Trombositosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan
By: Opie
Categories:
Trombositosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan
Penulis: Susi | Editor: Opie
Ditinjau oleh: dr. Tommy
Terakhir ditinjau: 27 November 2022
Trombositosis adalah suatu kondisi dimana tubuh memiliki terlalu banyak trombosit dalam darah.
Trombosit sendiri merupakan partikel darah yang diproduksi di dalam sumsum tulang yang memiliki peran dalam pembekuan darah.
Trombosit yang normal umumnya memiliki jumlah 150.000-450.000 sel/mikroliter. Sedangkan, pada kondisi trombositosis, jumlah trombosit di dalam tubuh mencapai angka di atas 450.000 sel/mikroliter.
Terlalu banyak jumlah trombosit di dalam tubuh akan menyebabkan beberapa gangguan, seperti stroke (serangan jantung) dan pembekuan di pembuluh darah.
Baca Juga: 7 Jenis Buah-buahan untuk Menaikkan Trombosit
Penyebab Trombositosis
Penyebab trombositosis dapat berbeda-berbeda tergantung dari tipenya. Saat ini diketahui bahwa trombositosis dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu trombositosis primer dan trombositosis sekunder.
- Trombositosis Primer (Esensial)
Trombositosis primer disebut juga trombositosis esensial atau Trombositemia Esensial (ET).
Kondisi ini adalah sebuah gangguan dimana terdapat sel-sel abnormal pada sumsum tulang belakang menyebabkan peningkatan trombosit.
Walaupun begitu, kondisi yang hingga kini belum diketahui secara pasti apa penyebabnya ini bukanlah penyakit genetik.
- Trombositosis Sekunder (Reaktif)
Berbeda dengan trombositosis primer yang jarang terjadi, trombositosis sekunder atau trombositosis reaktif menyumbang 80-90% dari kasus trombositosis yang ada.
Kondisi ini sendiri disebut reaktif karena trombositosis sekunder adalah keadaan yang disebabkan oleh penyakit lain yang telah lebih dulu diderita oleh pasien. Penyakit tersebut antara lain:
- Anemia (karena kekurangan zat besi)
- Peradangan (misalnya, radang usus)
- Infeksi
- Kanker
- Pembedahan (misalnya, pengangkatan limpa)
- Stres fisik pasca operasi (trauma)
- Kehilangan darah akut
Kondisi trombositosis sering ditemukan pada lansia. Rata-rata pasien yang mengalami trombositosis memiliki rentang umur kurang lebih 60 tahun.
Namun, 5% dari anak-anak yang menderita leukemia limfoblastik akut juga mengalami trombositosis sekunder pada saat diagnosis.
Tanda dan Gejala Trombositosis
Penderita trombositosis mungkin saja tidak memiliki tanda atau gejala. Keadaan ini umumnya hanya akan diketahui setelah rutin melakukan tes darah.
Namun, penderita trombositosis primer kemungkinan memiliki tanda dan gejala yang serius dibandingan penderita trombositosis sekunder.
Tanda dan gejala dari trombositosis primer yang umum diketahui meliputi:
- Kelemahan/lemas
- Pendarahan (dari hidung, mulut dan gusi)
- Sakit kepala
- Nyeri pada dada
- Kesemutan di tangan dan kaki
- Memar di kulit
Selain itu, pembekuan darah yang tidak normal juga dapat terjadi. Hal ini menyebabkan stroke, serangan jantung dan pembekuan yang tidak biasa di pembuluh darah perut.
Baca Juga: 6 Kondisi yang Bisa Menyebabkan Trombosit Tinggi
Diagnosis Trombositosis
Saat Anda memeriksakan diri ke dokter, dokter akan mendiagnosis trombositosis berdasarkan riwayat kesehatan Anda, pemeriksaan fisik dan tes diagnostik.
Untuk tes diagnostik, dokter akan merekomendasikan beberapa tes berikut untuk dilakukan:
- Perhitungan Darah Lengkap
Perhitungan darah lengkap atau Complete Blood Count (CBC) bertujuan untuk mengukur sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dalam tubuh Anda.
Di dalam tes ini, umumnya sampel darah Anda akan diambil dari pembuluh darah di area lengan.
- Apusan Darah (Blood Smear)
Apusan darah bertujuan untuk memeriksa kondisi trombosit Anda. Pengambilan sampel darahnya sama seperti CBC.
- Tes Sumsum Tulang
Tes ini bertujuan untuk memeriksa apakah kondisi sumsum tulang Anda sehat atau tidak.
Terdapat dua jenis tes sumsum tulang, yaitu aspirasi sumsum tulang dan biopsi sumsum tulang.
Pengobatan Trombositosis
Penderita trombositosis yang tidak memiliki tanda dan gejala kemungkinan tidak memerlukan pengobatan asalkan pasien senantiasa berada pada kondisi yang tetap stabil.
Namun, beberapa penderita yang memiliki gejala tertentu akan membutuhkan pengobatan-pengobatan berikut:
- Pengobatan Trombositosis Primer
Bagi penderita trombositosis primer pengobatan yang dilakukan adalah untuk menekan produksi trombosit oleh sumsum tulang.
Obat-obatan yang digunakan, yaitu hydroxyurea dan anagrelide. Obat-obatan ini biasanya harus dikonsumsi tanpa batas waktu.
- Pengobatan Trombositosis Sekunder
Bagi penderita trombositosis sekunder, dokter kemungkinan akan meresepkan aspirin.
Aspirin sendiri berfungsi untuk mengencerkan darah, sehingga menghambat terjadinya pembekuan darah.
Namun, penggunaan aspirin harus dengan resep dokter, sebab penggunaan yang tidak tepat justru dapat menyebabkan pendarahan yang tidak diinginkan.
Sebagai catatan tambahan, apabila Anda memiliki tanda dan gejala seperti yang telah dipaparkan di atas, ada baiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter guna mendapat penanganan yang tepat.
Baca Juga: Trombositopenia: Kenali Penyebab dan Gejalanya
SumberMayo Clinic. (2020). Thrombocytosis: symptoms and causes. www.mayoclinic.org.
Cancer Therapy Advisor. (2017). Thrombocytosis. www.cancertherapyadvisor.com
My Cleveland Clinic. (2021). Thrombocytosis. www.my.clevelandclinic.org
National Heart, Lung and Blood. Thrombocythemia and Thrombocytosis. www.nhlbi.nih.gov