Proses Pembekuan Darah Saat Terjadi Luka

Proses Pembekuan Darah Saat Terjadi Luka

Penulis: Anugrah | Editor: Handa

Proses pembekuan darah atau koagulasi yaitu kondisi di mana darah Anda menggumpal untuk menghentikan perdarahan. Kondisi ini tersebut bisa menjadi hal yang menguntungkan, bisa juga sebaliknya, tergantung pada kondisi setiap orang. Hal ini karena mekanisme pembekuan darah memang dibutuhkan dalam situasi tertentu.

Saat mengalami luka atau cedera, pembuluh darah Anda dapat rusak sehingga terjadi pendarahan. Untuk menghentikan pendarahan tersebut, tubuh Anda akan mengaktifkan serangkaian proses pembekuan darah dan penyembuhan luka. Dalam dunia medis, proses pembekuan darah disebut hemostasis.

Unsur-unsur Pembekuan Darah

Beberapa komponen atau unsur-unsur dalam darah yang membantu proses pembentukan darah, yaitu:

1. Trombosit

Trombosit atau keping darah yaitu sel berbentuk kepingan yang terkandung di dalam darah. Trombosit dihasilkan oleh sel-sel di dalam sumsum tulang yang disebut megakariosit. Peran utama trombosit yaitu membentuk gumpalan darah sehingga perdarahan dapat dihentikan atau diperlambat.

2. Faktor Koagulasi

Faktor koagulasi atau faktor pembekuan adalah protein, yang sebagian besar diproduksi oleh hati. Menurut Hemophilia Foundation, ada sekitar 10 jenis protein yang berperan dalam mekanisme pembekuan darah. Faktor-faktor tersebut nantinya akan bekerja sama dengan trombosit untuk menciptakan gumpalan atau bekuan darah saat terjadi luka.

Bagaimana Proses Pembekuan Darah?

Siklus pembekuan darah terjadi dalam rangkaian interaksi kimiawi yang cukup kompleks. Berikut ini proses awal hingga akhir:

  • Pembuluh darah menyempit. Ketika tubuh Anda terluka dan mengeluarkan darah, artinya telah terjadi kerusakan pada pembuluh darah Anda. Saat itu juga, pembuluh darah akan mengejang sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah.
  • Trombosit membentuk sumbatan. Trombosit atau kepig darah akan bereaksi ketika pembuluh darah rusak atau ada luka. Kemudian mereka akan menempel pada dinding daerah yang luka dan bersama-sama membentuk sumbatan. Sumbatan tersebut berfungsi untuk menutup bagian yang rusak, sehingga darah yang keluar akan berhenti. Agar proses pembentukan sumbatan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya, trombosit akan menghasilkan zat kimia untuk mengundang lebih banyak trombosit.
  • Faktor koagulasi membentuk bekuan darah. Di saat yang bersamaan, faktor-faktor pembekuan darah akan membentuk reaksi yang disebut dengan kaskade koagulasi. Pada kaskade koagulasi, fibrinogen akan diubah menjadi benang-benang halus yang disebut dengan fibrin. Benang-benang tersebut akan bergabung dengan trombosit untuk membentuk sumbatan.
  • Proses pembekuan darah berhenti. Pada proses ini, faktor-faktor koagulasi akan berhenti bekerja dan trombosit diambil kembali oleh darah agar pembekuan darah tidak terjadi secara berlebihan. Setelah luka berangsur-angsur membaik, benang fibrin akan hancur, sehingga tidak ada lagi sumbatan luka.

Baca Juga : Batuk Berdarah (Hemoptisis): Penyebab dan Pengobatan

Masalah yang Bisa Terjadi dalam Proses Pembekuan Darah

Meski pembekuan darah menjadi respon pertama saat terjadi luka, namun proses ini tidak selamanya berjalan mulus, karena beberapa orang memiliki gangguan pembekuan darah. Beberapa masalah yang bisa terjadi dalam proses pembekuan darah, yaitu:

1. Mengidap Hemofilia

Hemofilia yaitu gangguan pembekuan darah yang menyebabkan darah sukar membeku. Akibatnya, perdarahan bisa berlangsung lebih lama dan sulit dihentikan.

Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya faktor pembekuan darah di dalam tubuh. Bahkan pada kasus yang lebih parah, penderita bisa mengalami pendarahan meski tidak terluka atau mengalami cedera apapun.

2. Hiperkoagulasi

Hiperkoagulasi yaitu kondisi kondisi di mana proses pembekuan darah terjadi secara berlebihan meski tidak ada luka apa pun. Koagulasi sama bahayanya, karena gumpalan darah bisa menyumbat pembuluh vena dan arteri.

Jika pembuluh darah tersumbat, maka tubuh tidak dapat mengalirkan darah yang mengandung oksigen dengan maksimal. Hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi mematikan, seperti terkena stroke, serangan jantung, emboli paru-paru, gagal ginjal, dan Deep vein thrombosis. Oleh karenanya, hiperkoagulasi tidak bisa disepelekan.

Baca Juga : Ketahui Penyebab Muntah Darah dan Cara Pengobatannya

Sumber

Bleedingdisorder.com. Coagulation. www.bleedingdisorders.com
Healthline. (2018). Bleeding Disorder. www.healthline.com
Hemaware. The Blood Clotting Process: What Happens if You Have a Bleeding Disorder. hemaware.org
MedicineNet. (2016). Medical Definition of Coagulation. www.medicinenet.com