itu, operasi caesar dapat meningkat risiko plasenta akreta di masa mendatang. Hal ini karena disebabkan oleh jaringan parut yang terbentuk usai persalinan caesar.

Faktor Risiko Plasenta Akreta

Bagi Anda yang dalam masa kehamilan, harus mengetahui faktor-faktor risiko yang bisa meningkatkan plasenta akreta.

Ada banyak faktor risiko yang bisa meningkatkan terjadinya plasenta akreta, di antaranya:

  • Pernah melahirkan secara caesar atau menjalani operasi rahim lainnya, seperti fibroid rahim
  • Plasenta previa, ketika posisi plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks
  • Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun
  • Plasenta terletak di bagian bawah rahim
  • Adanya kelainan pada rahim
  • Jumlah kehamilan dan persalinan sebelumnya.

Baca Juga: Pahami Tindakan Medis Aborsi Ketika Kehamilan Bermasalah

Diagnosis Plasenta Akreta

Walaupun plasenta akreta tidak disertai dengan gejala, kondisi ini bisa didiagnosis.

Dokter kandungan dapat mendiagnosis plasenta yang tumbuh terlalu dalam di dinding rahim dengan pemeriksaan rutin. Misalnya, ultrasound (USG) rahim selama kehamilan.

Selain itu, dokter akan melakukan pemeriksaan lain untuk memastikannya. Dengan cara magnetic resonance imaging (MRI) dan tes darah untuk memeriksa apakah kadar alfa-fetoproteinnya tinggi.

Tindakan yang Dilakukan saat Plasenta Akreta

Lantas, perawatan seperti apa yang dilakukan ketika ibu hamil mengalami plasenta akreta?

Dokter dan tim medis lainnya akan melakukan pemeriksaan secara berkala untuk menentukan tindakan apa yang paling tepat untuk Anda.

Dalam hal ini, dokter juga akan menentukan kapan waktu yang tepat bagi Anda untuk melahirkan dengan aman.

Jenis persalinan yang dilakukan pada ibu hamil dengan plasenta akreta adalah operasi caesar. Selanjutnya, dokter mungkin akan melakukan histerektomi atau pengangkatan rahim.

Tindakan ini dilakukan untuk mencegah perdarahan serius yang dapat terjadi ketika sebagian atau seluruh plasenta tertinggal di dalam rahim.

Ketika terjadi plasenta akreta, operasi caesar juga tetap bisa dilakukan dengan mempertahankan rahim jika Anda berencana untuk hamil lagi.

Jadi, plasenta akan ditinggalkan di dalam rahim dan dibiarkan luruh dengan sendirinya selama beberapa waktu.

Namun, hal ini sangat berisiko menyebabkan komplikasi yang serius, seperti pendarahan hebat atau infeksi. Jika hal ini terjadi, dokter akan tetap akan merekomendasikan tindakan histerektomi.

Komplikasi Plasenta akreta

Plasenta akreta dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk:

Sementara itu, melakukan persalinan caesar dan prosedur histerektomi untuk mengeluarkan plasenta dari tubuh juga dapat menyebabkan komplikasi, meliputi:

  • Reaksi alergi terhadap anestesi atau obat bius
  • Penggumpalan darah
  • Infeksi luka operasi
  • Kerusakan pada organ lain, seperti kandung kemih, jika plasenta telah melekat pada organ lain.

Bisakah Plasenta Akreta Dicegah?

Sayangnya, tidak ada cara untuk mencegah plasenta akreta. Dokter akan memantau kehamilan Anda dengan cermat untuk mencegah komplikasi jika Anda didiagnosa mengalami plasenta akreta.

Baca Juga: Ketahui 6 Gangguan pada Plasenta yang Membahayakan Janin

Sumber

American Pregnancy Association. Placenta Accreta. www.americanpregnancy.org

Cleveland Clinic. Placenta Accreta. my.clevelandclinic.org

Healthline. Pregnancy Complications: Placenta Accreta. www.healthline.com

Mayo Clinic. (2022). Placenta accreta. www.mayoclinic.org