Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Kencing Berbusa

Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Kencing Berbusa

Penulis: Heldania | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 29 Maret 2023

 

Pada umumnya, urine berwarna kuning pucat hingga kuning gelap tanpa busa.

Urine bisa berubah warna dan berbusa karena beberapa faktor, seperti diet, konsumsi obat-obatan tertentu, hingga penyakit.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan diri ke dokter guna mengetahui penyebab pasti mengapa kencing Anda berbusa.

Baca Juga: Waspadai Sakit saat Kencing: Berikut 10 Penyebabnya

Gejala yang Menyertai Kencing Berbusa

Kencing berbusa bisa terjadi sesekali dan waktu singkat. Biasanya disebabkan oleh kecepatan aliran urine.

Namun, kencing berbusa lebih mungkin menjadi tanda penyakit tertentu jika sering terjadi atau memburuk seiring waktu.

Saat Anda mengalami kencing berbusa, penting untuk memerhatikan apakah kondisi ini dibarengi dengan gejala lainnya.

Kencing berbusa bisa menjadi tanda masalah kondisi medis jika dibarengi dengan beberapa gejala lain berikut ini:

  • Terjadi pembengkakan pada tangan, kaki, wajah, dan perut (Gejala ini bisa menandai penumpukan cairan dari ginjal yang rusak)
  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Kesulitan tidur
  • Perubahan jumlah urine
  • Urine keruh dan berwarna lebih gelap
  • Orgasme kering atau melepaskan sedikit air mani selama orgasme bagi pria
  • Infertilitas atau mandul pada pria

Penyebab Kencing Berbusa

Urine berbusa merupakan tanda adanya protein dalam urine yang tidak normal.

Ginjal menyaring protein, namun harus menyimpannya di dalam tubuh. Jika ginjal melepaskan protein ke dalam urine, itu berarti ginjal tidak bekerja dengan baik.

Masalah pada kinerja ginjal dapat disebabkan oleh sejumlah penyakit yang berdampak langsung pada ginjal, seperti lupus atau diabetes dan masalah medis lainnya.

Anda lebih mungkin terkena penyakit ginjal jika Anda memiliki kondisi berikut ini:

Selain itu, berikut beberapa penyebab kencing berbusa:

  • Kecepatan buang air kecil – Sama halnya dengan air yang akan berbusa saat keluar dari keran dengan cepat, urine juga demikian.
  • Urine yang terkonsentrasi – Urine Anda bisa menjadi lebih terkonsentrasi jika Anda tidak minum banyak air atau mengalami dehidrasi.
  • Ejakulasi retrograde Penyebab urine berbusa yang kurang umum ini adalah kondisi yang terjadi pada pria saat air mani kembali ke kandung kemih, bukan dilepaskan dari penis.
  • Amiloidosis – Suatu kondisi langka yang juga bisa menyebabkan urine berbusa karena penumpukan cairan dan masalah pada ginjal.
  • Konsumsi obat phenazopyridine (Pyridium, AZO Standard, Uristat, AZO) – Ini adalah penyebab kencing berbusa lain yang kurang umum. Obat ini biasa dikonsumsi untuk mengobati rasa sakit akibat infeksi saluran kemih.

Jika Anda melihat busa dalam urine, Anda harus menghubungi dokter. Tes urine sederhana dapat mengonfirmasi apakah Anda memiliki protein dalam urine dan berapa banyak jumlahnya.

Berdasarkan hasil tes ini, disertai riwayat kesehatan Anda dan pemeriksaan menyeluruh, dokter mungkin menyarankan Anda ke spesialis untuk pengujian dan perawatan lebih lanjut.

Penting untuk dicatat bahwa urine berbusa, jika disertai dengan kaki bengkak dan bengkak di sekitar mata, dapat mengindikasikan kondisi medis yang serius sehingga Anda harus mencari perawatan medis segera.

Baca Juga: Ketahui Ragam Obat Kencing Batu Sesuai Ukuran dan Jenis Batu

Pengobatan Kencing Berbusa

Pengobatan kencing berbusa tergantung pada penyebabnya.

Jika kepekatan urine yang jadi penyebab, Anda bisa minum lebih banyak air dan cairan lain untuk meredakan dehidrasi dan menghentikan pembusaan.

Berikut pilihan pengobatan kencing berbusa yang disebabkan oleh kondisi lain:

  • Diabetes dan tekanan darah tinggi

Jika kencing berbusa disebabkan oleh kerusakan ginjal, kerusakan ginjal harus sembuh untuk mengobati kencing berbusa.

Kondisi diabetes dan tekanan darah tinggi bisa Anda tangani dengan cara berikut ini:

    • Konsumsi makanan yang seimbang dan berolahraga untuk membantu mengobati diabetes
    • Sering menguji gula darah untuk memastikannya tetap dalam kisaran yang sehat
    • Gula darah tinggi dapat merusak ginjal sehingga Anda mungkin juga perlu minum obat penurun gula darah
    • Memerhatikan pola makan dan tetap aktif untuk mengelola tekanan darah tinggi
    • Membatasi konsumsi garam dan protein untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah ginjal bekerja terlalu keras

Dokter juga dapat meresepkan obat penghambat saluran kalsium, diuretik, atau obat lain untuk menurunkan tekanan darah.

Obat penghambat enzim pengubah angiotensin dan penghambat reseptor angiotensin bisa digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan melindungi ginjal dari kerusakan tambahan.

  • Ejakulasi retrograde

Kondisi ejakulasi retrograde tidak perlu diobati, kecuali Anda ingin memiliki anak atau orgasme kering mengganggu Anda.

Dokter dapat mengobati kondisi ini dengan memberikan obat-obatan, seperti:

    • Brompheniramine – Obat yang berfungsi meredakan sejumlah gejala alergi, seperti gatal, mata merah, bersin, pilek, atau gatal pada hidung dan tenggorokan
    • Chlorpheniramine (CTM) – Obat ini umum digunakan untuk meredakan gejala alergi akibat makanan, obat-obatan, serangga, paparan debu, atau paparan bulu binatang.
    • Efedrin – Obat yang secara klinis digunakan untuk mengobati bronkospasme akut, hidung tersumbat, dan hipotensi setelah anestesi spinal.
    • Imipramine – Obat untuk meredakan gejala depresi dan mengatasi kondisi mengompol yang terjadi terus-menerus (enuresis) pada anak-anak berusia di atas 6 tahun
    • Phenylephrine – Obat yang bisa digunakan untuk meredakan kondisi hidung tersumbat akibat alergi, flu, batuk, pilek, sinusitis, atau bronkitis.
    • Pseudoefedrin – Obat untuk menangani gejala hidung tersumbat akibat flu atau pilek, serta masalah pada pernapasan lainnya.

Obat-obatan di atas digunakan mengatasi berbagai kondisi yang disebutkan, serta bisa digunakan untuk mengatasi ejakulasi retrograde.

Dokter dapat meresepkan obat di atas jika dianggap sesuai untuk perawatan Anda.

Oleh karena itu, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut.

Baca Juga: Kencing Anda Tidak Tuntas? Ketahui Faktor Penyebabnya!

Sumber

Healthline. (2018). Why Is My Urine Foamy?. www.healthline.com

Medical News Today. (2021). Why is my urine foamy?. www.medicalnewstoday.com

Women’s Health. (2018). 8 Reasons Why You’ve Got Foamy Urine All Of A Sudden. www.womenshealthmag.com

UMPC. (2021). When to Worry About Bubbly or Foamy Urine. share.upmc.com