Terbutaline: Dosis, Petunjuk Penggunaan, dan Efek Samping

Terbutaline: Dosis, Petunjuk Penggunaan, dan Efek Samping

Penulis: Umi Fatimah

Terbutaline merupakan obat untuk menangani mengi dan sesak napas akibat gangguan paru-paru, seperti asma, PPOK, bronkitis, dan emfisema. Terbutaline termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai bronkodilator.

Obat ini bekerja dengan mengendurkan otot-otot di sekitar saluran udara sehingga terbuka dan memudahkan Anda bernapas.

Terbutaline hanya dapat diperoleh dengan resep dokter dan hanya diresepkan pada orang dewasa dan anak-anak berusia minimal 12 tahun. Obat ini tersedia dalam berbagai bentuk sediaan berupa tablet, kaplet, sirup, suntik, cairan nebulizer, dan inhaler.

Baca Juga: Memahami Spirometri (Tes Fungsi Paru)

Peringatan Sebelum Menggunakan Terbutaline

Sebelum menggunakan obat terbutaline, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan meliputi:

  • Sampaikan pada dokter jika Anda alergi terhadap obat bronkodilator. Terbutaline mungkin mengandung bahan tidak aktif yang bisa menyebabkan reaksi alergi.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hipertiroidisme, diabetes, kejang, kadar kalium darah rendah.
  • Terbutaline dapat mengakibatkan pusing dan kantuk. Jangan mengemudi, menggunakan mesin, atau melakukan apa pun yang memerlukan kewaspadaan sampai Anda dapat melakukannya dengan aman.
  • Hentikan minum minuman beralkohol karena dapat meningkatkan risiko efek samping obat.
  • Sebelum menjalani operasi, beri tahu dokter atau dokter gigi Anda tentang semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat resep , obat nonresep, dan produk herbal).
  • Lansia dapat lebih sensitif terhadap efek samping obat ini, terutama efeknya pada jantung.
  • Sampaikan pada dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Terbutaline tidak aman digunakan pada wanita hamil untuk mencegah persalinan prematur.
  • Penggunaan terbutaline tidak disetujui untuk digunakan oleh siapa pun yang berusia di bawah 12 tahun.

Petunjuk Penggunaan Terbutaline

Ikuti semua petunjuk pada label resep Anda dan baca semua instruksi pengobatan. Jika ada bagian yang tidak Anda pahami, tanyakan pada dokter atau apoteker Anda.

Dokter dapat meresepkan terbutalin sebagai bagian dari terapi kombinasi dengan obat lain untuk mengatasi kondisi Anda. Gunakan semua obat sesuai petunjuk.

Dalam bentuk tablet, kaplet, dan sirup, Anda bisa minum obat ini dengan atau tanpa makanan. Minum obat persis seperti yang dianjurkan dokter.

Untuk terbutaline bentuk suntik, akan diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Terbutaline suntik biasanya diberikan hanya dalam waktu singkat, untuk meredakan gejala dengan cepat.

Penggunaan terbutaline dalam bentuk respule (cairan nebulizer) menggunakan nebulizer. Pastikan Anda memahami cara menggunakan alat hirup (nebulizer) dan cara membersihkannya dengan benar untuk mencegah infeksi.

Sedangkan untuk menggunakan terbutaline inhaler, posisikan inhaler sehingga corong mengarah ke atas. Pegang inhaler di tengah dengan satu tangan dan pegangan berwarna di bagian bawah dengan tangan lainnya. Jangan memegang corong inhaler.

Selanjutnya, jauhkan kepala Anda dari penghirup dan buang napas sepenuhnya untuk mengosongkan paru-paru Anda sebelum menghirup inhaler. Lalu letakkan corong di dalam mulut dan kencangkan bibir Anda rapat-rapat (jangan menggigit corong inhaler). Tarik napas dengan kuat dan dalam. Lepaskan corong dan buang napas perlahan. Setelah selesai, bersihkan corong inhaler dengan tisu.

Jangan menggunakan obat lebih banyak atau lebih sering dari yang dianjurkan oleh dokter. Gunakanlah obat secara teratur pada waktu yang sama setiap hari untuk mendapatkan manfaat yang maksimal.

