Hipopituitarisme, Kondisi Ketika Kelenjar Pituitari Kurang Aktif

Hipopituitarisme, Kondisi Ketika Kelenjar Pituitari Kurang Aktif

Penulis: Umi Fatimah

Hipopituitarisme adalah kondisi ketika kelenjar pituitari tidak menghasilkan hormon tertentu. Kondisi ini dapat menyerang siapa saja pada usia berapa pun, meski merupakan kondisi yang langka.

Ketika satu atau lebih hormon tidak diproduksi sebagaimana mestinya, masalah kesehatan yang serius dapat muncul. Hal ini termasuk memengaruhi proses pertumbuhan, tekanan darah, hingga fungsi reproduksi.

Baca Juga: Pahami Perbedaan Hormon dan Enzim

Apa Itu Hipopituitarisme?

Kelenjar pituitari adalah bagian dari sistem kelenjar tubuh yang menghasilkan hormon yang mengendalikan berbagai fungsi tubuh. Misalnya, berfungsi merangsang pertumbuhan tulang dan merangsang kelenjar tiroid melepaskan hormon yang mengontrol metabolisme tubuh.

Terkadang, karena berbagai alasan, kelenjar pituitari tidak dapat menghasilkan satu atau lebih hormon-hormon tertentu. Kondisi inilah yang dikenal sebagai hipopituitarisme.

Adapun hormon-hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari (dan fungsinya) antara lain:

  • Hormon adrenokortikotropik (ACTH): Hormon ini merangsang produksi hormon kortisol, , yang mengatur metabolisme dan tekanan darah.
  • Hormon antidiuretik (ADH): Hormon ini mengatur keseimbangan air dan kadar natrium dalam tubuh.
  • Hormon perangsang folikel (FSH): Hormon ini merangsang pertumbuhan folikel ovarium selama menstruasi pada wanita dan produksi sperma pada pria.
  • Hormon pertumbuhan (GH): Hormon ini merangsang pertumbuhan seluruh jaringan tubuh, termasuk tulang dan organ tubuh. GH juga mengatur metabolisme tubuh (bagaimana tubuh mengubah makanan yang dikonsumsi menjadi energi).
  • Hormon luteinizing (LH): Bekerja sama dengan FSH, hormon ini mengontrol fungsi seksual pada pria dan wanita. LH merangsang ovulasi (mencakup kesuburan, pubertas, dan menstruasi) pada wanita dan produksi testosteron pada laki-laki.
  • Oksitosin: Hormon ini membantu menginduksi kontraksi persalinan selama kehamilan dan juga meningkatkan produksi ASI setelah melahirkan. Oksitosin juga berperan dalam ikatan orang tua-anak, gairah seksual, dan rasa percaya.
  • Prolaktin (PRL): Hormon ini merangsang produksi ASI, pertumbuhan payudara, dan mengatur siklus menstruasi.
  • Hormon perangsang tiroid (TSH): Hormon ini mengatur produksi hormon di tiroid.

Penyebab Hipopituitarisme

Ada banyak kondisi dan situasi yang dapat menyebabkan hipopituitarisme. Dalam beberapa kasus, dokter tidak dapat menentukan penyebabnya (kondisi ini disebut hipopituitarisme idiopatik).

Secara umum, ada tiga faktor utama yang bisa menyebabkan hipopituitarisme yaitu:

  • Sesuatu yang memberi tekanan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus
  • Kerusakan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus
  • Memiliki kondisi langka atau kondisi yang jarang menyebabkan hipopituitarisme.

Kondisi yang dapat memberi tekanan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus, seperti:

  • Adenoma hipofisis (tumor pada kelenjar pituitari)
  • Tumor otak
  • Sarkoidosis hipofisis atau hipotalamus (peradangan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus).

Situasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus meliputi:

Di sisi lain, Kondisi langka juga dapat menyebabkan hipopituitarisme, seperti:

Baca Juga: Apa Saja Fungsi Kelenjar Timus?

Gejala Hipopituitarisme

Gejala hipopituitarisme tergantung pada penyebabnya, seberapa parah keluhan yang dirasakan, dan hormon yang terlibat.

