6 Kondisi yang Bisa Menyebabkan Trombosit Tinggi

6 Kondisi yang Bisa Menyebabkan Trombosit Tinggi

Penulis: Dita | Editor: Umi

Trombosit atau keping darah adalah partikel darah yang diproduksi di sumsum tulang belakang dan berperan penting dalam proses pembentukan bekuan darah. Ketika jumlah trombosit Anda lebih tinggi dari yang seharusnya, maka Anda menderita trombositosis.

Jika penyebab meningkatnya produksi trombosit dalam darah adalah karena ada alasan mendasar, seperti infeksi, maka ini disebut dengan trombositosis reaktif atau trombositosis sekunder. Sedangkan pada kasus yang lebih jarang, trombositosis tidak diketahui penyebab aslinya. Kelainan ini disebut dengan trombositemia primer atau trombositemia esensial. Ini merupakan penyakit pada darah dan sumsum tulang.

Dokter akan melakukan pengecekan trombosit dengan tes darah. Jika ada tanda yang menunjukkan jumlahnya lebih banyak dari yang seharusnya, dokter juga harus menentukan jenis trombositosis yang Anda alami. Ini karena trombositosis reaktif dan trombositemia esensial membutuhkan penanganan yang berbeda.

Baca Juga: Pentingnya Jumlah Trombosit Normal dalam Darah

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai berbagai penyebab meningkatnya jumlah trombosit dalam darah, simak poin-poin berikut ini!

1. Gangguan Mieloproliferatif

Gangguan mieloproliferatif kronis adalah kondisi di mana sumsum tulang belakang memproduksi terlalu banyak sel darah. Efeknya, Anda akan mengalami trombositosis.

Kondisi ini termasuk ke dalam trombositemia esensial. Karena jumlah trombosit yang berlebihan, darah akan menjadi kental dan mengalir lebih lambat. Efeknya, darah akan mudah membeku.

2. Infeksi

Baik pada orang dewasa maupun anak-anak, infeksi adalah penyebab paling umum meningkatnya jumlah trombosit dalam darah. Peningkatan bisa menjadi sangat ekstrem dengan jumlah trombosit lebih dari 1 juta sel per mikroliter.

Sebagian besar orang yang mengalami kondisi ini tidak menunjukkan gejala, tapi ada pasien yang memiliki faktor risiko bisa mengalami pembekuan darah. Jumlah trombosit umumnya akan kembali normal setelah infeksinya sembuh. Namun, ini bisa memakan waktu sampai beberapa minggu.

3. Anemia Defisiensi Zat Besi

Anemia memang secara umum berhubungan dengan tingkat hemoglobin dan sel darah merah yang rendah. Namun, anemia defisiensi zat besi kerap berhubungan dengan peningkatan jumlah trombosit. Kondisi ini pada umumnya bisa ditangani dengan baik lewat pemberian suplemen zat besi yang tepat.

Baca Juga: Fakta Penting Trombosit dalam Darah dan Kelainannya

4. Pengangkatan Limpa

Di dalam limpa kita juga terdapat sejumlah trombosit. Karena bukan merupakan organ esensial, berbagai masalah kesehatan bisa saja membuat seseorang menjalani pengangkatan limpa (splenektomi) atau limpa yang sudah tidak berfungsi dengan baik lagi.

Kondisi tidak ada atau tidak berfungsinya limpa juga bisa membuat seseorang mengalami trombositosis. Trombositosis karena masalah pada limpa umumnya berada pada tingkatan ringan sampai sedang dan bisa ditoleransi dengan baik.

Saat baru menjalani splenektomi, trombositosis yang dialami oleh pasien mungkin sangat parah dan bisa memicu terbentuknya bekuan darah. Komplikasi ini terjadi pada sekitar 5% pasien yang menjalani splenektomi.

5. Inflamasi

Inflamasi atau peradangan, seperti gangguan rematik hingga radang usus bisa menyebabkan trombositosis.

Peningkatan jumlah trombosit terjadi sebagai bentuk respons terhadap sitokin (protein kecil yang dilepaskan dari sel yang memberi sinyal pada sel lain untuk melakukan sesuatu). Secara khusus, sitokin interleukin-6 dan trombopoietin merangsang produksi trombosit.

6. Kanker

Trombositosis juga bisa menjadi efek sekunder dari tumor ganas atau kanker. Kondisi ini disebut dengan trombositosis paraneoplastic.

Kasusnya lebih sering terjadi pada tumor yang sifatnya padat, seperti kanker paru-paru, karsinoma hepatoseluler (hati), kanker ovarium, dan kanker kolorektal (saluran pencernaan). Peningkatan jumlah trombosit juga dapat dilihat pada leukemia myelogenous kronis (CML).

Kebanyakan orang dengan trombosit tinggi tidak menunjukkan gejala apa-apa. Namun. di awal biasanya pasien akan mengalami memar kulit, perdarahan dari tempat-tempat, seperti hidung, mulut, dan gusi, serta perdarahan di perut atau saluran usus.

Pembekuan darah yang tidak normal juga bisa terjadi. Ini dapat mengakibatkan stroke, serangan jantung, dan pembekuan darah yang abnormal di pembuluh darah perut.

Jika Anda mengalami salah satu gejala di atas, jangan ragu untuk menghubungi dokter untuk melakukan tes darah. Tes inilah nanti yang akan menjadi petunjuk apakah trombosit Anda memang tinggi atau tidak untuk kemudian dilakukan langkah penanganan yang sesuai.

Baca Juga: Trombositopenia: Kenali Penyebab dan Gejalanya

Sumber

Verywell Health (2020). 8 Things That Elevate Your Platelet Count. www.verywellhealth.com

Healthline (2019). Primary Thrombocythemia. www.healtline.com

Mayo Clinic (2020). Thrombocytosis. www.mayoclinic.org

Cancer Therapy Advisor (2017). Thrombocytosis. www.cancertherapyadvisor.com