Ketahui Penyebab Busung Lapar

Ketahui Penyebab Busung Lapar

Penulis: Ossy | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 11 April 2023

 

Masalah kesehatan gizi, terutama pada anak-anak terdiri dari malnutrisi dan obesitas.

Menurut WHO, sekitar 45% kematian pada anak di bawah usia 5 tahun terkait dengan kekurangan gizi atau busung lapar. Sedangkan menurut Pusdatin Kemenkes RI, masalah gizi buruk pada anak-anak terdiri dari obesitas, kurangnya asupan vitamin A dan KEP (Kurang Energi Protein).

KEP mengintai anak-anak Indonesia dan terdiri dari 3 tipe yaitu marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor atau yang kita kenal dengan busung lapar.

Kata “busung” sendiri berarti gembung. Busung lapar diartikan sebagai penyakit busung yang disebabkan karena kekurangan gizi.

Perut yang membuncit ini disebabkan karena anak mengalami oedema atau pembengkakan hati. Pada masa pendudukan Jepang, busung lapar dikenal dengan istilah “honger oedeem” (HO).

Baca Juga: Hindari Gizi Buruk, Ini Cara Pencegahan Stunting untuk Anak

Gejala Busung Lapar

Seorang yang mengalami busung lapar biasanya menampilkan kombinasi gejala marasmus dan kwashiorkor. Sejumlah gejalanya meliputi:

  • Berat badan sangat kurang, bahkan 60% di bawah berat badan anak sebaya
  • Ukuran kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh
  • Mudah terinfeksi penyakit
  • Lebih lama untuk sembuh ketika terserang penyakit
  • Penyembuhan luka lebih lama.
  • Pembengkakan tubuh, sehingga terlihat membusung dengan wajah bengkak dan terlihat sembab
  • Anemia
  • Kurang nafsu makan dan minat pada makanan
  • Mudah lelah dan marah
  • Kehilangan lemak dan massa otot sehingga tulang terlihat jelas
  • Pertumbuhan dan perkembangan terhambat, termasuk perkembangan mental dan intelektual

Penyebab Busung Lapar

Kita dapat membagi penyebab busung lapar menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.

Penyebab langsung adalah suatu hal yang langsung mengakibatkan busung lapar.

Selanjutnya, penyebab tidak langsung adalah sebab-sebab yang secara tidak langsung memicu adanya busung lapar.

1. Penyebab langsung

  • Asupan makanan yang kurang/tidak seimbang

Kurangnya energi, protein, dan nutrisi menjadi penyebab utama terjadinya busung lapar.

Hal ini berkaitan dengan kurangnya makanan yang dimakan atau asupan makanan yang kurang bergizi atau tidak seimbang.

Kurangnya asupan makanan berkaitan erat dengan penyebab tidak langsung seperti kemiskinan, pola asuh, dan sanitasi yang kurang.

  • Adanya penyakit penyerta/infeksi penyakit

Ketika seorang anak terinfeksi penyakit, seringkali penyakit atau obat-obatan yang dimakan menyebabkan mereka mengalami hal-hal berikut ini:

Contoh penyakit tersebut seperti kanker, diare, masalah mulut dan gigi yang membuat sulit menelan, penyakit jantung bawaan, serta gangguan penyerapan nutrisi makanan seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa.

Baca Juga: Masalah Gizi yang Umum Terjadi di Indonesia

2. Penyebab tidak langsung

  • Kemiskinan

Busung lapar seringkali dikaitkan dengan kemiskinan. Di Indonesia, busung lapar lebih sering terjadi di daerah dengan tingkat kemiskinan dan ketertinggalan yang tinggi dibandingkan daerah perkotaan.

Kemiskinan memberikan pengaruh besar terhadap status gizi anak dan keluarga. Hal ini menyebabkan tingkat konsumsi energi atau nutrisi kurang dari yang dibutuhkan.

Selain itu, seringkali adanya “misalokasi” pengeluaran sebagai akibat rendahnya pengetahuan dan kesadaran sering terjadi pada kasus busung lapar pada keluarga dengan pendapatan rendah.

Misal, menggunakan uang untuk membeli rokok ketimbang bahan makanan yang lebih berkualitas.

  • Bencana alam, bencana kekeringan dan kekurangan bahan pangan lainnya

Pada masa penjajahan, busung lapar terjadi karena kekurangan bahan pangan. Kekurangan bahan pangan dapat disebabkan karena bencana kekeringan, serangan hama dan bencana alam lainnya.

Pada masa kekurangan pangan, makanan yang dimakan tentunya sangatlah kurang dari segi kualitas dan kuantitas.

Jika terus-menerus terjadi, maka secara bertahap tubuh akan kekurangan berat badan.

Kekurangan asupan energi dan protein yang berkelanjutan dapat menimbulkan cairan di jaringan tubuh hingga terjadilah busung lapar.

  • Pola asuh yang kurang memadai

Tak hanya kemiskinan dan kekurangan asupan, pola asuh yang kurang memadai dapat berdampak pada kasus busung lapar.

Seorang ibu yang kurang memperhatikan gizinya saat masa menyusui, atau tidak memberikan ASI secara layak dari segi kualitas dan kuantitas dapat menimbulkan status gizi buruk.

Selain itu, kebiasaan memberikan makanan yang asal kenyang dan cenderung kurang memperhatikan nutrisi yang terkandung di dalamnya dapat meningkatkan risiko busung lapar.

Kebiasaan ini seringkali disebabkan tingkat pengetahuan orang tua akan gizi dan nutrisi yang kurang.

  • Sanitasi dan kebersihan yang kurang

Kurangnya air bersih, sanitasi dan kebersihan rumah yang kurang sangat berdampak ke kesehatan. Anak jadi mudah terserang penyakit seperti diare, cacingan, serta penyakit lain yang dapat menghambat penyerapan nutrisi.

  • Pelayanan kesehatan yang kurang memadai

Kurangnya pengetahuan dan wawasan orang tua erat kaitannya dengan pelayanan kesehatan yang kurang memadai, sulit diakses, atau sulit terjangkau secara ekonomi.

Orang tua yang aktif mengikuti posyandu atau dekat dengan pelayanan kesehatan yang terjangkau tentu memiliki pengetahuan yang lebih baik terhadap gizi anaknya.

Adanya posyandu dan pelayanan kesehatan yang memadai juga dapat membantu memantau dan segera memberikan intervensi terhadap permasalahan kesehatan anak.

Pokok masalah busung lapar di sebuah masyarakat seringkali berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan pemberdayaan orang tua dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat dan pelayanan kesehatan.

Mengatasi busung lapar tidak sekadar memberikan sumber makanan, tetapi juga memberikan pengetahuan, melakukan pemantauan, dan pembiasaan hidup bersih dan sehat.

Baca Juga: Apa itu Pedoman Gizi Seimbang?

Sumber

NHS. (2020). Malnutrition www.nhs.uk

Medical News Today. (2020). Malnutrition: What you need to know.  medicalnewstoday.com

Martianto, D. (2006). Meluruskan Pemahaman Masyarakat Tentang Busung Lapar. Prosiding Lokakarya Nasional II Penganekaragaman Pangan
WHO. (2021). Malnutrition. www.who.int

Pusdatin Kemenkes. (2015). Situasi Kesehatan Anak Balita Indonesia. pusdatin.kemenkes.go.id