Pengobatan Kemoterapi dan Efek Sampingnya

Pengobatan Kemoterapi dan Efek Sampingnya

Penulis: Dhiya | Editor: Niahappy

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 22 Juli 2020

 

Kemoterapi merupakan pengobatan yang bertujuan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi atau biasa disebut kemo ini telah berhasil mengobati berbagai jenis kanker secara efektif. Namun, sama seperti pengobatan lainnya, kemoterapi sering menimbulkan efek samping. Efek samping ini bergantung pada jenis kanker, obat-obatan, dan kondisi kesehatan Anda.

Pada dasarnya kemoterapi berfungsi menghentikan atau menghambat pertumbuhan pesat suatu sel. Namun tidak hanya sel kanker, beberapa sel sehat juga ada yang mengalami pertumbuhan pesat. Karena sulit dibedakan, sel sehat juga turut dihambat oleh zat kemoterapi dan menyebabkan efek samping.

Beberapa orang sangat khawatir dengan efek samping dari kemoterapi dan jika terjadi akan seperti apakah nantinya? Untuk mengetahui lebih lanjut apa saja efek samping dari kemoterapi, berikut ulasan selengkapnya.

Baca Juga: Sebelum Terlambat, Kenalilah Ciri-ciri Kanker Payudara Stadium 1

1. Rambut Rontok

Jika Anda sering melihat orang dengan penyakit kanker banyak yang tidak memiliki rambut, hal itu disebabkan karena kemoterapi. Kemoterapi dapat merusak folikel rambut yang membuat rambut menjadi rapuh dan rontok.

Jika kehilangan rambut terjadi, biasanya mulai dalam beberapa minggu setelah perawatan pertama, dan biasanya terjadi dalam satu atau dua bulan. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena tidak semua orang mengalami hal ini.

Selain itu rambut juga dapat tumbuh kembali namun kemungkinan akan jauh lebih tipis atau memiliki warna yang berbeda. Rambut rontok umumnya bersifat sementara dan rambut umumnya tumbuh kembali segera setelah perawatan kemoterapi selesai.

2. Memar dan Berdarah

Kemoterapi dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah atau trombosit yang berfungsi untuk membantu menghentikan pendarahan. Sehingga, kemoterapi dapat menyebabkan seseorang lebih mudah mengalami perdarahan atau memar.

Jika jumlah trombosit Anda rendah, Anda berisiko memiliki kulit yang mudah memar, hidung mimisan, dan gusi berdarah. Pendarahan yang terjadi setelah cedera serius bisa berbahaya. Sebaiknya Anda melakukan pencegahan seperti menggunakan sarung tangan saat memotong makanan.

3. Luka/Sakit di Mulut

Terkadang kemoterapi dapat membuat lapisan mulut terasa sakit atau disebut mucositis. Beberapa orang merasakan luka di mulut selama satu hingga dua minggu setelah menjalani kemoterapi. Rasa sakitnya pun dapat bervariasi tergantung luka atau infeksi yang dialami.

Gejalanya cenderung berkembang setelah kemoterapi seperti mulut kering, bau mulut, tidak nyaman saat makan dan minum, bagian dalam mulut terasa pegal, serta sariawan.

Sebaiknya hindari makanan pedas, asin, atau yang makanan dengan rasa yang tajam. Solusinya Anda bisa menggunakan pasta gigi non-abrasif dan berkumur dengan air garam hangat.

4. Sistem Kekebalan Tubuh Melemah

Kemoterapi dapat menurunkan kekebalan tubuh yang membuatnya rentan terkena infeksi. Sehingga penting untuk melakukan pencegahan seperti mencuci tangan, mengonsumis makanan sehat, dan menghindari orang yang sakit. Biasanya tim perawat Anda akan memberikan obat untuk mencegah infeksi.

5. Diare dan Sembelit

Efek samping ini biasanya terjadi setelah Anda melakukan kemoterapi. Karena kemoterapi dapat memicu masalah pencernaan yang dapat merusak sel yang membantu pencernaan.

Efek samping seperti ini dapat membuat mual sehingga memaksa seseorang untuk mengubah dietnya. Perubahan mendadak inilah yang dapat menyebabkan masalah pencernaan.

Untuk mengatasinya, Anda bisa mengkonsumsi obat sembelit serta jaga tubuh tetap terhidrasi untuk mencegah dehidrasi karena diare.

6. Ruam pada Kulit

Karena kemoterapi menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan, sehingga memicu ruam dan perubahan pada kulit lainnya. Ruam yang parah membuat Anda gatal dan menyakitkan. Bahkan, berisiko terjadi infeksi jika Anda menggaruknya sampai berdarah.

Beberapa kemoterapi dapat membuat kulit Anda menjadi kering, sedikit berubah warna, dan gatal. Anda bisa mengatasinya dengan cara menggunakan losion atau pelembap anti gatal yang banyak dijual di pasaran.

7. Masalah Seks dan Kesuburan

Setelah kemoterapi, banyak yang merasa bahwa mereka kehilangan rasa tertarik pada seks. Sebaiknya sebelum mulai kemoterapi, tanyakan dulu ke tim medis apakah kesuburan Anda akan terpengaruh. Jika berisiko mengalami ketidaksuburan, Anda dapat mendiskusikannya dengan mereka.

Beberapa pengobatan kemoterapi dapat mengurangi kesuburan pada pria dan wanita. Sebagian bersifat sementara, tetapi bisa juga permanen. Anda juga harus menghindari hamil atau merawat bayi selama kemoterapi, karena obat-obatan kemoterapi sangat berbahaya pada bayi. Solusinya Anda dapat menggunakan alat kontrasepsi, seperti kondom.

Tingkat keparahan efek samping berbeda pada setiap orang. Jadi pastikan Anda sudah membicarakan dengan tim medis tentang efek samping mana yang paling umum, berapa lama akan bertahan, dan seberapa bahaya efek samping tersebut.

Banyak efek samping yang dapat hilang dengan cepat. Namun, sebagian mungkin butuh waktu yang lama untuk sepenuhnya hilang. Kemungkinan dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk membantu mencegah efek samping tertentu sebelum terjadi.

Baca Juga: Ingin Langsing dan Sehat? Coba Tips Diet Mediterania

Sumber

American Cancer Society. Chemotherapy Side Effects. www.cancer.org

Medical News Today. (2018). What are the Side Effects of Chemotherapy?. www.medicalnewstoday.com

NHS. (2017). Side Effects Chemotherapy. www.nhs.uk

University of Rochester Medical Center. Chemotherapy’s Effects on Organs and Body Systems. www.urmc.rochester.edu