Mengenal Proses Hemodialisis (Cuci Darah)

Mengenal Proses Hemodialisis (Cuci Darah)

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ginjal yang sehat mampu membersihkan darah serta menghilangkan kelebihan cairan tubuh menjadi urin. Ginjal juga memiliki fungsi dalam menghasilkan hormon untuk menjaga tubuh tetap sehat. Ketika ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik, maka diperlukan prosedur hemodialisis atau cuci darah sebagai penggantinya.

Dalam proses hemodialisis, mesin akan menyaring limbah, garam, dan cairan dari darah Anda ketika ginjal tidak lagi cukup sehat untuk melakukan fungsinya. Hemodialisis merupakan salah satu cara untuk mengobati gagal ginjal tingkat lanjut dan dapat membantu Anda menjalani kehidupan yang aktif meskipun mengidap gagal ginjal.

Baca Juga : Ketahui Penyebab dan Faktor Risiko Gagal Ginjal Akut

Persiapan Sebelum Hemodialisis

Persiapan untuk hemodialisis dimulai beberapa minggu hingga beberapa bulan sebelum prosedur pertama Anda. Untuk memudahkan akses ke aliran darah Anda, dokter bedah akan membuat akses vaskular. Akses ini berfungsi sebagai jalur selama melakukan proses cuci darah. Akses bedah membutuhkan waktu untuk pulih sebelum Anda memulai perawatan hemodialisis.

Terdapat tiga jenis akses vaskular, yaitu:

  • Fistula arteri (AV). Akses ini menghubungkan arteri dan vena, yang biasanya dilakukan di lengan. Ini adalah jenis akses yang disukai karena efektivitas dan keamanannya.
  • AV graft. Jika pembuluh darah Anda terlalu kecil untuk membentuk fistula AV, maka dokter bedah dapat membuat jalur antara arteri dan vena menggunakan tabung sintetis fleksibel yang disebut graft.
  • Kateter vena sentral. Jika Anda membutuhkan hemodialisis darurat, tabung plastik (kateter) dapat dimasukkan ke dalam vena besar di leher Anda atau di dekat pangkal paha Anda. Kateter bersifat sementara.

Baik fistula AV dan AV graft dirancang untuk perawatan dialisis jangka panjang. Orang yang menerima fistula AV sering membutuhkan 2-3 bulan sampai terbentuk dan bisa digunakan, sebelum pasien siap memulai hemodialisis. Sangat penting untuk menjaga akses vaskular Anda agar mengurangi kemungkinan infeksi dan komplikasi lainnya. Ikuti instruksi tim perawatan kesehatan Anda tentang cara merawat akses vaskular Anda.

Cara Kerja Hemodialisis

Hemodialisis adalah jenis dialisis yang paling umum. Proses ini menggunakan ginjal buatan (hemodialyzer) untuk menghilangkan limbah dan cairan ekstra dari darah. Darah dikeluarkan dari tubuh dan disaring melalui ginjal buatan. Darah yang disaring kemudian dikembalikan ke tubuh dengan bantuan mesin dialisis.

Selama hemodialisis, Anda bisa duduk atau berbaring. Teknisi akan menempatkan dua jarum di lengan Anda di mana fistula atau graft berada. Sebuah pompa di mesin hemodialisis perlahan-lahan akan mengeluarkan darah Anda, kemudian mengirimkannya melalui mesin lain yang disebut dialyzer.

Mesin ini bekerja seperti ginjal dan menyaring garam, limbah, dan cairan tambahan. Selanjutnya, darah bersih Anda dikirim kembali ke tubuh Anda melalui jarum kedua di lengan Anda. Atau jika terdapat kateter, darah akan keluar dari satu port dan kemudian dikembalikan melalui port kedua.

Setelah hemodialisis selesai, jarum akan dikeluarkan dari akses dan bekas tusukan jarum ditutup rapat untuk mencegah pendarahan. Kemudian berat badan Anda dicatat kembali. Setelah itu Anda bebas untuk pergi melakukan kegiatan yang biasa Anda lakukan sampai sesi berikutnya.

