Hematuria (Kencing Berdarah), Pahami Gejala dan Pengobatannya

Hematuria (Kencing Berdarah), Pahami Gejala dan Pengobatannya

Penulis: Dita | Editor: Umi

Menemukan kencing berdarah atau hematuria kerap menjadi pengalaman yang menakutkan. Namun, perlu Anda ketahui bahwa kebanyakan kasus kencing berdarah sebenarnya bukan masalah yang serius. Meski begitu, ada juga kasus kencing berdarah yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan medis yang serius.

Kalau Anda bisa melihat darah yang ada pada kencing Anda, itu disebut dengan hematuria kotor atau gross hematuria. Ada juga hematuria mikroskopis yang terjadi ketika darah tidak bisa dilihat dengan mata telanjang atau hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop saat uji laboratorium.

Apa pun kasusnya, penting bagi Anda untuk mengetahui penyebab perdarahan agar langkah pengobatan yang tepat bisa diambil.
Baca Juga: Waspada Urin Berdarah, Berikut ini 8 Penyebabnya

Gejala Hematuria

Ketika seseorang mengalami hematuria, urin bisa terlihat sedikit berwarna pink, merah, atau kecoklatan, seperti cola. Sel darah merah bisa mengubah warna urin. Hanya butuh sedikit darah untuk mengubah urin menjadi berwarna merah.

Perdarahan sendiri biasanya tidak menyakitkan. Namun, kalau ada darah beku yang menyumbat saluran urin, hal ini yang bisa berbahaya dan menyebabkan rasa sakit.

Penyebab Hematuria

Hematuria adalah istilah medis untuk menyebutkan adanya sel darah yang terkandung di dalam urin atau cairan air kencing.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan hematuria. Beberapa kasus hematuria bisa lebih serius dari yang lain. Kondisi ini bisa menyebabkan infeksi atau batu di saluran kemih, ini termasuk:

  • ISK (infeksi saluran kemih). Artinya, Anda memiliki infeksi di bagian mana saja dari sistem saluran kemih
  • Pielonefritis. Kondisi ini menggambarkan infeksi yang telah mencapai ginjal Anda
  • Sistitis. Kondisi peradangan pada kandung kemih yang bisa disebabkan oleh infeksi dan non-infeksi.
  • Penyakit batu kandung kemih. Istilah ini menggambarkan adanya batu yang ditemukan di sistem saluran kemih Anda, termasuk batu ginjal, batu kandung kemih, dan batu ureter.

Selain beberapa kondisi di atas, darah dalam urin juga bisa disebabkan oleh kondisi lain, termasuk:

  • Pembesaran prostat (bagian tubuh yang menghasilkan air mani)
  • Cedera pada saluran kemih. Bisa disebabkan oleh trauma karena benda tumpul atau tajam akibat kecelakaan atau penyerangan
  • Menstruasi. Darah bisa muncul pada urin ketika Anda sedang mengalami menstruasi
  • Endometriosis. Kondisi jaringan endometrium tumbuh di luar dinding rahim
  • Penyakit ginjal atau adanya kerusakan pada ginjal
  • Anemia sel sabit. Penyakit bawaan yang memengaruhi sel darah merah di dalam tubuh penderitanya
  • Sel-sel yang tumbuh secara tidak terkendali alias kanker. Kanker ini termasuk kanker kandung kemih, kanker ginjal, kanker uretra, dan kanker prostat.

Baca Juga: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Kencing Berbusa

Diagnosa Hematuria

Untuk mendiagnosis hematuria dan membantu menemukan penyebabnya, dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan pasien, melakukan pemeriksaan fisik, dan tes urin (urinalisis).

Tes urin atau urinalisis dilakukan dengan memeriksa sampel urin untuk memastikan adanya darah dalam urin pasien atau mengidentifikasi berbagai kondisi medis yang memengaruhi saluran kemih, seperti penyakit ginjal dan ISK.