  • Kekurangan ACTH: Gejalanya meliputi kelelahan, tekanan darah rendah, penurunan berat badan, depresi, mual, dan muntah.
  • Kekurangan TSH: Gejalanya meliputi sembelit, penambahan berat badan, sensitif terhadap udara dingin, penurunan energi, dan otot melemah, dan nyeri otot.
  • Kekurangan FSH dan LH: Pada wanita, gejalanya meliputi siklus menstruasi tidak teratur atau terhenti, dan kemandulan. Pada pria, gejalanya mencakup hilangnya rambut di tubuh dan wajah, penurunan gairah seksual, disfungsi ereksi, dan kemandulan.
  • Kekurangan GH: Pada anak-anak, gejalanya meliputi tinggi badan pendek, lemak di sekitar pinggang dan wajah, dan pertumbuhan terganggu. Pada orang dewasa, gejalanya termasuk penurunan kekuatan dan toleransi olahraga, penambahan berat badan, penurunan massa otot, serta perasaan cemas atau depresi.
  • Kekurangan prolaktin: Pada wanita, gejalanya berupa kurangnya produksi ASI. Tidak ada gejala yang terlihat pada pria.
  • Kekurangan ADH: Gejala berupa peningkatan rasa haus dan buang air kecil.
  • Kekurangan hormon oksitosin: Wanita bisa mengalami kesulitan mengeluarkan ASI saat menyusui. Oksitosin yang rendah juga dapat memicu gejala depresi.

Pengobatan Hipopituitarisme

Pengobatan untuk hipopituitarisme tergantung pada jenis hormon yang mengalami kekurangan dan penyebab hipopituitarisme.

Umumnya, hipopituitarisme dapat diobati dengan terapi penggantian hormon (HRT) seumur hidup untuk membantu mengendalikan gejala.

Terapi pengganti hormon bertujuan untuk menggantikan hormon yang tidak diproduksi dengan baik oleh kelenjar pituitari. Karena itulah, terapi penggantian hormon sering kali perlu diberikan seumur hidup.

Adapun beberapa jenis obat pengganti hormon yang digunakan untuk pengobatan hipopituitarisme meliputi:

  • Kortikosteroid (kortisol), untuk menggantikan hormon adrenal yang dibutuhkan karena kekurangan hormon adrenokortikotropik (ACTH).
  • Hormon pertumbuhan, untuk merangsang pertumbuhan (termasuk pertumbuhan otot dan organ) pada anak-anak.
  • Hormon seksual (seperti testosteron untuk pria dan estrogen untuk wanita), untuk mengatasi kekurangan LH atau GH.
  • Hormon tiroid mengobati kadar hormon tiroid rendah akibat kekurangan TSH.

Dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk mengobati infertilitas pada pria dan wanita.

Jika tumor adalah penyebab hipopituitarisme, pembedahan mungkin diperlukan, tergantung pada jenis dan lokasi tumor. Terapi radiasi juga dapat dilakukan untuk mengecilkan atau menghentikan pertumbuhan tumor.

Perlu Anda pahami bahwa hipopituitarisme biasanya bersifat permanen. Karena itulah, penderita hipopituitarisme memerlukan pengobatan seumur hidup dan dan pemantauan hormon. Sehingga penting untuk kontrol ke dokter secara teratur.

Pastikan juga agar segera mendapatkan pertolongan medis jika gejala jika gejala hipopituitarisme muncul secara tiba-tiba atau disertai sakit kepala parah, penglihatan kabur, kebingungan, atau penurunan tekanan darah. Keluhan-keluhan tersebut bisa jadi merupakan gejala kerusakan mendadak pada jaringan kelenjar pituitari.

Baca Juga: Kenali 10 Tanda Hormon Tidak Seimbang di dalam Tubuh

 

Sumber

Cleveland Clinic. Hypopituitarism. my.clevelandclinic.org

Endocrine. Hypopituitarism. www.endocrine.org

Mayo Clinic (2023). Hypopituitarism. mayoclinic.org

Medline Plus. Hypopituitarism. medlineplus.gov