Penting untuk diketahui bahwa setiap dosis terbutaline harus mengontrol gejala Anda setidaknya 6 jam setelah Anda meminumnya. Jika Anda merasakan gejala kambuh kembali sebelum waktunya untuk dosis berikutnya, tidak mengendalikan gejala sebaik pada awal pengobatan, atau gejala yang anda rasakan semakin parah, konsultasikan dengan dokter. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa kondisi Anda semakin memburuk.

Pahamilah bahwa terbutaline hanya dapat mengendalikan gejala, tetapi tidak akan menyembuhkan kondisi Anda. Terus gunakan terbutaline meskipun Anda merasa sehat. Jangan berhenti menggunakan terbutaline tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Dosis Terbutaline

Dokter akan memberikan dosis berdasarkan kondisi medis pasien dan respons tubuh pasien terhadap pengobatan.

Informasi berikut hanya mencakup dosis rata-rata obat ini. Jika dosis Anda berbeda, jangan mengubahnya kecuali dokter Anda menyuruh Anda melakukannya.

Untuk pengobatan penyempitan saluran pernapasan (bronkospasme) akut akibat asma, emfisema , PPOK, atau bronkitis

Sediaan tablet:

  • Dewasa: 2,5 hingga 3 mg, diminum 3 kali sehari. Dosis kemudian dapat ditingkatkan menjadi 15 mg sesuai kebutuhan.
  • Anak-anak usia 12–15 tahun: Dosis awal 2,5 mg, diminum 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 7,5 mg, 3 kali sehari.

Sediaan inhaler:

  • Dewasa: 0,25 hingga 0,5 mg sesuai kebutuhan. Dosis maksimal sebesar 2 mg/hari.

Untuk menangani penyempitan saluran pernapasan (bronkospasme) berat:

Terbutaline suntik:

  • Dewasa: 0,25 mg setiap 15-30 menit untuk dua dosis. Dosis maksimum adalah 0,5 mg diberikan setiap 4 jam. Obat disuntikan ke bawah kulit, pembuluh darah, atau otot.

Terbutaline nebulizer: 

  • Dewasa: 2,5 hingga 10 mg, 2–4 kali sehari
  • Anak-anak dengan berat badan ≥25 kg: 5 mg, 2–4 kali sehari.
  • Anak-anak dengan berat badan <25 kg: 2 hingga 5 mg, 2–4 kali sehari.

Baca Juga: Asfiksia: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Efek Samping Terbutaline 

Dapatkan bantuan medis darurat jika Anda memiliki tanda-tanda reaksi alergi setelah menggunakan terbutaline. Gejala reaksi alergi obat meliputi gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

Terbutaline dapat menyebabkan efek samping yang serius. Hubungi dokter segera jika Anda mengalami:

  • Mengi, tersedak, atau masalah pernapasan lainnya setelah menggunakan terbutaline
  • Nyeri dada, detak jantung cepat
  • Perasaan pusing, seperti ingin pingsan
  • Kejang
  • Kadar potasium rendah, yang ditandai dengan kram kaki, sembelit , detak jantung tidak teratur, rasa haus atau buang air kecil meningkat, mati rasa atau kesemutan, kelemahan otot atau rasa lemas
  • Kondisi semakin memburuk atau tidak ada perbaikan pada gejala yang dialami.

Sementara, efek samping yang umum dari penggunaan terbutaline termasuk:

  • Rasa gugup, tubuh gemetar, atau tremor
  • Mengantuk
  • Sakit kepala
  • Mual atau muntah.

Selain risiko efek samping di atas, terbutaline dapat menyebabkan efek samping lain. Hubungi dokter jika Anda memiliki masalah yang tidak biasa saat Anda meminum obat ini.

Baca Juga: Memahami Istilah Code Blue Asma

 

Sumber

Drugs. Terbutaline (oral/injection). drugs.com

MIMS. Terbutaline. mims.com

Medline Plus. Terbutaline. medlineplus.gov

WebMD. Terbutaline SULFATE – Uses, Side Effects, and More. webmd.com