Perawatan hemodialisis biasanya berlangsung 3-5 jam dan dilakukan tiga kali per minggu. Namun, perawatan hemodialisis juga dapat diselesaikan dalam sesi yang lebih pendek dan lebih sering. Lama perawatan tergantung pada ukuran tubuh Anda, jumlah limbah dalam tubuh Anda, dan kondisi kesehatan Anda. Sebagian besar perawatan hemodialisis dilakukan di rumah sakit atau pusat perawatan dialisis.

Kapan Hemodialisis Harus Dilakukan?

Seseorang perlu melakukan cuci darah ketika ginjal tidak mampu lagi menyaring darah dan kesehatan tubuh menjadi terganggu. Kondisi ini biasanya terjadi ketika fungsi ginjal Anda hanya tersisa antara 10-15 persen saja. Beberapa gejala yang mungkin muncul pada seseorang yang memiliki kondisi ini, seperti mual, muntah, bengkak, dan kelelahan.

Namun, ada beberapa kasus di mana pasien tidak merasakan gejala apapun. Meski begitu, tubuh Anda tetap akan memiliki banyak racun yang beredar di dalam darah. Sehingga jika dibiarkan, racun-racun tersebut akan membahayakan organ-organ tubuh bahkan bisa mengancam jiwa.

Baca Juga : 7 Tips Sederhana Agar Ginjal Selalu Sehat

Efek Samping Hemodialisis

Selama melakukan proses cuci darah, Anda mungkin mengalami mual dan kram perut karena kelebihan cairan dikeluarkan dari tubuh Anda. Terutama jika Anda menjalani hemodialisis hanya tiga kali seminggu. Jika Anda merasa tidak nyaman selama prosedur cuci darah, tanyakan kepada tim perawatan tentang meminimalkan efek samping, seperti menyesuaikan kecepatan hemodialisis, obat, atau cairan hemodialisis Anda.

Selain itu, beberapa efek samping mungkin juga dapat Anda alami, seperti:

  • Merasa lelah sepanjang waktu, terutama bagi Anda yang menjalani dialisis jangka panjang.
  • Kram otot, biasanya di tungkai bawah. Efek ini diduga disebabkan oleh otot yang bereaksi terhadap kehilangan cairan yang terjadi selama hemodialisis.
  • Kulit gatal, disebabkan oleh penumpukan mineral dalam tubuh di antara sesi dialisis.
  • Tekanan darah rendah, yang dapat disebabkan oleh penurunan kadar cairan selama dialisis.
  • Cairan berlebih, sehingga pasien harus mengonsumsi jumlah cairan yang tetap setiap hari.
  • Infeksi atau membengkaknya area akses untuk dialisis.
  • Depresi dan perubahan suasana hati.
  • Sepsis. Orang yang menerima hemodialisis berisiko lebih tinggi terkena sepsis (keracunan darah).

Meski dialisis dapat mempertahankan kehidupan pada penderita gagal ginjal kronis, tetapi dialisis tidak sepenuhnya menggantikan semua fungsi ginjal. Ini berarti bahwa pasien hampir selalu perlu minum obat tertentu secara teratur, termasuk perawatan antihipertensi (obat untuk menurunkan kadar fosfat dalam darah), vitamin, dan obat-obatan yang meningkatkan produksi sel darah merah untuk mencegah anemia.

Baca Juga : Penyebab dan Pemicu Masalah Penyakit Ginjal

Sumber


American Kidney Fund. 2020. Hemodialysis. www.kidneyfund.org
FK Unair (2016). Apa Itu Hemodialisis? www.fk.unair.ac.id
Healthline (2019). Dialysis. www.healthline.com
Mayo Clinic (2019). Hemodialysis. www.mayoclinic.com
National Kidney Foundation. 2015. Hemodialysis. www.kidney.org
Webmd (2018). Why Do I Need Dialysis? www.webmd.com