Hiperkalsemia: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Hiperkalsemia: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Penulis: Umi Fatimah

Hiperkalsemia adalah kondisi ketika kadar kalsium dalam darah lebih tinggi dari batas normal. Kondisi ini bisa ringan atau berat dan bersifat sementara atau kronis (seumur hidup).

Kalsium sendiri merupakan nutrisi penting yang berperang dalam menjaga kesehatan gigi, tulang, dan jantung, serta mendukung kinerja otot. Jika kadar kalsium terlalu tinggi, maka hal ini dapat menimbulkan masalah kesehatan. Bahkan jika tidak diobati, kelebihan kadar kalsium dapat mengancam jiwa.

Baca Juga: Ketahui Perbedaan Kalsium dan Fosfor, serta Fungsinya bagi Tubuh

Gejala Hiperkalsemia

Gejala hiperkalsemia bisa berbeda-beda, tergantung penyebab dan tingkat keparahan kondisi pasien. Dalam kasus hiperkalsemia yang parah, pasien biasanya akan memiliki tanda dan keluhan yang memengaruhi berbagai bagian tubuh.

Berikut ini gejala hiperkalsemia tergantung pada bagian tubuh yang terdampak:

  • Keluhan umum berupa sakit kepala, lesu, dan kelelahan
  • Gejala yang berhubungan dengan ginjal, seperti rasa haus berlebihan dan sering buang air kecil
  • Sakit perut dan masalah pencernaan, termasuk mual, muntah, penurunan nafsu makan, dan sembelit
  • Nyeri tulang dan otot menjadi lemah
  • Tekanan darah tinggi dan irama jantung tidak normal
  • Kecemasan dan depresi
  • Osteoporosis.

Penyebab Hiperkalsemia

Kelebihan kalsium dalam darah bisa terjadi akibat kondisi medis lain. Salah satu penyebab paling umum hiperkalsemia adalah kelenjar paratiroid yang terlalu aktif.

Dalam keadaan normal, kelenjar paratiroid melepaskan hormon paratiroid (PTH) ketika kadar kalsium darah rendah. Pelepasan hormon ini membantu tubuh menyerap lebih banyak kalsium dan mengurangi jumlah kalsium yang hilang saat buang air kecil. Tak hanya itu, hormon ini juga berfungsi menarik kalsium dari tulang dan memasukkannya ke dalam darah.

Namun, jika Anda memiliki kelenjar paratiroid yang terlalu aktif, tubuh akan memompa lebih banyak PTH daripada yang Anda butuhkan. Hal ini dapat terjadi jika kelenjar tersebut tumbuh terlalu besar atau tumor jinak terbentuk pada satu atau lebih kelenjar dalam tubuh.

Selain disebabkan kelenjar paratiroid yang terlalu aktif, hiperkalsemia juga bisa terjadi akibat:

1. Kanker

Kanker paru-paru, kanker payudara, dan beberapa jenis kanker darah dapat meningkatkan risiko hiperkalsemia. Bahkan penyebaran kanker (metastasis) ke tulang juga meningkatkan risiko terkena hiperkalsemia.

2. Penyakit lainnya

Penyakit tertentu, seperti TBC dan sarkoidosis, dapat meningkatkan kadar vitamin D dalam darah, yang merangsang saluran pencernaan untuk menyerap lebih banyak kalsium.

3. Dehidrasi

Kondisi ini biasanya menyebabkan kasus hiperkalsemia ringan. Dehidrasi menyebabkan kadar kalsium meningkat karena rendahnya jumlah cairan dalam darah. Namun, tingkat keparahan hiperkalsemia tergantung pada fungsi ginjal Anda.

4. Faktor keturunan

Hiperkalsemia juga bisa terjadi karena kelainan genetik langka yang dikenal sebagai hiperkalsemia hipokalsiurik familial (FHH). Pada penderita FHH, tubuh memiliki reseptor kalsium yang salah (protein yang membantu mengatur kadar kalsium) sehingga menyebabkan tingginya kadar kalsium dalam darah.

5. Efek samping pengobatan

Beberapa obat dapat merangsang kelenjar paratiroid secara berlebihan, sehingga menyebabkan hiperkalsemia. Salah satu contohnya adalah litium (obat untuk menangani gangguan bipolar).

