Menilai Kesehatan Tubuh Anda Melalui Warna Urine

Menilai Kesehatan Tubuh Anda Melalui Warna Urine

Penulis: Heldania | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 18 Oktober 2022

 

Urine sudah menjadi alat diagnosis kesehatan sejak teknologi belum berkembang pesat seperti sekarang.

Warna urine Anda dapat menentukan kondisi tubuh, mulai dari seberapa terhidrasi tubuh Anda hingga potensi mengalami infeksi saluran kemih.

Baca Juga: 9 Cara Menjaga Kesehatan Kandung Kemih

Memahami Urine Manusia

Memahami warna urine normal dan tidak normal sangat penting untuk diketahui dan diperhatikan.

Tubuh manusia sendiri mengeluarkan urine untuk membuang racun dan zat sisa dari dalam darah yang membuat warna urine bisa berubah tergantung zat-zat tersebut.

Itulah yang membuat kondisi kesehatan tubuh bisa digambarkan lewat perubahan warna urine.

Urine Anda dikatakan normal jika memiliki warna yang jernih, kuning pucat, hingga keemasan.

Warna kuning pada urine berasal dari pigmen tubuh yang disebut urokrom dan akan semakin pucat jika Anda banyak mengonsumsi air putih.

Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati apabila urine Anda berwarna tidak normal, seperti berwarna hijau, cokelat, biru, atau merah.

Warna urine tersebut bisa disebabkan oleh kondisi tertentu pada tubuh Anda, seperti infeksi di saluran kemih atau kerusakan sel darah merah.

Perubahan warna urine ini juga dapat dipengaruhi oleh konsumsi obat, makanan, dan minuman yang Anda konsumsi.

Menilai Kesehatan Tubuh Melalui Warna Urine

Warna urine normal sangat bervariasi, umumnya tergantung pada seberapa banyak air yang Anda minum.

Cairan mampu mengencerkan pigmen kuning di dalam urine Anda, sehingga semakin banyak Anda minum, semakin jernih warna urine yang Anda keluarkan.

Sebaliknya, ketika Anda mengonsumsi lebih sedikit air, maka warna urine akan menjadi lebih pekat.

Untuk penjelasan lebih lanjut, berikut adalah berbagai macam jenis warna urine yang mengisyaratkan kesehatan Anda:

  • Kuning Pekat

Urine Anda umumnya akan berwarna kuning pekat jika Anda mengalami dehidrasi. Karena dehidrasi terjadi saat jumlah cairan yang dikeluarkan tubuh lebih banyak daripada jumlah cairan yang masuk, usahakan untuk mengonsumsi air putih yang cukup.

  • Cokelat Tua

Warna urine satu ini perlu dikhawatirkan karena bisa menjadi tanda masalah pada organ hati dan ginjal, batu empedu, infeksi saluran kemih, dan anemia hemolitik.

Konsumsi sejumlah jenis obat-obatan seperti antibiotik, antimalaria, dan obat pencahar yang mengandung cascara juga bisa menyebabkan urine Anda berwarna cokelat tua.

  • Putih dan Keruh

Anda mungkin mengalami infeksi saluran kemih disertai pembentukan nanah jika urine Anda keruh dan berwarna putih seperti susu, serta berbau.

Kondisi yang disebut piuria ini bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus. Warna urine yang keruh juga menjadi pertanda adanya penumpukan sel darah putih, asam urat, protein, atau adanya kandungan lemak di dalam urine Anda.

  •  Jingga

Anda mungkin mengalami gangguan pada organ hati atau saluran empedu jika urine berwarna jingga.

Anda perlu khawatir jika Anda mengeluarkan urine berwarna jingga dan disertai dengan warna feses yang tampak pucat atau putih.

Tak hanya kondisi-kondisi yang telah disebutkan sebelumnya, urine berwarna jingga juga bisa terjadi karena Anda mengalami dehidrasi.

  • Merah atau Pink

Warna urine ini bisa disebabkan oleh makanan yang Anda konsumsi, seperti bit, blackberry, atau buah naga merah. Urine dengan warna kemerahan juga bisa menjadi efek samping dari obat-obatan tertentu untuk infeksi saluran kemih.

Usahakan untuk memerhatikan gejala lainnya karena warna urine merah juga bisa menandakan adanya penyakit ginjal, kencing berdarah, infeksi saluran kemih, tumor atau batu di ginjal serta kandung kemih.

  • Hijau atau Biru

Terakhir, urine berwarna hijau atau biru umumnya disebabkan oleh pewarna makanan atau merupakan efek samping obat asma, antidepresan amitriptilin, dan zat warna metilen biru.

Baca Juga: Dehidrasi : Bahaya, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Faktor Risiko Warna Urine Tidak Normal

Perubahan warna urine yang bukan disebabkan oleh makanan atau obat-obatan dapat disebabkan oleh beberapa faktor tertentu. Faktor-faktor risiko medis yang dapat memengaruhi warna urin meliputi:

  • Usia

Tumor kandung kemih dan ginjal, yang dapat menyebabkan munculnya darah dalam urine, lebih sering terjadi pada orang tua.

Pria berusia di atas 50 tahun juga terkadang akan mengeluarkan urine berdarah karena pembesaran kelenjar prostat.

  • Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal atau batu ginjal membuat Anda lebih mungkin mengalami masalah warna urine tidak normal. Kondisi ini juga dapat menyebabkan munculnya darah dalam urine Anda.

  • Olahraga Berat

Pelari jarak jauh paling berisiko mengeluarkan urine berdarah, tapi siapa pun yang rutin berolahraga juga dapat mengalami kondisi pendarahan urine.

Kapan Harus ke Dokter?

Pastikan Anda segera mencari bantuan medis jika terlihat darah dalam urine Anda. Urine berdarah sering terjadi karena infeksi saluran kemih dan batu ginjal.

Kondisi kesehatan ini biasanya menyebabkan rasa sakit. Pendarahan tanpa rasa sakit mungkin menandakan masalah yang lebih serius, seperti kanker.

Anda juga harus segera memeriksakan diri ke dokter jika urine berwarna gelap atau jingga.

Urine berwarna gelap atau jingga, terutama jika disertai tinja pucat, serta kulit dan mata menguning. Beberapa gejala ini bisa menjadi pertanda bahwa organ hati Anda mengalami gangguan dan mungkin tidak berfungsi dengan baik.

Baca Juga: Batu Kandung Kemih: Penyebab dan Faktor Risikonya

Sumber

Healthline. (2020). Is Blue Urine Normal? Urine Colors Explained. www.healthline.com

Healthline. (2019). What You Need to Know About Discolored Urine. www.healthline.com

Mayo Clinic. Urine Colors. mayoclinic.org

Web MD. (2020). The Truth About Urine. www.webmd.com