Tamponade Jantung: Pahami Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Tamponade Jantung: Pahami Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Penulis: Umi Fatimah

Tamponade jantung adalah kondisi medis serius di mana jantung tidak dapat memompa cukup darah ke tubuh karena penumpukan cairan di perikardium. Perikardium terdiri dari dua lapisan jaringan tipis yang mengelilingi organ jantung. Area ini biasanya mengandung sedikit cairan untuk mencegah gesekan antar lapisan.

Namun, tingkat cairan yang sangat tinggi memberikan tekanan yang kuat pada jantung sehingga menghambat kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik. Jika kadar cairan meningkat dengan cepat, kondisi ini dapat mengancam nyawa.

Baca Juga: Defek Septum Ventrikel, Kelainan Jantung yang Ditandai dengan Lubang

Penyebab Tamponade Jantung

Tamponade jantung terjadi ketika tekanan akibat penumpukan cairan di ruang perikardium sehingga membuat jantung tidak berdetak dengan baik. Penumpukan cairan ini dalam istilah medis disebut efusi perikardial.

Tamponade jantung biasanya disebabkan oleh cedera pada perikardium akibat trauma atau penyakit lain yang mendasarinya. Beberapa masalah kesehatan yang dapat menyebabkan penumpukan cairan ini antara lain:

Sementara dalam kasus yang jarang terjadi, tamponade jantung juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor lain, termasuk:

Gejala Tamponade Jantung

Tamponade jantung dapat mengganggu kemampuan jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, sirkulasi darah menjadi tidak lancar sehingga dapat menyebabkan gejala, seperti nyeri dada dan sakit kepala ringan.

Ada tiga tanda khas tamponade jantung, di mana dokter menyebut ketiga tanda tersebut sebagai Beck’s triad. Tiga tanda yang mengindikasikan tamponade jantung mencakup:

  • Tekanan darah rendah (hipotensi) dan denyut nadi lemah karena volume darah yang dipompa jantung berkurang
  • Pembuluh darah leher melebar/menggembung karena kesulitan mengembalikan darah ke jantung
  • Detak jantung yang cepat disertai dengan bunyi jantung yang teredam karena meluasnya lapisan cairan di dalam perikardium.

Selain itu, penderita tamponade jantung juga dapat mengalami gejala berikut:

  • Detak jantung yang cepat
  • Pingsan
  • Kelelahan atau terasa ngantuk
  • Kecemasan
  • Rasa nyeri tajam di dada, punggung, perut, atau bahu
  • Sesak napas
  • Pusing atau hampir pingsan
  • Pembengkakan di perut atau kaki (edema)
  • Rasa tidak nyaman di dada yang biasanya membaik saat Anda mencondongkan tubuh ke depan atau duduk
  • Perubahan warna kulit, terutama kulit pucat, abu-abu, atau biru.

Baca Juga: Penyakit Jantung rematik: Definisi, Gejala, Penanganan dan Pencegahannya

Diagnosa Tamponade Jantung

Tamponade jantung memiliki gejala yang mirip dengan beragam kondisi atau penyakit lainnya, sehingga dokter perlu melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan guna memastikan hasil diagnosa.

Salah satu cara untuk memastikan diagnosis tamponade jantung adalah dengan mencari tiga tanda khas (Beck’s triad) pada pasien. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan memeriksa tekanan darah, mendengarkan detak jantung, dan memeriksa tampilan pembuluh darah pasien.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan meliputi:

  • Ekokardiogram (Echo), untuk melihat gambaran jantung secara detail, sehingga membantu dokter mendeteksi cairan di ruang perikardium.
  • Rontgen dada, untuk menunjukkan apakah jantung berukuran besar secara tidak normal karena penumpukan cairan.
  • CT scan, untuk memastikan adanya penumpukan cairan di ruang perikardium.
  • Elektrokardiogram (EKG), untuk memeriksa aktivitas listrik jantung.
  • Tes darah, untuk mengukur kadar sel darah merah dan putih, serta mendeteksi kerusakan otot jantung akibat serangan jantung.

Pengobatan Tamponade Jantung

Karena tamponade jantung dapat mengakibatkan syok atau kematian, kondisi ini memerlukan perawatan medis darurat. Dalam mengobati tamponade jantung, dokter akan mengeluarkan cairan dari sekitar jantung guna mengurangi tekanan pada jantung pasien dan kemudian mengobati kondisi yang mendasarinya.

Untuk mengeluarkan cairan dan mengurangi tekanan pada jantung, dokter dapat melakukan beberapa metode berikut:

  • Perikardiosentesis: Prosedur ini melibatkan pengeluaran cairan dari ruang perikardium menggunakan jarum.
  • Perikardiektomi: Dokter bedah akan mengangkat sebagian perikardium untuk mengurangi tekanan pada jantung.
  • Torakotomi: Prosedur pembedahan ini untuk mengalirkan darah atau menghilangkan gumpalan darah pada tamponade jantung yang terjadi akibat cedera.

Pasien juga akan menerima oksigen, cairan infus, dan obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah.

Setelah kondisi pasien stabil, dokter perlu melakukan tes tambahan untuk menentukan dan mengobati penyebab tamponade jantung untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Pilihan pengobatan pada tahap ini akan bergantung pada penyebab tamponade jantung.

Komplikasi Tamponade Jantung

Kondisi tamponade jantung sangat berbahaya karena dapat membatasi jumlah darah yang dipompa jantung sehingga dapat menghilangkan darah dan oksigen dari tubuh pasien. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan serangan jantung, syok, aritmia jantung, nyeri dada, kegagalan fungsi organ, hingga kematian.

Untuk itu, segera dapatkan perawatan medis, jika Anda berisiko terkena tamponade jantung dan merasakan salah satu gejala tamponade jantung. Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat dan cepat dapat meningkatkan peluang pasien untuk bertahan hidup.

Baca Juga: Hipertrofi Ventrikel Kiri, Pembesaran Bilik Kiri Jantung

 

Sumber

Cleveland Clinic. Cardiac Tamponade. my.clevelandclinic.org

Medical News Today (2023). What to know about cardiac tamponade. medicalnewstoday.com 

Medicine Net. What Are Three Signs of Cardiac Tamponade?. medicinenet.com

Verywell Health. Cardiac Tamponade: What to Know. verywellhealth.com