Selama menjalani pemeriksaan fisik, dokter dapat melakukan pemeriksaan pemeriksaan colok dubur jika pasien seorang pria atau pemeriksaan panggul jika pasien seorang wanita.

Selain melakukan tes darah dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lanjutan yang meliputi:

  • Tes darah untuk mengetahui apakah pasien memiliki masalah pada ginjal atau untuk mendeteksi tanda-tanda penyakit autoimun (seperti lupus) atau penyakit lain (seperti kanker prostat).
  • Tes pencitraan, termasuk USG, CT scan, dan MRI untuk memeriksa kondisi saluran kemih.
  • Sistoskopi. Prosedur yang menggunakan sistoskop (alat panjang dan tipis dengan kamera terpasang) untuk melihat ke dalam uretra dan kandung kemih.
  • Biopsi ginjal. Pemeriksaan sampel jaringan dari ginjal di bawah mikroskop untuk memastikan adanya tanda-tanda penyakit ginjal.

Pengobatan Hematuria

Perawatan hematuria akan tergantung pada diagnosis dan penyebabnya. Jenis pengobatan hematuria dapat mencakup:

  • Pemberian antibiotik untuk mengobati infeksi saluran kemih.
  • Terapi ESWL untuk memecahkan dan mengeluarkan batu, jika hematuria disebabkan oleh batu kandung kemih.
  • Pemberian obat penghambat 5-alpha reductase untuk mengatasi pembesaran prostat.

Selain itu, dokter akan melakukan perawatan khusus untuk kondisi, seperti kanker, endometriosis, penyakit ginjal, dan gangguan perdarahan.

Pilihan pengobatan untuk kanker ginjal dan kanker kandung kemih meliputi pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi.

Perlu Anda pahami bahwa jenis pengobatan hematuria akan bervariasi pada setiap pasien, tergantung stadium kanker.

Kapan Sebaiknya Memeriksakan Diri ke Dokter?

Jika Anda merasa menemukan darah di urin Anda, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Anda tidak boleh mengabaikan bahkan sejumlah kecil darah dalam urin Anda.

Urin yang berwarna merah sebenarnya tidak selalu disebabkan oleh darah. Beberapa jenis obat bisa menyebabkan warna urin menjadi merah, seperti phenazopyridine yang digunakan untuk mengobati masalah saluran kemih. Beberapa jenis makanan juga bisa menyebabkan urin berubah menjadi kemerahan, termasuk buah bit.

Jika hanya melihat dengan mata, Anda mungkin akan kesulitan mengetahui apakah warna merah pada urin disebabkan oleh darah atau tidak. Karena itu, Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan agar diagnosisnya lebih tepat.

Periksakan diri ke dokter bahkan jika Anda tidak melihat darah dalam urin, tetapi mengalami sulit atau nyeri saat buang air kecil, serta sakit parah di punggung bagian bawah. Keluhan tersebut mungkin merupakan indikasi hematuria mikroskopis.

Segera cari bantuan darurat medis jika Anda kesulitan buang air kecil, melihat gumpalan darah saat buang air kecil, atau terdapat darah dalam urin bersamaan dengan gejala berikut:

  • Masalah pencernaan, seperti sembelit, diare, atau mual
  • Urin berbau busuk, berwarna keruh, atau berwarna tidak normal
  • Muntah
  • Demam
  • Panas dingin
  • Nyeri di bagian samping punggung atau perut.

Bagi Anda yang sebelumnya pernah memiliki masalah dengan saluran kemih atau ginjal memiliki risiko lebih besar untuk mengalami hematuria. Karena itu, periksakan kondisi Anda secara berkala untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Oliguria, Kondisi Ketika Volume Urine Lebih Sedikit

 

Sumber

Cleveland Clinic (2022). Hematuria. www.clevelandclinic.org

Mayo Clinic (2023). Blood in Urine (Hematuria). www.mayoclinic.org

NIH (2022). Hematuria (Blood in The Urine). www.niddk.nih.gov

Urology Health (2023). Hematuria. www.urologyhealth.org