6. Suplemen

Mengonsumsi suplemen kalsium atau vitamin D secara berlebihan dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan kadar kalsium dalam darah.

Baca Juga: Ketahui 12 Tanda tubuh Anda kekurangan Kalsium (Hipokalsemia)

Komplikasi Hiperkalsemia

Tingginya kadar kalsium dalam darah dapat menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan, seperti:

  • Osteoporosis
  • Batu ginjal
  • Gagal ginjal
  • Masalah dengan fungsi otak, seperti kebingungan, demensia, bahkan dalam kasus yang parah bisa menyebabkan koma
  • Detak jantung tidak normal atau tidak teratur (aritmia).

Diagnosis Hiperkalsemia

Hiperkalsemia dapat didiagnosis melalui tes darah. Namun, mendiagnosis penyebab hiperkalsemia merupakan proses yang lebih rumit.

Selain melakukan pemeriksaan mengenai riwayat kesehatan pasien secara rinci dan pemeriksaan fisik, dokter juga akan melakukan tes darah lebih lanjut (seperti kadar PTH dan kadar vitamin D) dan tes urin untuk mengukur kadar kalsium.

Kadar kalsium dapat menunjukkan tingkat diagnosis dan tingkat keparahan hiperkalsemia. Adapun tingkat keparahan hiperkalsemia berdasarkan kadar kalsium dalam darah yaitu:

  • Hiperkalsemia ringan: 10,5 hingga 11,9 (mg/dL)
  • Hiperkalsemia sedang: 12,0 hingga 13,9 mg/dL
  • Krisis hiperkalsemia (kondisi darurat medis): 14,0 hingga 16,0 mg/dL.

Dokter juga akan melakukan tes penunjang lainnya untuk memastikan penyebab hiperkalsemia yang diderita oleh pasien, mencakup:

Pengobatan Hiperkalsemia

Dokter akan memberikan rencana pengobatan berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan hiperkalsemia pasien. Jika pasien menderita hiperkalsemia ringan, dokter akan menyarankan pasien untuk:

  • Minum banyak air
  • Mengganti atau menghentikan penggunaan obat diuretik
  • Berhenti mengonsumsi antasida
  • Berhenti mengonsumsi suplemen kalsium.

Sementara pada kasus hiperkalsemia yang parah, pilihan pengobatan dapat mencakup:

  • Kalsitonin, untuk menurunkan kadar kalsium dan memperlambat pengeroposan tulang
  • Cairan intravena, untuk menghidrasi pasien dan menurunkan kadar kalsium dalam darah
  • Cinacalcet, untuk membantu mengendalikan kelenjar paratiroid yang terlalu aktif
  • Kortikosteroid, untuk mengatasi hiperkalseima akibat kadar vitamin D yang terlalu tinggi
  • Bifosfonat, biasanya digunakan untuk mengobati hiperkalsemia akibat kanker.
  • Dialisis, untuk membuang kelebihan kalsium dan limbah dalam darah ketika ginjal mengalami kerusakan
  • Pembedahan, untuk mengangkat kelenjar paratiroid yang terlalu aktif.

Hiperkalsemia memang tidak dapat dicegah, tetapi deteksi dini dapat membantu mendeteksi penyebabnya sehingga pengobatan dapat diberikan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Jika Anda memiliki riwayat keluarga hiperkalsemia, batu ginjal, atau gangguan kelenjar paratiroid, konsultasikan dengan dokter tentang risiko Anda terkena hiperkalsemia. Dokter akan menentukan apakah pemeriksaan lebih lanjut diperlukan.

Baca Juga: Tips Penuhi Kebutuhan Kalsium Harian

 

Sumber

Cleveland Clinic. Hypercalcemia. my.clevelandclinic.org

Healthline. Terbinafine Effect: Hypercalcemia: What Happens If You Have Too Much Calcium?. healthline.com

Mayo Clinic. Hypercalcemia. mayoclinic.org

Medicine Net (2023). Hypercalcemia (Elevated Calcium Levels). medicinenet.com

WebMD (2023). What to Know About Hypercalcemia. webmd.com

Verywell Health (2022). What Is Hypercalcemia?. verywellhealth.com